Pembersihan Pengemasan Manajemen rantai pasokan brokoli organik (Studi Kasus PT Agro Lestari di Cibogo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

41 Pengendalian hama dan penyakit tanaman brokoli dilakukan jika sudah terdapat serangan pada tanaman tersebut. 5 Pemanenan Brokoli yang siap dipanen memiliki massa bunga curd yang telah kompak, berwarna hijau tua dan dalam keadaan rapat. Brokoli dipanen pada umur 60-80 hari, pemanenan dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakan pisau untuk memotong pangkal tanaman dan trimming ketika di kebun. Panen brokoli dilakukan pada pagi hari agar dapat menghindari bobot setelah panen. Panen dimulai dengan memilih brokoli yang telah siap panen lalu dipotong pada bagian pangkal dengan menggunakan pisau kemudian dikumpulkan di luar lahan untuk penanganan lebih lanjut. Panen biasanya dilakukan 2-3 kali dalam satu musim tanam karena terkait dengan pola panen sortir, yang dilakukan oleh petani. Selang waktu yang digunakan antar panen adalah dua hari. 6 Pasca Panen Pasca panen dimulai setelah pemanenan oleh petani dan dilanjutkan dengan proses pengemasan oleh PT Agro Lestari. Selain itu, keberhasilan penanganan pasca panen juga tergantung pada pengalaman dan pengetahuan dari para pelaku pasca panen dan teknologi yang digunakan. Kegiatan pasca panen terdiri dari:

a. Pembersihan

Pembersihan dilakukan di lahan petani mitra. Petani membersihkan brokoli dengan menghilangkan kotoran-kotoran tanah di bagian bunga dan batang, dan setelah itu, dibawa ke PT Agro Lestari. Kegiatan pembersihan brokoli organik dilakukan dengan memotong bagian-bagian dari brokoli organik yang tidak dikehendaki untuk meningkatkan kualitas dan kemudahan penanganan berikutnya. Aktivitas ini dinamakan trimming. Trimming dilakukan sebelum pencucian untuk mencegah penyakit akibat pemotongan. Selanjutnya memotong daun-daun di sekitar bunga curd dan memotong batang brokoli sehingga batang brokoli hanya tersisa sepanjang genggaman tangan. Selama trimming, brokoli kehilangan 50-60 persen bagiannya yang dibuang karena merupakan bagian yang tidak dikonsumsi. 42

b. Pengemasan

Langkah awal mempersiapkan produksi adalah merencanakan produksi yang berisi mengenai apa dan berapa brokoli yang harus diproduksi dan menentukan bagaimana teknik budidayanya. Prinsipnya, setiap produk yang akan dihasilkan oleh perusahaan dirancang agar sesuai dengan selera dan kebutuhan konsumen di pasar. Hanya dengan cara ini produksi yang dihasilkan dapat bersaing di pasar dan hal ini mengisyaratkan bahwa rancangan suatu produk secara berkala harus ditinjau kembali dan disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Proses produksi dalam agribisnis menjadi suatu kegiatan yang sangat menentukan keberhasilan usaha, kegiatan produksi harus dilakukan secara efisien dan efektif untuk mencapai produktivitas yang tinggi. Efektivitas kegiatan produksi dapat dimulai dari alokasi sumberdaya yang benar, perencanaan proses produksi yang baik serta implementasinya yang dilakukan dengan baik dan benar. Efisiensi produksi dapat dicapai dengan melaksanakan rencana dan proses produksi dengan tepat dan meminimumkan pemborosan selama proses produksi berlangsung. Pemborosan terdiri dari, pemborosan sarana produksi, waktu dan tenaga maupun pemborosan karena kehilangan dan kerusakan produk.

5.4.2 Kegiatan Pemasaran

PT Agro Lestari memiliki konsumen setia untuk produk brokoli organik, yakni supermaeket, hotel dan restoran. Berbagai konsumen tersebut tersebar di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Kegiatan pemasaran perusahaan dijalankan oleh bagian pemasaran yang juga menangani pemasaran sayuran lainnya. Salah satu tugas dari bagian ini yaitu mencari tahu sayuran apa saja yang harus diproduksi untuk mengetahui keinginan pasar. Kegiatan pemasaran antara lain : 1. Mengetahui permintaan pasar 2. Menyediakan produk 3. Kegiatan pasca panen yang meliputi trimming, sortir dan gradding. 4. Menimbang dan mengemas produk 5. Melakukan pencatatan dan penjualan pembelian produk 6. Transportasi 43

5.4.3 Pola Kemitraan

PT Agro Lestari membangun kemitraan dengan petani plasma untuk menambah volume produksinya. Kemitraan ini terjalin dari adanya permohonan pihak petani untuk bekerja sama dengan PT Agro Lestari. Kerjasama ini menyangkut kesepakatan kedua belah pihak mengenai kewajiban perusahaan dan petani plasma. Manfaat kemitraan bagi petani mitra bekerja sama dengan PT Agro Lestari antara lain : 1. Memperoleh bimbingan teknis 2. Memperoleh pinjaman baik dalam bentuk sarana dan prasarana produksi 3. Meningkatkan hasil panen 4. Memiliki pasar yang pasti 5. Meningkatkan pendapatan petani yang bekerjasama 44 VI Hasil dan Pembahasan Salah satu langkah awal yang terpenting dalam melakukan analisis Manajemen Rantai Pasokan adalah dengan melakukan analisis terhadap model atau kondisi rantai pasokan yang terjadi. Dari hasil analisis dan evaluasi kondisi manajemen rantai pasokan tersebut, maka akan dihasilkan berbagai informasi menyangkut potensi, peluang serta hambatan maupun permasalahan yang terjadi dalam aliran rantai pasokan suatu produk. Informasi mengenai kondisi Manajemen Rantai Pasokan kemudian menjadi suatu input bagi perbaikan kinerja dan pengembangan rantai pasokan . Saat ini telah berkembang upaya untuk menganalisis rantai pasokan suatu produk dengan menggunakan berbagai metode yang tentunya disesuaikan dengan karakteristik produk maupun karakteristik pelaku rantai pasok serta industri. Pembahasan mengenai model rantai pasokan brokoli organik pada penelitian ini, akan menggunakan suatu kerangka kerja framework berupa analisis rantai pasokan yang dikembangkan oleh Lambert dan Cooper 2000 yang kemudian di modifikasi oleh Vorst 2005. Kerangka analisis yang dikembangkan tersebut adalah Food Supply Chain Networking FSCN. Kerangka FSCN merupakan suatu framework yang memungkinkan peneliti maupun manajer suatu perusahaan untuk dapat mengidentifikasi suatu rantai pasokan secara komprehensif meliputi berbagai hal seperti deskripsi pelaku rantai dan peranannya, hubungan diantara pelaku rantai, mekanisme transaksi, dan alokasi sumberdaya. Pembahasan mengenai manajemen rantai pasokan brokoli organik pada PT Agro Lestari menggunakan kerangka kerja FSCN, yang akan menganalisis beberapa aspek yakni sasaran rantai, struktur rantai, manajemen rantai, sumberdaya rantai, proses bisnis rantai, serta analisis kinerja rantai pasokan. Hasil pembahasan yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi agenda pembenahan pada perusahaan agar memiliki kinerja rantai pasokan yang baik, memahami karakteristik konsumen, menjamin ketersediaan produk dan mutu serta kontinuitasnya, logistik dan distribusi yang baik, komunikasi dan informasi yang baik, serta hubungan yang efektif antar pelaku rantai. 45

6.1 Sasaran Rantai