Alternatif Kebijakan Pengembangan Rantai Pasokan

93 ditetapkan oleh pihak supermarket. Farmer’s share merupakan balas jasa yang diterima petani dari hasil kegiatan usahatani atau budidaya brokoli organik. Nilai f armer’s share akan berbanding terbalik dengan marjin tataniaga yang terbentuk, artinya semakin besar nilai marjin tataniaga maka akan menyebabkan nilai f armer’s share semakin mengecil. Nilai f armer’s share yang terbentuk dalam rantai pasokan brokoli organik sudah wajar bila dibandingkan dengan marjin yang diterima PT Agro Lestari selaku anggota rantai pasok. Berikut merupakan perhitungan f armer’s share yang diperoleh petani mitra. Hasil analisis efisiensi tataniaga menunjukkan bahwa marjin tataniaga yang terbentuk dalam rantai pasokan brokoli organik dari studi kasus PT Agro Lestari memiliki nilai yang relatif besar. Pembagian manfaat dan keuntungan dalam rantai pasokan pun belum merata, dimana PT X menjadi pihak yang memiliki keuntungan yang besar dibandingkan pelaku rantai pasokan lainnya. Rantai pasokan dikatakan belum efisien karena beberapa komponen dari biaya tataniaga sebenarnya masih bisa diminimalisir secara rasional. Biaya tataniaga yang masih dapat diminimalisir antara lain adalah biaya sortasi produk yang selama ini dilakukan dua kali oleh PT Agro Lestari dan PT X. Hal tersebut akan berdampak pada biaya tataniaga keseluruhan dalam rantai pasokan yang pada akhirnya membuat harga jual di tingkat konsumen akhir lebih tinggi. Kegiatan sortasi secara terpadu oleh satu pihak saja diharapkan dapat membuat biaya tataniaga lebih efisien.

6.7 Alternatif Kebijakan Pengembangan Rantai Pasokan

Beberapa kondisi dalam rantai pasokan brokoli organik dapat terlihat dari hasil evaluasi pelaksanaan kinerja pengelolaan rantai pasokan secara terintegrasi. Atribut yang dipersepsikan kurang memuaskan oleh ketiga pelaku rantai yang perlu mendapat perhatian adalah akses permodalan, penanggungan risiko secara FS = Rp. 11.000 Rp. 58.650 x 100 = 18,75` 94 adil serta kolaborasi pelaku rantai pasokan. Pengembangan dan evaluasi kinerja rantai pasokan tersebut harus melibatkan kontribusi ataupun partisipasi dari seluruh anggota rantai pasokan brokoli organik agar mendukung terciptanya suatu koordinasi yang lebih baik. Beberapa alternatif kebijakan pengembangan rantai yang dapat direkomendasikan antara lain :

6.7.1 Trust Building

Kepercayaan antara mitra dalam rantai pasokan brokoli organik menjadi hal yang mutlak diperlukan. Hasil dari evaluasi rantai pasokan menunjukkan bahwa koordinasi dan kolaborasi kerjasama belum sepenuhnya dilakukan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa hal yang menyangkut penanggungan risiko secara adil dan kesepakatan kontraktual antara petani dan PT Agro Lestari, antara PT Agro Lestari dengan PT X. Risiko kerugian dari kegiatan rantai pasok dirasakan oleh petani, PT Agro Lestari dan PT X. Ketersediaan pihak supermarket untuk menyediakan dana tunai pada saat transaksi berlangsung menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi kerugian yang dirasakan oleh beberapa anggota rantai pasok lainnya. Sehingga PT X dapat membayar tepat waktu dan PT Agro Lestari pun dapat membayar tunai kepada para petani. Perjalanan yang panjang dari PT X ke supermarket tujuan membuat brokoli organik yang dikirimkan mendapat penolakan karena terjadi kerusakan selama perjalanan, dan semua brokoli yang dikembalikan menjadi risiko PT Agro Lestari. PT X selaku distributor yang menyalurkan brokoli organik ke supermarket sebaiknya memperhatikan teknis dari proses dibawanya brokoli organik teresebut. Mengatur suhu untuk brokoli organik selama perjalanan dan pengaturan posisi brokoli agar tidak tergoncang selama perjalanan merupakan alternatif untuk mengurangi risiko. Adanya kontribusi serta ketersediaan berbagai pihak tersebut untuk berbagi manfaat dan risiko, diharapkan dapat menimbulkan keterbukaan, loyalitas terhadap komitmen kerjasama, serta kepercayaan antara pelaku rantai pasokan.

6.7.2 Dukungan Kredit dan Dukungan Pemerintah

Petani mitra PT Agro Lestari selama ini mendapatkan bantuan modal pinjaman dari PT Agro Lestari, namun tidak semua dapat merasakan pinjaman 95 untuk modal usaha ini karena PT Agro Lestari pun mengalami keterbatasan dalam kondisi ini. Dukungan akses permodalan ini sangat penting bagi petani yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan modal usaha. Oleh karena itu, dukungan kredit dari pihak luar seperti lembaga keuangan mutlak diperlukan agar petani mampu mengembangkan usahanya. PT Agro Lestari dalam hal ini dapat menjadi perantara antara lembaga keuangan dan petani yang membutuhkan modal usaha. Dengan adanya dukungan seperti ini diharapkan pengembangan usaha brokoli organik yang dijalankan petani dapat berkembang dengan baik. Peran pemerintah sebagai fasilitator, regulator, dan motivator sangat penting dalam mewujudkan struktur rantai pasokan brokoli organik pada PT Agro Lestari berjalan dengan baik. Selama ini, dukungan langsung dari pemerintah dengan melakukan penyuluhan dan tinjauan langsung ke lokasi usaha petani dan pihak PT Agro Lestari belum dapat dirasakan. Petani dalam hal ini sangat membutuhkan dukungan dari pemerintah dalam bantuan kredit untuk usahanya, karena selama ini petanin mitra belum merasakan secara langsung bantuan pinjaman dari pemerintah tersebut. Dukungan pemerintah juga dapat dilakukan dengan memperbaiki infrastruktur seperti akses jalan di lokasi usaha petani. Selama ini petani mengalami kesulitan dalam kegiatan penganguktan hasil panen dikarenakan kondisi jalan yang rusak dan tidak memungkinkan untuk dilewati kendaraan besar. Diharapkan pemerintah dapat memperbaiki kondisi tersebut, sehingga ikut membantu petani dalam kegiatan ekonominya.

6.7.3 Kesepakatan Kontraktual

Kesepakatan kontraktual antara petani dan PT Agro Lestari maupun antara PT Agro Lestari dengn PT X dibutuhkan untuk menunjang kesepakatan yang sudah terjalin. Saat ini, kesepakatan yang sudah terjalin masih berdasarkan kepercayaan antar pelaku. Dengan adanya kesepakatan kontraktual ini, diharapkan petani dan PT Agro Lestari serta PT Agro Lestari dengan PT X mengerti dengan jelas dan tertulis antara hak dan kewajiban mereka demi terciptanya suatu hubungan yang saling menguntungkan, terikat serta menghindari suatu kecurangan. Hal ini dapat dilakukan melalui komunikasi yang lebih intensif antara 96 petani dan PT Agro Lestari maupun antara PT Agro Lestari dengan PT X, salah satu pihak harus ada yang mengusulkan kesepakatan ini menjadi kesepakatan yang tertulis. 97 VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan