Manajemen Rantai Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT Agro Lestari di Cibogo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

53

6.2.5 Stakeholder

Stakeholders supporting actors merupakan beberapa pihak atau organisasi selain pelaku anggota rantai pasok yang memiliki kepentingan dan berfungsi sebagai pihak yang mendukung keberlangsungan rantai pasokan. Pada sistem agribisnis, stakeholders rantai pasokan dapat dikategorikan sebagai subsistem layanan pendukung dari suatu sistem yang terintegrasi. Layanan pendukung dalam sistem agribisnis tersebut dapat berupa lembaga keuangan, lembaga riset maupun lembaga pendidikan yang memberikan pembinaan terhadap anggota sistem agribisnis. Institusi yang menjadi layanan pendukung dalam rantai pasokan brokoli organik yaitu Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor. Dinas Pertanian dn Kehutanan Kabupaten Bogor merupakan perwakilan dari pihak pemerintah daerah yang memiliki kepentingan terhadap keberlangsungan sektor pertanian di wilayah Cisarua Bogor, karena letak dari PT Agro Lestari dan petani mitranya berada di wilayah Cisarua Bogor. Dinas pertanian memiliki peranan dalam rantai pasokan brokoli organik, yakni sebagai layanan pendukung berupa pembinaan atau penyuluhan kegiatan budidaya brokoli organik. Salah satu kegiatannya yaitu penyelenggaraan seminar mengenai budidaya organik yang diikuti oleh beberapa petani mitra dari PT Agro Lestari.

6.3 Manajemen Rantai

Manajemen Rantai merupakan sebuah „proses payung‟ dimana produk diciptakan dan disampaikan kepada konsumen dari sudut struktural. Dalam manajemen rantai, terdapat hubungan yang mempertahankan organisasi dengan rekan bisnisnya untuk mendapatkan sumber produksi dalam menyampaikan kepada konsumen. Manajemen rantai terdiri dari struktur manajemen, pemilihan mitra, kesepakatan kontraktual, sistem transaksi, dukungan kebijakan dan permodalan.

6.3.1 Pemilihan Mitra

Pemilihan mitra merupakan salah satu faktor yang mendukung kesuksesan kegiatan rantai pasokan. Pemilihan mitra dalam rantai pasokan brokoli organik bertujuan untuk menjamin terciptanya jalinan kerjasama yang saling 54 menguntungkan. Pemilihan mitra dalam rantai pasokan berkaitan erat dengan kriteria pemilihan dan proses pengambilan keputusan berdasarkan informasi. Pihak yang dijadikan mitra dalam rantai pasokan setidaknya harus memenuhi prasyarat yang ditentukan oleh pihak lainnya. Tabel 7 menjelaskan ktriteria- kriteria yang dipertimbangkan dalam pemilihan mitra. Pemilihan mitra dalam rantai pasokan brokoli organik antara lain meliputi pemilihan mitra petani brokoli organik, pemilihan mitra pengumpul PT Agro Lestari, pemilihan mitra distributor PT X, pemilihan retailer supermarket. Aspek yang sangat berpengaruh dalam pemilihan petani brokoli organik sebagai mitra adalah kemampuan dan pengetahuan petani dalam menghasilkan brokoli organik dengan kualitas yang baik, kemampuan petani dalam menepati waktu pengiriman brokoli organik yang sesuai dengan pesanan dan kemampuan petani dalam berkompromi, serta dapat dipercaya. Selain kemampuan tersebut, PT Agro Lestari juga menilai kelayakan petani yang dijadikan mitranya. Kelayakan yang dinilai oleh PT Agro Lestari terutama terkait dengan kepemilihan lahan yang harus benar organik, kemampuan produksi serta metode budidaya yang menggunakan sistem pertanian organik. Kemampuan dan penilaian kelayakan petani dinilai oleh PT Agro Lestari pada saat mereka hanya sebatas mitra jual- beli, karena seringnya berinteraksi antara petani dengan pihak PT Agro Lestari, maka pihak PT Agro Lestari mulai mengenal petani-petani yang menjadi mitra jual-belinya. Selain itu, beberapa mitra petani yang ada saat ini merupakan petani didikan dari PT Agro Lestari langsung, serta petani yang telah lama bekerja di Bina Sarana Bhakti BSB, sehingga PT Agro Lestari telah mengetahui kemampuan yang dimiliki petani tersebut. Seiring dengan berkembangnya usaha dari PT Agro Lestari, maka mulailah dibutuhkan petani-petani yang sanggup dan mau bekerjasama menjadi mitra dalam memenuhi permintaan brokoli organik, maka petani dengan penilaian kemampuan dan kelayakan seperti itulah yang dijadikan ukuran oleh PT Agro Lestari dalam menentukan mitranya. Bagi petani brokoli organik, tidak terdapat kriteria khusus dalam memilih mitra untuk memasarkan hasil panennya. Sebagian besar dari petani mitra tersebut, merasa memiliki keuntungan dengan bermitra. Dengan bermitra, maka posisi tawar dari petani tersebut dapat meningkat dibandingkan dengan 55 memasarkan sendiri produknya di pasaran. Secara umum, petani menginginkan penyalur yaitu persediaan bersedia membeli hasil panen brokoli organik dengan harga tertinggi, bersedia memberikan bantuan pinjaman, bersedia berbagi informasi pasar yang akan dituju dan kesanggupan dalam menyediakan dana tunai pada saat transaksi. Dalam prakteknya, PT Agro Lestari sudah dan terus berusaha menyanggupi semua keinginan petani mitranya, bahkan PT Agro Lestari juga bersedia untuk berkonsultasi seputar permasalahan yang ada di lahan dengan petani mitranya. Namun untuk masalah pembayaran, terkadang masih terjadi keterlambatan pembayaran. Hal tersebut dikarenakan pembayaran oleh PT X dilakukan sebulan sekali sehingga PT Agro Lestari tidak dapat membayar langsung kepada petani. Pihak PT Agro Lestari juga memiliki kriteria dalam memilih mitra distributor untuk memasarkan brokoli organik dari petani mitranya. Pemilihan PT X sebagai distributor untuk brokoli organik dikarenakan atas beberapa pertimbangan. Pertimbangan dalam memilih PT X yaitu kredibilitas dari perusahaan tersebut dalam bidang distribusi produk agribisnis yang telah terpercaya, transparasi informasi mengenai pasar, serta komitmen dalam keberlanjutan kerjasama dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, pembiayaan untuk sertifikat organik dan harga yang sesuai dengan harapan perusahaan juga menjadi salah satu pertimbangan dalam pemilihan mitra usaha. Penentuan harga brokoli organik ditujukan untuk menjaga posisi tawar serta mendistribusikan keuntungan dan manfaat kemitraan secara adil kepada petani mitranya. Pihak PT X selaku distributor brokoli organik dari PT Agro Lestari juga memiliki kriteria khusus dalam menentukan pengumpul brokoli organik. Kriteria mitra yang dari PT X yaitu pengumpul yang dapat mengumpulkan brokoli organik dari para petani organik yang dapat memenuhi standar kriteria produk yang telah ditetapkan oleh PT X dan mampu memenuhi pesanan. Hal tersebut dilakukan, untuk menjaga kualitas brokoli organik yang diinginkan konsumen dan menjaga nama baik perusahaan sebagai distributor produk agribisnis. Selain penentuan kriteria bagi perusahaan pengumpul, PT X juga memiliki beberapa kriteria dalam memilih mitra perusahaan retailer supermarket. Setidaknya terdapat empat buah prasyarat penting yang menjadi kriteria dalam pemilihan mitra retailer, yakni 56 penentuan harga brokoli organik yang menguntungkan, transparasi informasi, komitmen dalam berkelanjutan kerjasama, dan birokrasi yang tidak berbelit-belit. Penentuan harga brokoli dan transparasi informasi ditujukan untuk menjaga posisi tawar serta mendistribusikan keuntungan kepada rantai pasoknya. Komitmen dalam keberlanjutan kerjasama ditujukan kepada pembentukan kemitraan yang berkesinambungan sehingga menjaga kerjasama yang menguntungkan. Sedangkan birokrasi yang tidak berbelit-belit ditujukan agar dalam kegiatan transaksi tidak akan memakan waktu yang cukup lama, sehingga menghemat waktu dalam prosesnya. Karena dalam satu hari, PT X mensuplai brokoli organik ke beberapa supermarket yang berbeda lokasinya, maka waktu sangat dibutuhkan dalam proses distribusi brokoli organik. Pihak supermarket sebagai pelaku rantai pasokan brokoli organik sebelum sampai ke tangan konsumen juga memiliki kriteria tertentu dalam memilih mitra pemasoknya. Kriteria utama dari pemilihan pemasok brokoli organik ke supermarket antara lain terkait dengan kemampuan pemasok dalam menghasilkan brokoli berkualitas yang sesuai dengan keinginan konsumen akhir, sanggup mensuplai tepat waktu dan tepat jumlah, berkomitmen dalam bekerjasama dan mempunyai reputasi yang baik sebagai penghasil brokoli organik. Aspek kualitas brokoli organik yang sesuai dengan keinginan konsumen akhir menjadi hal yang sangat diperhatikan, mengingat konsumen yang datang berbelanja ke supermarket sangat memperhatikan penampilan brokoli organik. Hal tersebut diperhatikan konsumen karena terkait dengan kebutuhan. 57 Tabel 7. Kriteria Pemilihan Mitra Petani Perusahaan 1. Memproduksi produk yang sesuai dengan kualitas yang diinginkan. 2. Mampu mengirim produk tepat waktu. 3. Sanggup mensuplai secara continue 4. Sanggup bertanggung jawab dan mematuhi kesepakatan sebelumnya 1. Memproduksi produk yang berkualitas. 2. Mampu mengirim produk tepat waktu. 3. Sanggup mensupplai secara continue. 4. Sanggup menerima penolakan produk akibat adanya kerusakan. 5. Memiliki sistem pemesanan yang efektif. Agen Ritel 1. Memiliki reputasi yang baik. 2. Memiliki data keuangan yang baik. 3. Memiliki performa penjualan yang baik. 4. Memiliki fasilitas yang memadai. 5. Memiliki metode pemasaran yang baik. 1. Memiliki reputasi yang baik. 2. Memiliki performa penjualan yang baik. 3. Memiliki fasilitas penjualan yang baik 4. Terletak di lokasi yang strategis.

6.3.2 Kesepakatan Kontraktual

Pengelolaan rantai secara terintegrasi yang melibatkan beberapa pihak membutuhkan suatu kesepakatan bersama. Kesepakatan bersama tersebut merupakan komitmen yang kemudian dituangkan dalam bentuk kontrak kerjasama diantara pelaku rantai pasokan brokoli organik. Proses penyusunan kerjasama antara pelaku rantai pasokan brokoli organik pada PT Agro Lestari diawali dari keinginan pihak PT Agro Lestari untuk memenuhi kebutuhan konsumen agar mampu bersaing dengan produsen brokoli organik yang lainnya dan mampu memenuhi keuntungan bersama antara PT Agro Lestari dengan mitra taninya. Dalam pembuatan kesepakatan kontraktual dengan pihak lain, pada dasarnya mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Adanya kesepakatan kontraktual dibuat agar anggota rantai pasokan menandakan bahwa terdapat keterbatasan pada masing-masing anggota rantai pasokan tersebut. Tujuan dibuat kesepakan anggota rantai tersebut adalah untuk mengembangkan kerjasama dengan mitra agar kedua belah pihak, mendapatkan keuntungan dan saling menutupi keterbatasan masing-masing. Beberapa aspek yang dapat dicapai melalui kerjasama tersebut antara lain : 58 a Meningkatkan rantai nilai produk. Adanya kerjasama memudahkan pihak yang memiliki keterbatasan untuk diproses oleh pihak lain agar memiliki nilai jual yang lebih tinggi. b Meningkatkan jejaring pasar atau akses pasar. c Menciptakan jaminan produksi dan pasokan dari mitra. d Mengakselerasi pertumbuhan bisnis penjualan. Kesepakatan kontraktual umumnya dibuat untuk tujuan kerjasama jangka panjang. Dengan terbangunnya kerjasama atau kemitraan, diharapkan semua anggota rantai pasokan yang terlibat dalam mengoptimalisasi penggunaan sumberdaya dapat mencapai keuntungan yang maksimal dan meminimumkan risiko sehingga rantai pasokan yang terlibat tersebut dapat berkembang dengan cepat. Dalam rantai pasokan yang dijalani oleh PT Agro Lestari, tidak ada kesepakatan kontraktual yang tertulis, baik dengan pihak petani mitranya maupun pihak PT X. Kesepakatan yang terjalin karena telah adanya kepercayaan yang telah terjalin dalam jangka waktu yang lama, dengan kata lain kesepakatan terjadi hanya dari mulut ke mulut. Sedangkan bentuk kerjasama antara PT X dengan supermarket berdasarkan kontrak tertulis. Bentuk kesepakan tertulis menerangkan hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam transaksi. Beberapa isi dari kesepakatan tersebut adalah jadwal pengiriman produk, detail produk yang dipesan, penentuan harga jual produk, dan sistem pembayaran yang dilakukan. Sedangkan isi dari kesepakatan yang terjadi antara PT Agro Lestari dengan mitra tani maupun antara PT Agro Lestari dengan PT X, tidak jauh berbeda dengan isi kesepakatan antara PT X dengan supermarket. Perbedaannya hanya tidak adanya kesepakatan tertulis saja. Kesepakatan yang disepakati oleh PT Agro Lestari dan petani yaitu mengenai pengiriman brokoli organik dan perhitungan brokoli organik yang dibayarkan oleh PT Agro Lestari. Pengiriman oleh petani dilakukan antara pukul 09.00 atau 10.00 WIB. Sedangkan untuk perhitungan brokoli organik yang akan dibayarkan PT Agro Lestari kepada petani adalah brokoli organik yang telah disortir kemudian ditimbang bobot keseluruhan, maka bobot ini yang akan menjadi perhitungan untuk pembayaran brokoli organik kepada petani. 59 Kesepakatan yang terjalin antara petani, PT Agro Lestari dan PT X memang masih berdasarkan pada sistem kepercayaan, namun terdapat beberapa ketentuan yang menjadi pegangan bagi kedua belah pihak. Dalam penentuan harga, ditentukan dengan melihat harga pasaran untuk produk brokoli organik yang telah di packing. Pengiriman brokoli organik dari PT Agro Lestari ke PT X, dilakukan sore hari antara pukul 17.00 hingga 18.00 WIB. Brokoli organik dijemput oleh pihak PT X, perhitungan dilakukan berdasarkan pesanan dan jumlah bobot yang di pesan sebelumnya. Sedangkan kesepakatan yang terjalin antara PT X dengan pihak supermarket dilakukan dengan kontrak tertulis. Ketentuan dalam kontrak yang terjadi antara PT X dan supermarket diantaranya mengenai detail produk yang dipesan, penetapan harga dan jadwal pengiriman brokoli organik. Detail produk yang dipesan supermarket yakni brokoli organik yang dikemas menggunakan plastik wrapping dengan berat yang telah ditentukan. Bobot brokoli organik per batang yang dikemas dengan menggunakan plastik wrapping tidak boleh lebih dari 300 gr. Brokoli yang dipanen tidak boleh terlalu tua dan bentuk bunganya tidak kuning maupun kecoklatan. Dalam penetapan harga brokoli organik, sebelumnya PT X melakukan tawar menawar dengan pihak supermarket. Jadi harga brokoli organik disetiap supermarket berbeda-beda, tergantung pada kekuatan tawar menawar antara pihak PT X dengan pihak supermarket. Sedangkan untuk ketentuan pengiriman brokoli organik, PT X mengirimkan brokoli organik setiap hari, waktu pengiriman brokoli organik maksimal tiba di lokasi pada pukul 06.30 WIB. Dari pengamatan penelitian yang dilakukan, kondisi dari pihak-pihak yang bermitra dalam rantai pasokan brokoli organik ini menggambarkan karakteristik dari masing-masing mitra tersebut. Tabel 8. menjelaskan penilaian yang dilakukan pada beberapa mitra di dalam rantai pasokan. 60 Tabel 8. Penilaian terhadap Petani, Pengumpul, Supplier dan Retiler dalam Rantai Pasokan Petani Nilai Pengumpul Nilai Supplier Nilai Retiler Nilai - Memprodu ksi produk yang berkualitas - Harga dari produk - Menerima dan tanggung jawab terhadap kesepakata n - Mengirim produk tepat waktu - Mau menerima produk yang di- reject ditolak S AS AS AS S - Memiliki sistem pemesanan yang efektif - Ketersediaan produk yang continue - Mau menerima produk yang di-reject ditolak - Mengirim produk tepat waktu - Memproduks i produk yang berkualitas S AS AS AS S - Memiliki reputasi yang baik - Memiliki sistem pemesanan yang efektif - Memiliki record pemasaran yang baik - Memiliki fasilitas distribusi yang memadai - Memiliki metode pemasaran yang baik AS S S TS S - Memiliki reputasi yang baik - Memiliki record penjualan yang baik - Memiliki performa penjualan yang baik - Memiliki fasilitas yang memadai - Memiliki metode pemasara n yang baik S S S AS S Keterangan : S = Setuju AS = Agak Setuju TS = Tidak Setuju

6.3.3 Sistem Transaksi

Sistem transaksi yang diterapkan di dalam rantai pasokan ini cukup sederhana. Transaksi yang dilakukan PT Agro Lestari dengan petani mitranya berlangsung hanya dengan cara membayar langsung sejumlah brokoli organik sesuai dengan pesanan. Pembayaran yang dilakukan adalah pembayaran atas produk bersih dari petani, yang dimaksud dengan produk bersih yaitu produk yang telah disortir bersama oleh petani dan PT Agro Lestari. Penyortiran bersama ini dilakukan dengan tujuan supaya tidak ada kecurangan dalam perhitungan berat produk yang telah disortir. Mekanisme pembayaran dilakukan sebulan sekali, jadi pada saat petani mengirimkan barang ke PT Agro Lestari dan bersama-sama menyortir serta menimbangnya, setelah itu petani mendapatkan bon penerimaan 61 produk. Bon tersebut diterima petani setiap pengiriman barang ke PT Agro Lestari. Transaksi yang dilakukan PT Agro Lestari dengan PT X menggunakan faktur penjualan. Barang yang telah di-packing, diambil PT X di PT Agro Lestari dan dihitung berdasarkan pesanan. Dan selanjutya brokoli organik dibawa ke gudang penyimpanan milik PT X. Pembayaran dilakukan sebulan sekali. Lain halnya transaksi yang dilakukan oleh PT X dengan supermarket. Transaksi yang dilakukan tidak sesederhana seperti dengan petani maupun dengan PT Agro Lestari. Transaksi dengan pihak supermarket menggunakan faktur penjualan. Setelah proses bongkar muat barang dan kegiatan sortir pada gudang penyimpanan supermarket, selanjutnya pihak supermarket melakukan pencatatan brokoli organik yang mereka ambil. Setelah itu, pihak PT X mendapatkan selembar kertas yang berisikan nominal harga yang harus dibayarkan oleh supermarket, selembar kertas ini disebut faktur penjualan oleh kedua belah pihak. Faktur penjualan ini baru dapat ditunaikan dua minggu setelah faktur penjualan tersebut diberikan kepada PT X.

6.3.4 Dukungan Pemerintah

Instansi pemerintah sebagai pihak yang mengambil kebijakan telah memutuskan beberapa pengaturan yang mengatur pertanian. Peraturan-peraturan tersebut meliputi kebijakan pembenihan dan budidaya pertanian, kebijakan peredaran dan pertumbuhan perdagangan serta kebijakan investasi. Namun kebijakan-kebijakan ini hanya dapat dirasakan secara tidak langsung oleh PT Agro Lestari dan petani-petani mitranya. Hingga saat ini, belum terdapat campur tangan langsung pemerintah kepada pihak perusahaan dan petani. Saat ini PT Agro Lestari mulai mengembangkan usahanya dengan membudidayakan pertanian organik, pengembangan usaha ini sejalan dengan program pemerintah dengan slogan go organic 2010. Tetapi hingga saat ini, pemerintah belum memberikan perhatian langsung pada PT Agro Lestari ataupun petani mitranya. Pada akhirnya pihak PT Agro Lestari mulai menjalankan pengembangan usahanya secara otodidak berdasarkan pengalaman dan buku 62 acuan yang ada. Peran pemerintah baru dapat dirasakan dengan adanya seminar- seminar mengenai usaha pertanian.

6.3.5 Kolaborasi Rantai Pasokan

Salah satu faktor kunci dalam keberhasilan sebuah rantai pasokan adalah terciptanya suatu kolaborasi yang baik diantara pelaku rantai pasokan. Kolaborasi dapat memberikan manfaat strategik maupun finansial. Dengan kolaborasi, perusahaan dapat lebih cepat memasuki pasar yang baru, lebih fleksibel dan dapat memanfaatkan teknologi maupun tenaga ahli yang tidak dimiliki. Terdapat dua faktor utama yang menentukan keberhasilan dalam pelaksanaan kolaborasi di antara pelaku rantai pasokan yakni kerelaan dalam berbagi informasi dan kerelaan dalam berbagi manfaat Said et al 2006. Kolaborasi yang efektif hanya dapat terbangun bila masing-masing pihak mau memberikan informasi yang akurat, lengkap dan tepat waktu pada mitranya. Sementara itu, mitra juga harus dapat menjaga informasi tersebut secara bertanggung jawab sehingga lambat laun terbangun rasa saling percaya. Dengan terbangunnya rasa saling percaya, maka satu sama lain tidak akan merasa keberatan untuk saling berbagi manfaat secara adil sesuai dengan peran dan kontribusinya dalam rantai pasokan.

6.3.5.1 Lingkup Kolaborasi

Intensitas kolaborasi secara umum terbagi atas empat tingkatan, yakni Transactional Collaboration, Cooperative Collaboration, Coordinated Collaboration, Synchronized Collaboration Said et al,2006. Kolaborasi yang terjadi pada rantai pasokan brokoli organik di PT Agro Lestari selama ini berada dalam tingkatan coorperative collaboration. Kolaborasi yang tercipta lebih dari hubungan dagang transactional karena telah melibatkan interaksi pertukaran informasi. Hal tersebut dapat dilihat dari pihak supermarket yang memberikan informasi mengenai brokoli organik yang dibutuhkan oleh konsumen, baik itu dalam segi kemasan hingga bentuk fisik brokoli organik yang digemari. Hal ini, memudahkan PT Agro Lestari dalam memproduksi brokoli organik bersama petani mitranya. 63 Kolaborasi dari PT Agro Lestari dengan petani mitranya juga dapat dilihat dari adanya aktivitas saling memberi informasi diantara mereka. PT Agro Lestari meneruskan informasi dari PT X kepada petani mitranya mengenai brokoli organik yang dibutuhkan oleh supermarket, informasi ini berupa ukuran brokoli organik yang harus dihasilkan dan kualitas brokoli organik yang harus diperhatikan. Dengan demikian, petani dapat mempersiapkan kegiatan produksi sebaik mungkin. Selain itu, apabila petani mengalami kesulitan dalam kegiatan produksinya, pihak PT Agro Lestari tidak segan untuk saling berbagi informasi teknis budidaya untuk menyelesaikan masalah yang ada di lahan milik petani. Namun dalam kenyataannya PT X kurang memberikan informasi secara transparan mengenai brokoli organik yang menjadi tolakan dari supermarket, sehingga PT Agro Lestari bersama petani mendiskusikan berdasarkan perkiraan PT Agro Lestari mengenai brokoli organik yang menjadi tolakan dari pihak supermarket. Karena tidak ada transparasi tersebut, maka dalam setiap pengiriman selalu ada brokoli tolakan meskipun jumlahnya hanya 250 gr. Seluruh brokoli tolakan dari supermarket, menjadi risiko dari PT Agro Lestari.

6.3.5.2 Perencanaan Kolaboratif

Perencanaan dan penelitian kolaboratif adalah bagian dari kegiatan kerjasama kolaborasi antar pelaku dalam sebuah rantai pasokan. Perencanaan kolaboratif berarti terdapat kerjasama, kesatuan dan penyelarasan informasi antara satu anggota rantai dengan anggota lainnya dalam melakukan perencanaan rantai pasokan. Perencanaan kolaboratif banyak dilakukan dalam rantai pasokan sebuah usaha manufaktur, salah satunya adalah dengan berbagi informasi perencanaan produksi dari sebuah produsen kepada para perusahaan pemasok bahan baku yang menjadi mitranya. Ketepatan informasi mengenai perencanaan produksi tersebut akan direspon oleh perusahaan pemasok untuk mempersiapkan memproduksi bahan baku yang dibutuhkan mitranya. PT Agro Lestari dalam hal ini melakukan perencanaan kolaboratif dengan para mitra taninya. PT Agro Lestari memberikan informasi mengenai berapa jumlah brokoli organik yang dimintanya berdasarkan permintaan yang datang. Namun selain mengandalkan informasi pesanan yang masuk, PT Agro Lestari 64 juga melakukan perkiraan penjualan untuk mengantisipasi fluktuasi pesanan insidental. Rata-rata PT Agro Lestari meningkatkan rencana produksi dengan mitranya sebesar 10-15 persen melebihi pesanan yang datang dari pihak PT X yang mewakili informasi yang datang dari pihak supermarket. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi pesanan tambahan yang datang pada waktu yang tidak terduga.

6.3.5.3 Trust Building

Proses membangun kepercayaan atau trust building merupakan proses menumbuhkan saling kepercayaan antara anggota rantai pasokan. Upaya menciptakan kepercayaan merupakan hal yang sangat krusial dalam kerangka kerjasama kolaborasi anggota rantai pasokan. Dengan adanya trust inilah sehingga terjalin kerjasama yang baik, serta mewujudkan hubungan rantai pasokan yang lancar dan harmonis. Salah satu wujud kekuatan suatu rantai pasokan ditandai dengan kuatnya trust diantara anggota rantai. Hubungan kepercayaan yang lemah dapat menyebabkan keengganan untuk menjalin kerjasama serta terhambatnya transfer informasi. Adanya aspek ketidakpercayaan menyebabkan salah satu pihak dalam rantai pasokan berusaha untuk mendapatkan keuntungannya sendiri. Kepercayaan antara PT Agro Lestari dengan petani mitranya terbentuk karena telah saling mengenal dengan baik dan telah mengetahui kompetensi masing-masing. PT Agro Lestari mempercayai kompetensi petani mitranya dalam hal kemampuan menghasilkan brokoli organik yang sesuai dengan standar yang diinginkan oleh PT Agro Lestari, kompetensi petani dalam komitmen bekerjasama dan kompetensi petani dalam menjaga kepercayaan PT Agro Lestari. Sedangkan petani mempercayai kompetensi PT Agro Lestari dalam kemampuan memasarkan brokoli organik yang dihasilkannya, kompetensi menjaga kepercayaan petani dan kompetensi dalam komitmen bekerjasama. Sedangkan, kepercayaan PT Agro Lestari dengan PT X terjalin karena kemampuan dan kompetensi masing-masing dan itikad bersama untuk bekerjasama dalam menciptakan suatu rantai pasok yang memiliki daya saing. Kepercayaan ini sudah terjalin sejak awal PT Agro Lestari memutuskan untuk bekerjasama dengan PT X. Mengingat Parung merupakan salah satu perusahaan yang memiliki kredibilitas yang baik di bidang agribisnis. 65 Kepercayaan yang terjalin akan lebih baik apabila ditunjang dengan kesepakatan kontraktual, karena dengan kontrak akan lebih mengikat dan menghindari terjadinya kecurangan diantara pelaku rantai. Kepercayaan yang terjalin antara PT X dengan supermarket merujuk pada ikatan yang tertuang dalam kontrak tertulis. Kontrak ini yang mengikat keduanya dalam kerjasama rantai pasokan brokoli organik, proses membangun kepercayaan ditunjukkan dengan saling mematuhi kesepakatan yang tertulis di dalam kontrak tersebut. Selain itu, proses membangun kepercayaan juga dibangun dengan upaya saling bertukar informasi secara transparan dan sukarela. Kontrak inilah yang membuat kedua belah pihak saling percaya satu sama lain. 6.4 Sumberdaya Rantai 6.4.1 Sumberdaya Fisik