Struktur Rantai Pasokan Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT Agro Lestari di Cibogo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

48 mitranya, karena akses jalan yang ada saat ini cukup menghambat kegiatan distribusi yang dilakukan petani kepada PT Agro Lestari dan cukup memakan waktu. Sedangkan lembaga keuangan seperti bank atau koperasi simpan pinjam dibutuhkan untuk membantu petani mitra yang membutuhkan bantuan modal.

6.2 Struktur Rantai Pasokan

Struktur rantai pasokan suatu komoditi ditentukan oleh beberapa faktor antara lain jumlah pelaku rantai pasokan, karakteristik produk yang dihasilkan, jarak antara on farm dan pasar konsumen, serta peranan yang dimiliki oleh setiap pelaku rantai pasokan. Pembahasan struktur pasokan brokoli organik akan menjabarkan beberapa anggota rantai pasokan beserta peranannya dalam rantai pasokan brokoli organik. Anggota rantai pasokan yang dimaksud adalah pelaku usaha serta beberapa stakeholder terkait. Struktur rantai pasokan brokoli organik yang terjadi pada PT Agro Lestari dapat dilihat pada Gambar 5. Keterangan : Aliran Produk Aliran uang Aliran informasi Gambar 5. Struktur Rantai Pasokan Brokoli Organik Pada PT Agro Lestari Tahun 2011

6.2.1 Petani Mitra

Petani mitra untuk produk brokoli organik merupakan pelaku rantai yang melakukan kegiatan budidaya brokoli organik, mulai dari pembibitan, pemeliharaan, serta proses panen. Petani mitra merupakan awal dari rantai pasokan brokoli organik pada PT Agro Lestari. Dalam rantai pasokan, petani memegang peranan krusial dalam menghasilkan produk dengan kualitas dan kuantitas yang baik. PT Agro Lestari PT X Supermarket Konsumen Petani Mitra 49 Pada kegiatan budidaya brokoli organik, petani memanfaatkan semua potensi lahan pribadi maupun lahan sewa untuk melakukan kegiatan budidaya brokoli organik. Kegiatan budidaya yang dilakukan menggunakan teknologi tradisional. Mulai dari pembibitan, pemeliharaan tanam seperti menyiram dan lain-lain, pemberantasan hama serta pemanenan yang semuanya dilakukan secara tradisional dengan mengandalkan sumber daya manusia yang ada. Dalam teknik budidaya yang dilakukan, tidak jauh berbeda dengan teknik budidaya sayuran pada umumnya. Namun karena teknik budidaya yang dilakukan dalam pertanian ini adalah teknik budidaya dengan sistem organik, maka segala hal yang menjadi input dari kegiatan budidaya ini menjadi suatu hal yang harus diperhatikan. Seperti pemilihan bibit yang berkualitas, pupuk kandang, air untuk penyiraman hingga lahan tempat untuk melakukan kegiatan budidaya brokoli organik. Terutama lahan tempat untuk melakukan kegiatan budidaya, lahan yang digunakan haruslah lahan yang benar-benar belum tercemar dengan pestisida. Sebelum menggunakan lahan untuk budidaya, lahan tersebut sebaiknya di berakan selama satu tahun. Aliran air pun menjadi salah satu perhatian khusus dalam kegiatan budidaya brokoli dengan sistem pertanian organik. Air yang digunakan haruslah air yang belum tercemar. Keahlian budidaya dari petani mitra didapatkan dari pengalaman mereka sebelumnya. Beberapa dari petani mitra PT Agro Lestari merupakan mantan karyawan Bina Sarana Bhakti BSB. Berdasarkan pengalaman mereka berkerja di BSB tersebut, akhirnya mereka mencoba mandiri mengelola lahan untuk pertanian organik. Selain dari pengalaman bekerja tersebut, petani mitra pun mendapatkan pengetahuan mengenai budidaya pertanian dengan sistem organik dari seminar- seminar pertanian yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun BSB. Karena alasan inilah, pihak PT Agro Lestari mudah untuk mempercayai petani-petani sekitar untuk dijadikan mitranya. PT Agro Lestari pun tidak perlu repot untuk mengadakan penyuluhan budidaya dengan sistem organik, karena petani mitranya sudah dapat langsung mengerti cara memproduksi brokoli organik yang diminta pihak PT Agro Lestari. Brokoli organik yang dihasilkan petani-petani mitra sebagian dikirim kepada PT Agro Lestari dan sebagian lagi dikirim kepada BSB ataupun hotel dan 50 restoran. Harga brokoli organik tersebut berbeda-beda sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. Brokoli organik dikirimkan oleh pihak petani kepada PT Agro Lestari berdasarkan pesanan supermarket, setelah brokoli organik berada di kantor PT Agro Lestari, brokoli organik tersebut disortir lalu ditimbang. Hasil dari timbangan brokoli organik yang telah disortir oleh pihak PT Agro Lestari yang disaksikan oleh petani mitra tersebut merupakan jumlah brokoli organik yang dibayar oleh PT Agro Lestari sedangkan hasil dari sortiran brokoli organik, dibawa kembali oleh petani mitra. Namun selama kerjasama ini berlangsung, brokoli organik yang dibawa oleh petani mitra tidak pernah menyisakan banyak sortiran. Hal tersebut dikarenakan, petani telah mengetahui kriteria brokoli organik yang menjadi permintaan PT Agro Lestari. Sehingga brokoli organik yang dihasilkan petani mitra merupakan brokoli organik yang berkualitas, sesuai dengan pesanan PT Agro Lestari. Batang dari pohon brokoli organik yang tidak terlalu panjang empat genggaman jari dan bunga yang tidak kuning ataupun kecoklatan merupakan kriteria brokoli organik yang menjadi pesanan supermarket. Kemitraan yang terjalin antara petani dengan PT Agro Lestari lebih dari sekedar mitra beli. Petani yang menjadi mitra PT Agro Lestari diberikan berbagai fasilitas berupa informasi jenis bibit yang digunakan untuk menghasilkan brokoli yang sesuai dengan permintaan, tambahan modal usaha selama PT Agro Lestari sanggup, serta menjadi rekan dalam berkonsultasi seputar masalah yang ada dalam kegiatan produksi. Tujuan dari diberikannya berbagai fasilitas ini adalah untuk dapat meningkatkan kualitas hubungan kemitraan sehingga mempunyai misi dan visi yang sama dalam kegiatan produksi.

6.2.2 PT Agro Lestari

PT Agro Lestari adalah pelaku rantai pasokan setelah petani mitra. PT Agro Lestari merupakan pelaku rantai yang mempunyai peran penting dalam memasarkan produk dari petani mitranya. Para petani mitra berkewajiban memasarkan hasil panennya kepada PT Agro Lestari dengan harga dan jumlah yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. PT Agro Lestari memiliki kewajiban untuk memasarkan produk brokoli organik dari petani mitranya kepada 51 pihak PT X dan pihak PT X berkewajiban memasarkan produk brokoli organik dari PT Agro Lestari kepada supermarket. Sebelum memasarkan brokoli organik dari petani mitranya, terlebih dahulu PT Agro Lestari melakukan kegiatan sortir brokoli organik dari panen petani. Kegiatan ini berupa memilah-milah brokoli organik yang sesuai dengan pesanan dari pihak PT X yang memasarkan brokoli organik ke supermarket. Brokoli organik yang sesuai dengan kualifikasi akan di pasarkan ke supermarket, sedangkan untuk brokoli organik yang tidak masuk kualifikasi akan dikembalikan. Brokoli organik yang sesuai dengan kualifikasi kemudian dikemas dengan menggunakan plastik wrapping dan diberikan stiker logo PT X maupun logo sesuai dengan nama supermarket tersebut, namun tetap mencantumkan nama PT X sebagai perusahaan yang memproduksi brokoli organik tersebut. Brokoli yang telah dikemas kemudian didistribusikan ke tempat tujuan, untuk brokoli organik yang sesuai dengan pesanan diambil oleh PT X setiap sore hari kecuali hari minggu. Kegiatan yang dilakukan oleh PT Agro Lestari dalam kerangka rantai pasokan brokoli organik ini secara ringkasnya antara lain pembelian brokoli organik dari petani mitranya, sortasi, distribusi, penjualan kepada PT X, dan melakukan pelayanan kepada petani mitranya. PT Agro Lestari merupakan pihak yang menanggung risiko untuk penjualan yang dikembalikan oleh pihak PT X. Pengembalian brokoli organik dilakukan bila brokoli organik yang dihasilkan dinilai oleh PT X tidak sesuai dengan pesanan dari supermarket atau dinilai tidak layak, yang rata-rata rusak pada saat perjalanan menuju lokasi.

6.2.3 PT X

Pelaku rantai setelah PT Agro Lestari adalah PT X. PT X merupakan distributor untuk memasarkan produk brokoli organik dari PT Agro Lestari ke supermarket. PT X juga melakukan kegiatan sortir produk dari PT Agro Lestari. PT X menyimpan barang di gudang penyimpanan yang dilengkapi dengan ciller pendingin yang mengelilingi gudang penyimpanan milik PT X. Pihak PT X merupakan pihak yang menerima kritik dari supermarket, selain itu PT X juga pihak yang menerima pesanan langsung dari supermarket. PT 52 X telah melakukan kesepakatan dengan supermarket mengenai kualifikasi- kualifikasi brokoli organik yang diminta oleh supermarket dan kesepakatan harga yang berbeda-berbeda untuk setiap supermarket. Penetapan harga antara PT X dengan supermarket tergantung pada kesepakatan kedua belah pihak.

6.2.4 Supermarket

Pelaku rantai setelah PT X adalah supermarket. Supermarket yang menjadi tujuan pasar brokoli organik dari PT Agro Lestari, yaitu supermarket yang berada di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Hal tersebut dikarenakan karakteristik produk agribisnis yang bersifat perishable, sehingga tidak dapat menempuh jarak yang jauh. Supermarket yang menjadi langganan dari PT X yaitu Carrefour, Giant, Foodmart, Superindo, Lotte Mart, dan Sogo. Namun dari keenam supermarket tersebut, Lotte Mart merupakan salah satu supermarket yang memiliki jumlah pesanan lebih banyak dari pesanan supermarket lainnya. Supermarket menjalankan kegiatan sortir produk yang datang dari PT X dan penjualan ke konsumen akhir. Kegiatan sortir dilakukan untuk menjamin brokoli organik yang akan dijual kepada konsumen akhir masih dalam mutu yang baik. Kegiatan sortir ini dilakukan pada saat proses bongkar muat barang pada supermarket, proses ini dilakukan pada saat PT X tiba di lokasi gudang penyimpanan supermarket. Setelah sortir dilakukan, brokoli organik kemudian ditimbang agar sesuai dengan pesanan dan kemudian dimasukkan ke dalam lemari pendingin yang ada di dalam tempat penyimpanan brokoli organik. Keesokan harinya, sebelum brokoli organik dimasukkan ke dalam pendingin yang ada di ruang penjualan brokoli organik, brokoli organik yang telah dikemas diberi label harga terlebih dahulu. Pihak supermarket merupakan pihak pertama yang menerima keluhan dan saran dari konsumen akhir tentang brokoli organik yang dijual oleh mereka, berbagai keluhan dan saran ini kemudian diteruskan kepada PT X dan dilanjutkan lagi kepada PT Agro Lestari sebagai penyedia brokoli organik. Setelah informasi tersebut sampai ke PT Agro Lestari, pihak PT Agro Lestari kemudian melakukan evaluasi dengan para petani mitranya dan mencari solusi bersama-sama agar permintaan konsumen dapat terpenuhi. 53

6.2.5 Stakeholder

Stakeholders supporting actors merupakan beberapa pihak atau organisasi selain pelaku anggota rantai pasok yang memiliki kepentingan dan berfungsi sebagai pihak yang mendukung keberlangsungan rantai pasokan. Pada sistem agribisnis, stakeholders rantai pasokan dapat dikategorikan sebagai subsistem layanan pendukung dari suatu sistem yang terintegrasi. Layanan pendukung dalam sistem agribisnis tersebut dapat berupa lembaga keuangan, lembaga riset maupun lembaga pendidikan yang memberikan pembinaan terhadap anggota sistem agribisnis. Institusi yang menjadi layanan pendukung dalam rantai pasokan brokoli organik yaitu Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor. Dinas Pertanian dn Kehutanan Kabupaten Bogor merupakan perwakilan dari pihak pemerintah daerah yang memiliki kepentingan terhadap keberlangsungan sektor pertanian di wilayah Cisarua Bogor, karena letak dari PT Agro Lestari dan petani mitranya berada di wilayah Cisarua Bogor. Dinas pertanian memiliki peranan dalam rantai pasokan brokoli organik, yakni sebagai layanan pendukung berupa pembinaan atau penyuluhan kegiatan budidaya brokoli organik. Salah satu kegiatannya yaitu penyelenggaraan seminar mengenai budidaya organik yang diikuti oleh beberapa petani mitra dari PT Agro Lestari.

6.3 Manajemen Rantai