3 Pertanian, 2010
2
. Oleh karena itu, pengembangan terhadap usaha budidaya brokoli perlu dikembangkan. Namun pengembangan usaha brokoli masih
terkendala dalam jaminan kesinambungan kualitas produk, minimnya jumlah pasokan, dan ketepatan waktu pengiriman. Penyebab lainnya adalah belum
efisiennya kinerja rantai pasokan. Sehingga, Manajemen Rantai Pasokan memegang peranan penting dalam peningkatan bisnis brokoli dan perlu dilakukan
dengan baik. Brokoli secara umum mempunyai karakteristik antara lain: 1 produk
mudah rusak, 2 budidaya dan pemanenan sangat tergantung iklim dan musim, 3 kualitas bervariasi dan 4 bersifat kamba. Empat faktor ini perlu
dipertimbangkan dalam menganalisis Manajemen Rantai Pasokan Brokoli Organik, dan sebagai konsekuensi sistem pengukuran kinerja sangat diperlukan.
Manajemen Rantai Pasokan merupakan proses penciptaan nilai tambah barang dan jasa yang berfokus pada efisiensi dari persediaan, aliran kas dan aliran
informasi.
1.2 Rumusan Masalah
PT Agro Lestari merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bisnis sayuran organik dan salah satu komoditi unggulanya adalah brokoli
organik. Permintaan untuk brokoli organik sangat tinggi, sedangkan lahan yang ada sangat terbatas. Permintaan untuk brokoli organik di PT Agro Lestari dapat
dilihat pada Tabel 3. Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa brokoli organik memiliki permintaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan permintaan baby
corn dan labu siem sebagai salah satu produk organik di PT Agro Lestari. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan supply dari petani brokoli organik lain untuk
memenuhi permintaan yang ada.
2
http:www.deptan.go.id. [7 April 2011]
4
Tabel 3. Permintaan Brokoli Organik di PT Agro Lestari pada Tahun 2009-2011
Tahun BrokoliKg
Baby CornKg Labu SiamKg
2009 14.440
13.750 9.875
2010 17.650
10.450 12.840
2011 12.850
7.850 7.500
Sumber : PT Agro Lestari Keterangan : data sementara
Pada awalnya, permasalahan kualitas dan pemasaran brokoli organik dialami oleh petani brokoli organik di wilayah Cisarua, Kabupaten Bogor. Usaha
pertanian di wilayah Cisarua dilakukan secara individual oleh petani baik dalam hal budidaya hingga pemasaran produk. Kegiatan budidaya berupa pemeliharaan
yang dilakukan oleh para pemilik brokoli organik belum intensif. Hal ini menyebabkan brokoli yang dihasilkan beragam, yang artinya hasil dari panen
brokoli tidak sama. Terkadang petani melakukan panen dengan masa panen yang terlalu lama sehingga brokoli organik yang dihasilkan cepat menguning dan
memiliki harga jual yang rendah. Selain itu, petani juga tidak memiliki pengetahuan yang baik terhadap pasar sasaran dari produk brokoli organik yang
mereka hasilkan. Petani hanya memasarkan produknya di pasar tradisional dengan tidak melihat kualitas dari produk yang dihasilkan.
Berkembangnya pengetahuan masyarakat terhadap produk yang sehat untuk dikonsumsi, meningkatkan pamor dari produk organik sendiri. Sehingga
harga dari produk organik lebih tinggi dari harga produk non organik, contohnya untuk brokoli non organik di petani berkisar antara Rp 3000 - Rp 5000 kg
3
sedangkan untuk harga brokoli organik di petani berkisar antara Rp 9.000 –
Rp11.000kg
4
. Berdasarkan harga diatas dapat dilihat bahwa harga untuk produk organik lebih tinggi dari produk non organik. Namun petani yang berada di
wilayah Cisarua hanya menjual brokoli organik dengan harga yang hampir sama dengan brokoli non organik, yaitu sebesar Rp 6000
– Rp 7000kg
5
. Perbedaan harga yang signifikan tersebut pada akhirnya mendorong petani untuk
bekerjasama dengan suatu distributor atau perusahaan yang dapat memasarkan produknya untuk meningkatkan posisi tawar.
3
http:gudangilmu.netkompasharga-brokoli-anjlok_6530658H38o_May2011.html [20 April 2011]
4
Petani mitra PT Agro Lestari [18 April 2011]
5
Petani mitra PT Agro Lestari [18 April 2011]
5 Pada tahun 2009, PT Agro Lestari bekerjasama dengan petani brokoli
yang berada di daerah Cisarua. PT Agro Lestari memberikan informasi kepada petani brokoli organik yang bermitra, mengenai kriteria dari brokoli organik yang
diinginkan. Selain itu, PT Agro Lestari juga memberikan pengarahan mengenai pola tanam yang sebaiknya dilakukan oleh petani mitra tersebut. Dari kerjasama
yang telah terjalin menguntungkan kedua belah pihak yang terlibat, yakni bagi petani dalam hal kepastian pasar dan harga yang lebih tinggi dari sebelumnya
yaitu sebesar Rp 9.000 – Rp 11.000kg, sedangkan pihak PT Agro Lestari
mendapatkan kepastian pasokan produk sesuai dengan kualitas yang telah disepakati. Selain itu, PT Agro Lestari juga melakukan kejasama dengan PT X,
selaku perusahaan yang mendistribusikan brokoli organik tersebut ke supermarket. Jadi kerjasama yang dilakukan tidak hanya sebatas mitra jual beli,
namun terdapat juga pertukaran informasi yang terjalin di dalamnya, termasuk kriteria brokoli yang menjadi keinginan konsumen seperti brokoli yang segar
dengan kemasan yang higienis serta bentuk fisik yang baik warna brokoli hijau yang artinya tidak kuning atau coklat, batang pohon sepanjang tiga jari tangan dan
bentuk fisik dari bunga brokoli rapat. Para pelaku usaha brokoli organik yakni petani, PT Agro Lestari, PT X,
dan supermarket selaku penyalur yang langsung menyampaikan brokoli organik ke konsumen dengan kualitas yang sesuai dengan keinginan konsumen yaitu
berupa brokoli yang segar dengan kemasan yang higienis dan bentuk fisik yang baik warna brokoli yang hijau yang artinya tidak kuning atau coklat, batang
pohon sepanjang tiga jari tangan dan bentuk fisik dari bunga brokoli rapat. Hal tersebut dapat dilakukan melalui integrasi, kolaborasi, maupun koordinasi
meliputi seluruh anggota rantai pasokan agar tercipta daya saing komoditas brokoli organik. Kerjasama pemasaran brokoli organik maupun peningkatan
kualitas yang telah dilakukan merupakan bentuk upaya pengelolaan Manajemen Rantai Pasokan yang terintegrasi.
Upaya manajemen rantai pasokan brokoli organik di PT Agro Lestari yang baru berjalan kurang dari dua tahun tersebut masih menghadapi berbagai kendala
dan permasalahan. Salah satu permasalahan yang terjadi dalam rantai pasokan brokoli organik di PT Agro Lestari yaitu keterbukaan informasi antar pelaku
6 rantai, khususnya antara PT X dengan PT Agro Lestari. PT X tidak memberikan
kejelasan mengenai produk tolakan yang di kirimkan oleh PT Agro Lestari. Hal tersebut membuat PT Agro Lestari sulit untuk menilai hal apa yang menjadi
penyebab tolakan produk brokoli organik tersebut. Selain itu masalah yang masih sering terjadi pada rantai pasokan di PT Agro Lestari yaitu berkaitan dengan
komitmen pelaku rantai pasokan serta efesiensi rantai pasokan maupun hambatan dari segi pemenuhan kriteria produk yang telah ditentukan.
Manajemen Rantai Pasokan merupakan integrasi dari proses bisnis utama proses bisnis, struktur jaringan dan komponen manajemen dari produsen melalui
para pemasok yang menyampaikan produk, jasa dan informasi yang memiliki nilai tambah bagi konsumen. Setiap pelaku usaha melakukan koordinasi secara
langsung melalui berbagai informasi secara transparan dalam pengambilan keputusannya yang bertujuan untuk memuaskan konsumen dengan pencapaian
efisiensi dalam rantai pasokan secara menyeluruh. Konsep Manajemen Rantai Pasokan dilakukan agar peningkatan daya saing suatu produk tidak hanya
dilakukan melalui perbaikan produktivitas dan kualitas produk, tetapi juga melalui pengemasan, pemberian merek, efisiensi, transportasi, dan informasi.
Kinerja dari proses pengelolaan rantai pasokan brokoli organik tentunya juga harus terus dievaluasi agar rantai pasokan tersebut dapat terus berkembang
menyesuaikan dengan perubahan lingkungan bisnisnya. Evaluasi dari penerapan MRP tersebut dapat dijadikan landasan bagi perumusan alternatif kebijakan
pengembangan rantai pasokan brokoli organik pada masa yang akan datang. Berdasarkan uraian masalah dan fenomena yang telah dijabarkan tersebut,
muncul suatu rumusan permasalahan yang menarik untuk dikaji yaitu : 1.
Bagaimana kondisi Manajemen Rantai Pasokan brokoli organik pada PT Agro Lestari?
2. Bagaimana kinerja dari pelaksanaan Manajemen Rantai Pasokan brokoli
organik dari PT Agro Lestari? 3.
Alternatif kebijakan apa yang dapat diterapkan dalam pengembangan Manajemen Rantai Pasokan brokoli organik ?
7
1.3 Tujuan Penelitian