Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran

No. Tanggal Instansi Sekolah Alamat Peserta 13 28122009 SMA Islam Miftaful Jakarta 78 14 27012010 Stie Kesatuan Bogor 357 16 28042010 Universitas Pasundan Bandung 80 Sumber: Manager Quality Control PT Jakarana Tama 2010 PT Jakarana Tama merupakan salah satu perusahaan besar yang bergerak di bidang penyediaan produk makanan, yang berupaya mendongkrak angka penjualannya melalui factory visit. Upaya tersebut dilihat dari data berikut: Tabel 1. Berdasarkan data tersebut dapat dijelaskan bahwa sebesar 29,08 persen peserta berasal dari perguruan tinggi, dari instansi-instansi tertentu sebesar 27.79 persen, dan sebesar 43.12 persen berasal dari sekolah-sekolah. Karakter peserta yang demikian pengemasan program factory visit di PT Jakarana Tama Ciawi bukan menjadi satu hal yang mudah untuk dilakukan, karena hal ini akan berdampak efektivitas factory visit dan promosi yang dilakukan. Oleh karena itu, berkaitan dengan efektivas program factory visit maka dirasakan penting untuk menganalisis efektivitas komunikasi program factory visit pada PT. Jakarana Tama.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, PT Jakarana Tama perlu melaksanakan program factory visit yang sesuai dengan karakter dari masing- masing peserta factory visit. Oleh karena itu, dirasakan penting untuk menganalisis dan menelaah efektivitas program dengan melihat: 1. Bagaimana hubungan antara karakteristik peserta dengan motivasi peserta pada factory visit? 2. Bagaimana hubungan antara aktivitas komunikasi peserta dengan motivasi peserta pada factory visit? 3. Bagaimana hubungan antara motivasi peserta dengan dampak komunikasi pada peserta factory visit?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk: 1. Menganalisis hubungan antara karakteristik peserta dengan motivasi peserta pada factory visit. 2. Menganalisis hubungan antara aktivitas komunikasi peserta dengan motivasi peserta pada factory visit. 3. Menganalisis hubungan antara motivasi peserta dengan dampak komunikasi pada peserta factory visit.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian adalah : 1. Mendapat informasi mengenai efektivitas komunikasi dari program factory visit yang nantinya diharapkan dapat digunakan perusahaan untuk perbaikan metode komunikasi sehingga meningkatkan efektivitas komunikasi pada program. 2. Perusahaan lain, dapat menjadikan pertimbangan sebagai masukan untuk meningkatkan efektivitas pemasaran dalam rangka pemasaran yang juga menggunakan factory visit. 3. Peneliti lain yang selanjutnya meneliti topik yang sama dengan kasus yang berbeda atau dapat menjadikan penelitian ini sebagai literatur maupun dapat melanjutkan penelitian ini dengan tahap lebih lanjut. BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1. Tinjauan pustaka 2.1.1 Komunikasi

2.1.1.1 Pengertian Komunikasi

Kata atau istilah komunikasi dari bahasa Inggris “communication”,secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis, dalam kata communis ini memiliki makna „berbagi‟ atau „menjadi milik bersama‟ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Gambar 1. Proses komunikasi Muhammad, 2004 Menurut Muhammad 2004, komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku.. Komunikasi manusia yaitu: Human communication is the process through which individuals –in relationships, group, organizations and societies— respond to and create messages to adapt to the environment and one another. Komunikasi manusia menurut Ruben dan Steward 1998 dalam Thamrin 2010 adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, Sumber Penerim Dampak Pesan Salura kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain. Menurut Berlo 1960, proses komunikasi terdiri dari enam tahap, yaitu: 1 pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan; 2 pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan; 3 pengirim menyampaikan pesan; 4 penerima menerima pesan; 5 penerima menafsirkan pesan; dan 6 memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim.

2.1.1.2 Aktivitas Komunikasi

Aktivitas komunikasi adalah proses dalam berkomunikasi yang merupakan semua kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk memperoleh informasi. Menurut Rakhmat 2000 aktivitas komunikasi menunjukkan perilaku komunikan yang dipengaruhi oleh faktor personal intern dan faktor situasional ekstern. Faktor personal merupakan faktor yang terpusat pada personal, berupa sikap, instink, kepribadian, sistem kognitif. Faktor internal dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu faktor biologis dan faktor sosiopsikologis. Faktor biologis terlibat dalam seluruh aktivitas manusia dan berpadu dengan sektor sosiopsikologis. Faktor biologis sangat mempengaruhi berlangsungnya komunikasi, misalnya kesiapan untuk melihat-membaca yang berhubungan dengan indera penglihatan, kesiapan untuk mendengarkan suara yang berhubungan dengan indera pendengaran. Sedangkan faktor sosiopsikologis adalah faktor yang berhubungan dengan komponen afektif merupakan aspek emosional, kognitif merupakan aspek intelektual, dan konatif yang berhubungan dengan kebiasaan kemauan bertindak.

2.1.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Dampak Komunikasi

Schramm 1982 dalam Nur 2004, menyatakan bahwa terdapat empat syarat pesan yang harus dipenuhi agar komunikasi menjadi efektif yaitu: 1 pesan harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menumbuhkan perhatian; 2 pesan harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga mencakup pengertian yang sama dan lambang-lambang yang dimengerti; 3 pesan harus dapat menimbulkan kebutuhan pribadi dan menyarankan bagaimana kebutuhan itu dapat dipenuhi; dan 4 pesan harus sesuai dengan situasi penerima. Proses komunikasi dapat terjadi hambatan-hambatan komunikasi seperti pada komunikasi Organisasi Pemerintah Daerah Kota Pagar Alam dimana terdapat 10 indikator yaitu kurangnya pengetahuan, tingkat keterampilan berkomunikasi, tingkat perbedaan persepsi, tingkat penguasaan bahasa, tingkat pengendalian diri, tingkat perhatian, tingkat perbedaan umur, tingkat perbedaan gaya berkomunikasi, tingkat kredibilitas dan tingkat prasangka negatif Damayanti, 2003. Menurut Eddy 2007 dua faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi yaitu faktor pada komponen komunikan dan faktor pada komponen komunikator. Faktor yang harus diperhatikan oleh seorang komunikan dalam menyampaikan suatu pesan yaitu: 1 waktu yang tepat untuk suatu pesan, 2 bahasa yang harus dipergunakan agar pesan dapat dimengerti, 3 sikap dan nilai yang harus ditampilkan agar efektif, 4 jenis kelompok dimana komunikasi itu dilaksanakan. Seorang dapat dan akan menerima pesan hanya kalau terdapat kondisi berikut sebagai simultan: 1 seseorang dapat dan benar-benar mengerti pesan komunikasi; 2 pada saat seseorang mengambil keputusan, seseorang sadar bahwa keputusannya sesuai dengan tujuannya; 3 Pada saat seseorang mengambil keputusan, seseorang sadar bahwa keputusannya itu bersangkutan dengan kepentingan pribadinya; serta 4 seseorang mampu untuk menepati janjinya baik secara mental maupun secara fisik. Untuk melaksanakan komunikasi efektif, terdapat dua faktor penting pada diri komunikator yakni kepercayaan pada komunikator source credibility dan daya tarik komunikator source atrractiveness. Berlo 1960 menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan komunikasi, masing-masing ditinjua dari sumber, penerima dan saluran: a Faktor sumber-Encoder b Faktor Penerima-Decoder c Faktor saluran Menurut Cangara 1998, hambatan komunikasi pada dasarnya dapat dibedakan menjadi tujuh macam, yaitu: 1. Gangguan teknis 2. Gangguan semantik 3. Gangguan psikologis 4. Hambatan fisik atau organik 5. Hambatan status 6. Hambatan kerangka pikir 7. Hambatan budaya Menurut Tubbs 2001 dalam Parnamian 2010, salah satu ukuran bagi efektivitas komunikasi adalah tercapainya komunikasi efektif. Secara sederhana, komunikasi dikatakan efektif apabila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudnya. Secara umum, komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima.

2.1.1.4 Efektivitas Komunikasi

Menurut Bernard 1982 dalam Pribadi 2005 bahwa : “Efektivitas adalah suatu tindakan dimana tindakan itu akan efektif apabila telah mencapai tujuan yang telah ditentukan”. Sedangkan Pandji Anoraga 2000 dalam Pribadi 2005 menyatakan bahwa : “Efektivitas berhubungan dengan pencapaian tujuan yang lebih dikaitkan dengan hasil kerja”. Kata kunci efektivitas adalah efektif, karena pada akhirnya keberhasilan perusahaan diukur dengan konsep efektivitas. Pengertian efektivitas mempunyai arti yang berbeda bagi setiap orang, tergantung kepada kerangka acuan yang dipakainya. Seorang ahli ekonomi mempunyai persepsi bahwa efektivitas organisasi akan semakna dengan keuntungan atau laba. Menurut instansi pemerintah, efektivitas organisasi semakna dengan program yang mempunyai pengaruh besar dengan kepentingan masyarakat banyak baik politik, ekonomi dan sebagainya. Pada saat sekarang, pengertian efektif sering diidentikkan dengan tepat guna. Effendy 2000 dalam Djunaedi 2003 menyatakan bahwa efektivitas komunikasi adalah kondisi adanya kesamaan makna terhadap pesan komunikasi dimana hal tersebut dapat dikatakan efektif jika dapat menimbulkan dampak: 1 kognitif, yakni meningkatnya pengetahuan komunikan, 2 afektif, yakni perubahan pandangan komunikan karena hatinya tergerak akibat komunikasi, dan 3 behavioral, yaitu perubahan perilaku atau tindakan yang terjadi pada komunikan. Sastropoetro 1988 berpendapat bahwa komunikasi yang efektif haruslah 1 menggunakan lambang-lambang yang serasi dan tepat, 2 menggunakan media saluran yang tepat, 3 pesan yang disampaikan dapat menimbulkan minat dan perhatian, 4 pesan memberikan saran atau stimuli untuk pemecahan masalah. Tubbs dan Moss 2000 dalam Cahyanto 2007 menyatakan ada lima hal yang menjadi ukuran bagi komunikasi yang efektif yaitu pemahaman, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik, dan tindakan. Menurut Tubbs 1996, ada lima hal yang dapat dijadikan tolak ukur bagi komunikasi efektif, yaitu; 1. Pemahaman; pemahaman adalah penerimaan yang cermat atas kandungan rangsangan seperti yang dimaksudkan oleh si pengirim pesan. Dalam hal ini komunikator dikatakan efektif apabila penerima memperoleh pemahaman yang cermat atas pesan yang disampaikan. Kegagalan utama dalam berkomunikasi adalah ketidak berhasilan dalam menyampaikan isi pesan secara cermat. 2. Kesenangan; tingkat kesenangan dalam berkomunikasi berkaitan erat dengan perasaan terhadap orang yang berinteraksi dengan pihak lain. 3. Mempengaruhi sikap; komunikasi dikatakan efektif jika komunikator pengirim dapat mempengaruhi sikap komunikan penerima, tindakan mempengaruhi sikap bertujuan agar orang lain memahami ucapan kita dan melakukan tindakan sesuai dengan yang kita inginkan. 4. Hubungan yang makin baik; secara keseluruhan, komunikasi efektif memerlukan suasana psikologis yang positif dan penuh kepercayaan. Salah satu kegagalan dalam berkomunikasi adalah adanya gangguan dalam hubungan insani yang berasal dari kesalahpahaman. 5. Tindakan; komunikasi yang efektif dapat mendorong orang lain untuk melakukan tindakan sesuai dengan yang kita inginkan. Menurut Purwanto 2003, komunikasi efektif memerlukan beberapa hal, antara lain: 1. Persepsi; komunikator harus dapat memprediksi apakah pesan-pesan yang akan disampaikannya dapat diterima oleh penerima pesan. 2. Ketepatan; secara umum, audiens mempunyai suatu kerangka berfikir. seseorang perlu mengekspresikan sesuatu sesuai dengan yang ada dalam kerangka pikir agar komunikasi mencapai sasaran. 3. Kredibilitas; komunikator perlu memiliki keyakinan bahwa para audiensnya adalah orang-orang yang dapat dipercaya, demikian juga sebaliknya. 4. Pengendalian; audiens akan memberikan suatu reaksi terhadap pesan yang disampaikan dalam berkomunikasi. Reaksi audiens tergantunng pada berhasil tidaknya komunikator mengendalikan audiensnya saat berkomunikasi. Keharmonisan; komunikator yang baik dapat menjaga hubungan persahabatan yang baik dengan audiens, sehingga komunikasi berjalan lancar dan mencapai tujuan.

2.1.1.5 Hubungan Karakteristik dengan Dampak Komunikasi

Menurut Purnaningsih 1999 dalam Saidah 2008 sumber daya yang dimiliki seseorang untuk menggunakan sumber-sumber informasi dapat ditunjukkan oleh ciri-ciri demografisnya. Faktor-faktor demografis tersebut adalah umur, pendidikan, skala usaha, penghasilan dan pengalaman. Hasil penelitian yang dilakukan oleh McQuail dan Gurevits dalam Damayanti 2003, menunjukkan bahwa umur memiliki pengaruh dalam penggunaan media massa televisi. Hasil penelitian Parnamian 2010 umur peserta program keluarga harapan dibagi menjadi tiga kelas yaitu mudakurang dari 33 tahun, dewasa antara 33 sampai 41 tahun, dan tua lebih dari 41 tahun. Motif khalayak berusia lebih tua menggunakan media massa televisi terutama untuk pengawasan lingkungan dan identitas pribadi, sedangkan khalayak yang berusia muda untuk hiburan. Motif khalayak laki-laki menggunakan media massa terutama untuk pengawasan lingkungan dan keingintahuan, sedangkan motif perempuan untuk hiburan. Motif khalayak berpendidikan tinggi menggunakan media massa terutama untuk pengawasan lingkungan dan keingintahuan, sedangkan motif khalayak berpendidikan rendah adalah untuk hiburan dan identitas pribadi. Saidah 2008 menunjukkan bahwa umur berpengaruh terhadap seleksi pesan dan media komunikasi massa. Masyarakat mempunyai umur kurang dari 40 tahun mempunyai daya terima yang besar terhadap keragaman pesan dan media, sedangkan yang berumur diatas 40 tahun sebagian cenderung bersikap kolot atau sebagian lebih bersikap demokratis. Masyarakat yang berumur kurang dari 40 tahun cenderung menyukai materi agama, kesehatan, keluarga berencana, dan pertanian melalui media televisi, sedangkan masyarakat yang berumur lebih dari 40 tahun lebih menyukai materi agama dan pertanian melalui media perwayangan dan radio. Tjahjoanggoro 1994 dalam Saidah 2008 melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa makin tua usia seseorang, maka makin tinggi derajat keberhasilan kegiatan yang dilakukan karena pengalaman yang ia miliki. Azzahra 2009 dalam Parnamian 2010 sejalan dengan sebelumnya menyatakan bahwa program kreativitas mahasiswa kewirausahaan untuk laki-laki memiliki kecenderungan lebih besar sukses. Laki-laki memiliki kecenderungan lebih besar untuk berwirausaha karena memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk mensejahterakan kehidupannya. Testiandini 2006 dalam Saidah 2008 laki-laki lebih banyak menonton acara yang bersifat informasi hiburan dan action, sementara perempuan lebih tertarik pada acara hiburan, drama, komedi, dan kuis dan menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan peserta maka kebutuhan untuk memperoleh informasi dari televisi juga akan semakin besar. Saidah 2008 mengemukakan bahwa terdapat perbedaan dalam kecenderungan seseorang menerima informasi dan dalam cara mencari informasi. Faktor yang menentukan karakter tersebut adalah pendidikan atau intelegensi. Orang yang terdidik dan memiliki intelegensia yang cukup baik punya kecenderungan lebih menyukai media cetak disbanding dengan orang yang kurang terdidik. Orang yang terdidik lebih banyak informasi yang disampaikan melalui proses komunikasi. Murtiyedi 2002 dalam Tarigan 2010 pengalaman merupakan salah satu jalan kepemilikan pengetahuan yang dialami seseorang dalam kurun waktu yang tidak ditentukan. Secara Psikologis pemikiran manusia, kepribadian dan tempramen ditentukan oleh panca indera. Saidah 2008 menyatakan bahwa pengalaman adalah akumulasi dari proses belajar-mengajar yang dialami seseorang. Pengalaman seseorang akan memberikan kontribusi terhadap minat dan harapan untuk belajar lebih banyak. Kecenderungan seseorang untuk berbuat, tergantung dari pengalamannya karena pengalaman itu menentukan minat dan kebutuhan yang dirasakan.

2.1.2 Motivasi

Menurut McQuail 1991 dalam Kusumah 2010 kebutuhan, motif, penggunaan media dan fungsi media saling berhubungan sedemikian rupa sehingga kebutuhan manusia tersebut menciptakan upaya pemenuhan kebutuhan. Sejumlah harapan dianggap akan dapat dipenuhi dengan cara mengkonsumsi media massa atau dengan sejumlah alternatif fungsional lainnya. Motivasi penggunaan media atau fungsi media bagi individu adalah sebagai berikut : 1. Informasi 2. Identitas pribadi 3. Integritas dan interaksi sosial 4. Hiburan Berdasarkan informasi dari beberapa perusahaan motivasi peserta factory tour ada tiga hal diantaranya yaitu mendapat informasi, tugas dari instansi dan ajakan teman. Motivasi adalah kesediaan melakukan usaha tingkat tinggi guna mencapai sasaran organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan usaha tersebut memuaskan kebutuhan sejumlah individu Robbins, 2002. Teori yang paling terkenal adalah Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow. Maslow adalah psikolog humanistik yang berpendapat bahwa pada diri tiap orang terdapat hirarki dari lima kebutuhan : a Kebutuhan Fisik: keamanan, minuman, tempat tinggal, kepuasan seksual dan kebutuhan fisik lain b Kebutuhan Keamanan: keamanan dan perlindungan dari gangguan fisik dan emosi, dan juga kepastian bahwa kebutuhan fisik akan terus terpenuhi c Kebutuhan Sosial: kasih sayang, menjadi bagian dari kelompoknya, diterima oleh teman-teman dan persahabatan d Kebutuhan Harga Diri: faktor harga diri internal seperti penghargaan diri, ekonomi, dan pencapaian prestasi dan dan faktor harga diri eksternal seperti status, pengakuan diorangkan, dan perhatian e Kebutuhan Aktualisasi Diri : pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang dan pemenuhan diri sendiri; dorongan untuk menjadi apa yang dicapai Gambar 2. Hierarki Teori Motivasi Abraham Maslow sumber: Rubbins, 2002

2.1.3 Pemasaran

American Marketing Association 1960 dalam Robbins 2002, mengartikan pemasaran sebagai berikut: pemsaran adalah pelaksanaan dunia usaha yang mengarahkan arus barang-barang dan jasa-jasa dari produsen ke konsumen. Definisi lain, dikemukakan oleh Philip Kotler dalam bukunya marketing management analisis, perencanaan, dan kontrol, mengartikan pemasaran secara lebih luas, yaitu: pemasaran adalah: suatu proses sosial, dimana individu dan Aktualisasi diri Penghargaan diri sosial keamanan Fisik kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan, dan mereka inginkan dengan menciptakan dan mempertahankan produk dan nilai dengan individu dan kelompok lainnya.

2.1.3.1 Bauran Pemasaran

Menurut Kotler2005 setidaknya ada empat dimensi bauran pemasaraan, yakni empat P diantaranya: Product Produk; produk yang akan dijual, Price Harga; harga yang ditetapkan berdasarkan operasional dan keuntungan yang diharapkan, Promotion Promosi; promosi yang akan dilakukan dalam mengenalkan produk, dan Place Tempat atau distribusi; tempat yang akan dijadikan pusat produk atau pendistribusian produk.

2.1.3.1.1 Promosi

Promosi merupakan suatu upaya pemasaran. Pengertian promosi yang dikemukakan oleh Philip Kotler 2005 adalah sebagai berikut: Promotion encompasses all the tools in the marketing mix whose mayor is persuasive communication. Promosi meliputi semua sarana dalam kombinasi pemasaran yang peranan utamanya adalah untuk mengadakan komunikasi yang sifatnya membujuk. Menurut Philip Kotler promotion tools didefinisikan sebagai berikut: 1. Advertising Periklanan Suatu promosi barang atau jasa yang sifatnya non personal dilakukan oleh sponsor yang diketahui. 2. Personal selling Penjualan perorangan Penjualan perorangan yang dilakukan oleh para wiraniaga yang mencoba dan membujuk untuk melakukan penjualan sekaligus. 3. Sales promotion Promosi penjualan Suatu kegiatan yang dimaksud untuk membantu mendapatkan konsumen yang bersedia membeli produk atau jasa suatu perusahaan. 4. Public relation Publisitas Suatu kegiatan pengiklanan secara tidak langsung dimana produk atau jasa suatu perusahaan disebarluaskan oleh media komunikasi.

2.2 Kerangka Pemikiran

Mengacu pada pendekatan teoritis, efektivitas komunikasi pemasaran dari program promosi perusahaan factory visit merupakan sebuah program yang keberlangsungannya dapat dievaluasi. Program factory visit merupakan program yang dilakukan oleh perusahaan sebagai upaya meningkatkan tingkat penjualan produk perusahaan. Tingkat keberhasilan dari program tersebut dapat dinilai dengan mengacu pada hubungannya dengan masyarakat yang dalam hal ini adalah peserta program. Penelitian ini tidak melihat pengaruh factory visit dalam penjualan produk perusahaan tetapi ingin melihat efektivitas komunikasi program factory visit. Efektivitas komunikasi dapat dinilai dengan melihat perubahan yang terjadi pada peserta program. Dikaitkan dengan program factory visit yang dilakukan oleh peserta, nilai keberhasilan dari program tersebut dapat dilihat dari perubahan pengetahuan kognitif dan sikap afektif Perubahan yang terjadi dinilai dengan melihat variabel yang memiliki hubungan dengannya. Variabel yang memiliki hubungan dengan efektivitas komunikasi salahsatunya dilihat dari motivasi peserta. Motivasi peserta diduga berasal dari variabel pembangunnya yaitu informasi, dan Tugas dari instansi. Terdapat juga variabel yang diduga mempengaruhi efektivitas komunikasi dari Program factory visit yaitu berasal dari proses komunikasi antara peserta dan Pendamping berupa persentasi perusahaan dan factory tour. Karakteristik individu juga memiliki hubungan tidak langsung pada efektivitas program diantaranya yaitu umurusia. Dengan demikian, faktor-faktor yang berhubungan dengan dampak komunikasi dari factory visit adalah karakteristik peserta, proses komunikasi, dan motivasi peserta. Hubungan antar variabel dapat dilihat pada Gambar 3. Keterangan gambar : = hubungan Huruf bold merupakan yang diteliti dan dihubungkan Gambar 3. Kerangka pemikiran Karakteristik Individu - Jenis Kelamin - Umur - Tingkat Pendidikan - Pengalaman Motivasi Peserta - Informasi - Tugas dari Instansi - Ajakan teman - Tugas dari Instansi Dampak Komunikasi pada Peserta - Kognitif - Afektif Aktivitas Komunikasi - Presentasi perusahaan - Factory Tour

2.3 Hipotesis