Patofisiologi Hipertensi Terkait Obesitas

17 e. Adiposit sel lemak berlebih pada obesitas bersifat profibrinogen dan juga sebagai plasminogen activator inhibitor penghambat aktifasi plasma darah. Hal tersebut akan meningkatkan viskositas kekentalan darah yang akan meningkatkan resistensi vaskular perifer. Sehingga akan menyebabkan terjadinya hipertensi Lilly, 2011.

C. Faktor Risiko Lain

1. Merokok

Merokok merupakan salah satu faktor risiko terjadinya hipertensi primer Heuther dan McCance, 2012. Nikotin dan tar yang terkandung dalam rokok mempunyai respon terhadap sekresi hormon vasokontriktor sehingga akan meningkatkan beban kerja jantung Muttaqin, 2009. Penelitian di daerah perkotaan di Indonesia menunjukkan bahwa responden yang merokok 20 tahun atau lebih mempunyai presentase yang lebih banyak yang menderita hipertensi dibandingkan responden yang merokok kurang dari 20 tahun. Selain itu, mereka yang lama merokok 20 tahun atau lebih mempunyai peluang 1,5 kali menderita hipertensi dibandingkan yang merokok kurang dari 20 tahun Pradono, 2010.

2. Konsumsi Garam

Konsumsi garam berlebih merupakan faktor risiko terjadinya kejadian hipertensi primer Heuther dan McCance, 2012. Konsumsi garam berlebihan dapat menyebebkan peningkatan tekanan darah. Secara 18 osmosis, garam menahan air sehingga meningkatkan volume darah dan berperan dalam kontrol jangka panjang tekanan darah Sherwood, 2011. Penelitian Sigarlaki 2006 juga mengemukakan bahwa terdapat hubungan antara faktor makanan terhadap jenis hipertensi. Selain itu, penelitian Sugiarto 2007 menunjukkan bahwa orang yang mempunyai kebiasaan makan asin akan berisiko terserang hipertensi 3,95 kali lipat dibandingkan orang yang tidak terbiasa mengokonsumsi makanan asin.

3. Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, tidak ada perbedaan yang signifikan antara tekanan darah pada laki-laki atau perempuan secara klinis. Namun, pria cenderung memiliki bacaan tekanan darah yang lebih tinggi setelah pubertas. Sedangkan pada wanita cenderung memiliki tekanan darah lebih tinggi setelah menopause daripada pria pada usia tersebut Potter dan Perry, 2005. Prevalensi penderita hipertensi di Indonesia menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi pada wanita lebih tinggi daripada laki-laki pada tahun 2007 maupun 2013 Kemenkes, 2014. Hal serupa juga diungkapkan oleh penelitian Sigarlaki 2006 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin terhadap jenis hipertensi. 19

4. Umur

Umur merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi primer Heuther dan McCance, 2012. Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan terdiagnosis tenaga kesehatan dan pengukuran menunjukkan bahwa terjadi peningkatan dengan bertambahnya umur Kemenkes, 2014. Hal serupa juga diungkapkan oleh penelitian Pradono 2010 yang menunjukkan presentase responden hipertesi di daerah perkotaan di Indonesia meningkat sejalan dengan meningkatnya kelompok umur dimana pada responden umur 45 tahun atau lebih, meningkat 2,7 kali dibanding responden dengan umur kurang dari 45 tahun. Selain itu, mereka yang berumur lebih dari 45 tahun mempunyai peluang mendapatkan hipertensi 2,4 kali dibandingkan dengan kelompok umur kurang dari 45 tahun Pradono, 2010

5. Riwayat Keluarga

Riwayat penyakit hipertensi dalam keluarga merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi primer Heuther dan McCance, 2012. Faktor riwayat keluarga tidak dapat dirubah. Jika terdapat satu atau dua orang dari orangtua atau saudara kandung menderita hipertensi maka peluang seseorang terkena hipertensi semakin besar. Sebesar 25 dari kasus hipertensi esensial dalam keluarga mempunyai dasar genetis Casey dan Herbert, 2012. Penelitian Sugiharto 2007 mengemukakan bahwa orang yang orangtuanya mempunyai riwayat hipertensi berisiko terkena 20 hipertensi 4,04 kali dibandingkan dengan orang yang orangtuanya tidak menderita hipertensi.

6. Ras

Faktor ras merupakan fator risiko hipertensi primer Heuther dan McCance, 2012. Frekuensi hipertensi pada orang afrika amerika lebih tinggi daripada orang eropa amerika. Kematian yang dihubungkan dengan hipertensi juga lebih banyak pada orang afrika amerika. Kecenderungan populasi ini terhadap hipertensi berhubungan dengan hubungan genetik dan lingkungan Potter dan Perry, 2005.

7. Konsumsi Alkohol Berlebih

Konsumsi alkohol berlebih merupakan faktor risiko hipertensi primer Heuther dan McCance, 2012. Mengkonsumsi munuman beralkohol secara berlebihan tiga kali atau lebih dalam sehari merupakan faktor penyebab 7 kasus hipertensi Casey dan Herbert, 2012. Di daerah perkotaan di Indonesia hubungan signifikan peminum alkohol dengan hipertensi tidak nampak. Hal tersebut dimungkinkan karena minuman alkohol masih banyak yang tradisional dan sulit diketahui kadar alkoholnya sehingga catatan dosis yang diminum oleh responden sulit untuk diketahui Pradono, 2010. Sebaliknya, penelitian lain mengemukakan bahwa peminum alkohol laki laki dengan dosis 300 sampai 499 ml alkoholminggu dapat meningkatkan tekanan darah