Tingginya aktivitas komunikasi diharapkan oleh peserta akan meningkatkan efektivitas komunikasi peserta dalam menerima informasi dari
komunikator. Sejalan dengan analisis hitung Spearman dengan α0.000 yaitu
lebih kecil dari α0.1 dengan hubungan positif yang menyatakan berhubungan dan ukuran korelasi sebesar 0.800 dengan kriteria kisaran antara 1-0.750 yang
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat erat dan dapat diandalkan antara variabel aktivitas komunikasi dengan motivasi akan informasi.
Tabel 10 menunjukkan bahwa sebanyak 17 orang dengan aktivitas komunikasi yang tinggi memiliki motivasi akan tugas instansi yang tinggi atau
sebesar 37.8 persen dari keseluruhan peserta. Hasil hitung Spearman α0.022
dengan nilai 0.885, hal ini menunjukkan bahwa nilai kurang dari α0.1 dengan demikian variabel aktivitas komunikasi dengan motivasi akan tugas memiliki
hubungan. Motivasi berupa tugas yang diberikan oleh instansi mampu mendorong peserta untuk melakukan aktivitas komunikasi yang tinggi bagi seluruh peserta.
dapat dijelaskan bahwa hampir sebagian besar peserta dengan motivasi akan tugas melakukan aktivitas komunikasi yang cukup baik. Motivasi berupa tugas
dianggap oleh peserta berupa kewajiban sehingga serta memacu peserta untuk melakukan aktivitas komunikasi yang tinggi.
5.7 Hubungan Antara Motivasi Peserta dengan Dampak Komunikasi
Efektivitas komunikasi program factory visit keberhasilannya dapat dilihat keefektivasnnya dengan melihat hubungnan antara motivasi peserta peserta
factory visit dengan dampak komunikasi pada peserta program. Motivasi yang dilihat pada peserta yaitu ada tiga yaitu motivasi akan informasi, motivasi akan
tugas dari instansi. Faktor dampak komunikasi pada peserta yang dilihat pada
penelitian yaitu ada dua yaitu kognitif dan afektif pada peserta. hubungan antara hubungan antara motivasi peserta dengan dampak komunikasi berupa kognitif dan
hubungan antara motivasi peserta dengan dampak komunikasi berupa kognitif dapat dilihat pada Tabel 14 di bawah ini :
Tabel 11. Hubungan antara motivasi responden dengan dampak komunikasi
factory visit PT Jakarana Tama, 2011 Motivasi
Dampak komunikasi pada peserta r
s
Kognitif r
s
Afektif Informasi
0.585 0.377
Tugas Instansi -0.25
0.549
5.7.1 Hubungan Antara Motivasi Informasi dengan Dampak Komunikasi
Motivasi Informasi merupakan dorongan peserta mengikuti factory visit karena ingin mendapatkan informasi mengenai perusahaan PT. Jakarana Tama.
Efektivitas program factory visit dapat dilihat melalui hubungan antara motivasi dengan kognitif peserta setelah mengikuti program. Pengambilan keputusan
berdasarkan nilai hitung ji ka α lebih kecil dari α0.1 maka H1 diterima, yang
artinya terdapat hubungan antara motivasi informasi dengan dampak komunikasi. Tabel 11 menunjukkan bahwa sebesar 26 peserta dengan motivasi tinggi akan
informasi memiliki hasil kognitif yang tinggi pula atau sebesar 57.8 persen dari seluruh peserta.
Hasil hitung Spearman dengan α0.000 dengan ukuran korelasi sebesar
0.585 dan kisaran ukuran antara 0.749-0.500 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat atau tinggi antara motivasi informasi dengan hasil kognitif
peserta setelah kunjungan. Dapat dijelaskan bahwa peserta dengan motivasi akan informasi yang tinggi terdorong untuk mengikuti factory visit dengan baik
sehingga informasi yang disampaikan dapat dicerna dengan baik dan pada saat pengukuran kognitif hasil menunjukkan tingkat kognitif yang tinggi.
Motivasi Informasi merupakan dorongan peserta mengikuti factory visit karena ingin mendapatkan informasi mengenai perusahaan PT Jakarana Tama dan
efektivitas program factory visit dapat dilihat melalui hubungan antara motivasi dengan afektif peserta setelah mengikuti program.
Pengambilan keputusan berdasarkan nilai hitung lebih kecil dari α0.1
maka H1 diterima, yang artinya terdapat hubungan antara motivasi dengan dampak komunikasi. Tabel 11 menunjukkan bahwa hasil hitung Spearman
dengan α0.011 dan nilai ukuran korelasi sebesar 0.377, kisaran ukuran antara 0.250-0.499. Hubungan yang ada rendah, hal ini dapat dijelaskan karena proses
factory visit yang berlangsung sebentar dan hanya satu kali, selain itu motivasi informasi hanya mentargetkan dirinyapeserta hanya mencapai kognitif yang
tinggi saja.
5.7.2 Hubungan Antara Motivasi Tugas dari Instansi dengan Dampak Komunikasi pada Peserta
Motivasi tugas dari instansi merupakan dorongan peserta mengikuti factory visit karena merasa mendapat tugas dari instansi untuk mengikuti factory
visit perusahaan PT. Jakarana Tama. Efektivitas program factory visit dapat dilihat melalui hubungan antara motivasi dengan kognitif peserta setelah mengikuti
program. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai
hitung lebih kecil dari α0.1 maka H1 diterima, yang artinya terdapat hubungan antara motivasi tugas dengan
dampak komunikasi. Tabel 14 menunjukkan bahwa sebanyak 27 peserta deng motivasi tugas instansi yang tinggi memiliki kognitif yang tinggi pula. Hasil
hitung Spearman dengan α0.098 menunjukkan bahwa ada hubungan antara
motivasi tugas dari instansi dengan kognitif post-test meskipun kurang signifikan. Hal ini karena α0.098 lebih kecil dari α0.1.
Dapat dijelaskan bahwa peserta dengan motivasi yang tinggi memiliki gangguan dalam aktivitas komunikasinya, diantaranya seperti posisi tempat duduk
peserta yang jauh dari layar persentasi dan gaung di dalam ruangan yang meyebabkan suara tidak jelas serta pada saat factory tour ada teman yang
mengajak bersendagurau. Sebanyak 9 orang yang rendah motivasinya sedangkan kognitifnya tinggi disebabkan karena aktivitas komunikasinya baik dan tidak
banyak gangguan komunikasi yang menghalangi proses komunikasinya. Motivasi tugas dari instansi merupakan dorongan peserta mengikuti
factory visit karena merasa mendapat tugas dari instansi untuk mengikuti factory visit perusahaan PT Jakarana Tama dan efektivitas program factory visit dapat
dilihat melalui hubungan antara motivasi dengan afektif peserta setelah mengikuti program.
Pengambilan keputusan berdasarkan nilai hitung lebih kecil dari α0.1
maka H1 diterima, yang artinya terdapat hubungan antara motivasi akan tugas dari instansi dengan dampak komunikasi meskipun kurang signifikan. Tabel 14
Menunjukkan bahwa sebagian besar peserta yang memiliki motivasi tugas dari instansi yang tinggi memiliki afektif yang sedang. Hasil hitung Spearman
dengan α0.092, nilai yang lebih kecil dari α0.1 menyebabkan terdapatnya hubungan anatara motivasi akan tugas dari instansi dengan afektif setelah
kunjungan. Dapat dijelaskan bahwa peserta ditugaskan oleh instansi hanya untuk mendapatkan informasi saja mengenai perusahaan dan kurang sampai keranah
afektif, oleh karena itu sedikit jumlah dari peserta dengan motivasi akan tugas dari instansi yang memiliki afektif yang tinggi.
5.8 Penjelasan Hubungan Karakteristik dengan Motivasi