21
sistolikdiastolik rata-rata 2,71,6 mmHg lebih tinggi dibanding bukan peminum alkohol. Sedangkan peminum berat ≥300 mlminggu pada
perempuan meningkatkan tekanan darah 3,93,1 mmHg lebih tinggi dibandingkan dengan bukan peminum Marmot dkk, 1994 dalam Pradono
2010.
8. Obat - obatan
Salah satu faktor risiko penyebab hipertensi sekunder adalah konsumsi beberapa obat tertentu seperti obat kontrasepsi oral,
kortikosteroid dan antihistamin Heuther dan McCance, 2012. Penelitian Sugiharto 2007 mennunjukkan bahwa menggunakan pil KB selama 12
tahun berturut-turut berisiko terkena hipertensi sebesar 5,38 kali dibandingkan orang tidak menggunakan pil KB selama 12 tahun berturut-
turut. Hal tersebut diperkuat dengan penelitian Pangaribuan dan Dina 2015 yang mengungkapkan bahwa pada wanita berusia 15-49 tahum di
Indonesia yang menggunakan kontrasepsi pil berisiko 1,4 kali mengalami hipertensi dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan
kontrasepsi pil.
9. Intoleransi Glukosa
Intoleransi Glukosa merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi Heuther dan McCance, 2012. Intoleransi glukosa merupakan keadaan
yang menghasilkan kadar darah lebih tinggi dibandingkan kadar gula
22
darah normal dan merupakan keadaan yang mendahului kejadian diabetes mellitus.
Telah lama dibuktikan bahwa intoleransi glukosa dan kejadian hipertensi mempunyai hubungan yang sangat erat. Modan dkk 1984
mengemukakan dalam penelitiannya bahwa terdapat hubungan antara intoleransi glukosa dan hipetensi yang mempunyai nilai p 0.001.
10. Penyakit Ginjal
Penyakit ginjal merupakan faktor risiko penyakit hipertensi sekunder Heuther dan McCance, 2012. Perubahan struktur dan fungsi
ginjal akan berkolaborasi dan menghasilkan aktivasi sistem simpatis dan sistem renin angiotensin aldosteron sehingga akan menyebabkan
terjadinya retensi cairan. Aktivasi sistem simpatis, sistem renin angiotensin aldosteron, retensi cairan serta peningkatan reabsorbsi natrium
akan menyebabkan terjadinya hipertensi. Hipertensi juga dapat terjadi akibat gagal ginjal yang disebabkan oleh peningkatan reabsorbsi natrium
dan progresifitas hiperfiltrasi Lilyasari, 2007.
D. Sensitivitas
Sensitivitas adalah kemampuan suatu tes untuk mengidentifikasi individu dengan tepat, dengan hasil positif dan benar sakit Budiarto dan Dewi,
2003. Sensitivitas merupakan proporsi subyek yang sakit dengan hasil uji diagnostik positif positif benar dibanding seluruh subyek yang sakit positif
benar + negatif semu atau kemungkinan bahwa hasil uji diagnostik positif bila