Aktivitas Komunikasi Efektivitas komunikasi peserta program factory visit: kasus PT. Jakarana Tama, Gaga Ciawi Kabupaten Bogor, Jawa Barat

5.1.4 Pengalaman

Pengalaman adalah frekuensi factory visit perusahaan yang pernah diikuti oleh peserta. Tabel 3 mengenai pengalaman peserta menunjukkan bahwa pengalaman peserta bersifat homogen. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sejumlah 100 persen peserta adalah seluruh peserta pernah mengikuti factory visit perusahaan lebih dari dua kali. Hal ini disebabkan karena peserta memiliki latarbelakang instansi pendidikan yang sama yaitu SMKN 49 Jakarta Utara. Latarbelakang peserta sebagai murid SMK menyebabkan peserta sering mengikuti program-program seperti factory visit, dalam rangka belajar praktik langsung di Lapang.

5.2 Aktivitas Komunikasi

Variabel yang diteliti dalam aktivitas komunikasi ada dua yaitu presentasi perusahaan dan factory tour. Aktivitas komunikasi merupakan kegiatan program factory visit yang diagendakan oleh perusahaan. 1. Presentasi Perusahaan Presentasi perusahan adalah saat dimana perusahaan mempresentasikan profil, sejarah, dan juga produk perusahaan kepada peserta. Komunikator ketika mempresentasikan materi didukung dengan sarana-sarana seperti sound system, lcd proyektor, dan juga mike. Ruangan yang digunakan cukup besar, namun kurang mendukung dalam pencahayaannya. Kualitas gambar begitu rendah karena kondisi ruangan yang begitu terang. Letak dari sound system tidak terletak di empat sisi-sisi ruangan, sound system terletak hanya dibagian kiri-kanan pada bagian belakang ruangan. Kondisi ruangan yang rentan gaung dan kualitas sound system yang kurang menjadikan suara komunikator terdengar kurang baik. Kondisi ruangan yang sedikit panas juga menjadikan kurangnya konsentrasi saat pemberian materi. 2. Factory Tour Factory tour merupakan bagian dari program factory visit dimana peserta berkeliling pabrik untuk melihat proses produksi produk dengan didampingi oleh guide. Satu rombongan factory tour sedikitnya terdiri dari 40 orang peserta rombongan. Guide yang menuntun rombongan menyusuri setiap alur produksi produk berada di depan rombongan didukung dengan fasilitas pengeras suara. Kondisi factory tour sendiri berada diluar ruang persentasi, di dalam pabrik dengan kondisi suara yang berisik karena suara mesin-mesin produksi. Kondisi yang panas karena didalam pabrik menurunkan derajat konsentrasi bagi para peserta. Kurangnya guide dan letak posisinya menjadikan aktivitas komunikasi yang terjadi antara peserta dan juga komunikator begitu rendah. Berdasarkan hasil penelitian data aktivitas komunikasi peserta cukup merata dengan jumlah peserta terbesar dengan aktivitas komunikasi yang tinggi yaitu sebesar 44.4 persen. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Distribusi Responden Factory Visit PT Jakarana Tama Berdasarkan Aktivitas Komunikasi, 2011 Aktivitas Komunikasi Frekuensiorang Persentase Tinggi 20 44.4 Sedang 13 28.9 Rendah 12 26.7 Total 45 100.0 Keterangan : - Tinggi: Aktivitas komunikasi tinggi pada persentasi perusahaan dan factory tour - Sedang: Aktivitas komunikasi tinggi pada persentasi perusahaan dan rendah pada factory tour - Rendah: Aktivitas komunikasi rendah pada persentasi perusahaan dan rendah pada factory tour Tabel 4 mengenai aktivitas komunikasi peserta menunjukkan bahwa hampir sebagian besar peserta mengikuti kegiatan dengan baik dengan aktivitas komunikasi yang tinggi seperti mencatat, mendengarkan dan juga bertanya, aktivitas komunikasi sedang yaitu bagi peserta yang mencatat dan memiliki gangguan dalam mendengarkan akibat adanya noise dan tidak bertanya, sedangkan yang rendah adalah mencatat yang kurang baik kualitas catatannya, tidak mendengarkan dan mengobrol dengan peserta lainnya sehingga aktivitas komunikasi yang dilakukan rendah. Pihak perusahaan telah bekerja baik dalam mewujudkan aktivitas komunikasi dengan menyediakan komunikator yang memiliki kredibilitas berkomunikasi yang baik dan juga sarana maupun prasarana yang menunjang efektifnya proses komunikasi kepada peserta. Hanya saja peserta dengan aktivitas komunikasi yang rendah terjadi pada saat factory tour. Kegiatan factory tour diadakan diluar ruangan dan dengan kondisi bising akibat suara mesin-mesin produksi pabrik dengan noise yang tinggi. Perlu adanya perhatian yang tinggi bagi peserta ketika berkomunikasi di luar ruangan dengan kondisi gangguan komunikasi yang tinggi. Gangguan komunikasi tidak hanya dari situasi eksternal tetapi juga dari orang lain yang mengajak berbicara sehingga perhatian peserta kepada komunikator atau guide menjadi rendah. Pihak perusahaan juga dirasakan kurang bagi peserta dalam hal meyediakan komunikator dalam satu rombongan. Satu komunikator dalam satu rombongan sejumlah 40 orang dirasakan kurang dalam upaya efektivitas komunikasi dengan kondisi di luar ruangan dan banyaknya faktor noise yang tinggi. Kurang memadainya alat komunikasi pada saat persentasi juga menjadi salah satu faktor adanya peserta yang rendah ataupun kurang dalam aktivitas komunikasinya, seperti persiapan sound system yang kurang memadai sehingga suara komunikator kurang jelas baik pada saat presentasi perusahaan dan juga pada saat factory tour, proyektor yang bermasalah ketika berlangsungnya presentasi karena kurangnya kesiapan dalam pengecekan sebelum persentasi, dan kondisi ruangan yang terlalu terang sehingga mengurangi kejelasan gambar pada proyektor.

5.3 Motivasi Responden