Metode Pengumpulan Data Instrumen Pengumpulan Data

35 1. Filter Pada tahap ini, peneliti melakukan koreksi terhadap kelengkapan dan kesesuaian data Riskesdas 2013 yang diperoleh dari Balitbangkes sehingga sesuai dengan data yang dibutuhkan oleh peneliti. Adapun data yang dibutuhkan dan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Daftar Variabel dan Kuesioner No. Variabel Kode Kuesioner 1. Prahipertensi K05A-K07C RKD13.IND 2. Indeks Massa Tubuh K01A-K02B RKD13.IND

3. Jenis Kelamin

B4K4 RKD13.RT 4. Usia B4K7THN RKD13.RT 5. Status Kehamilan B4K11 RKD13.RT 2. Cleaning Pada tahap Cleaning, peneliti melakukan penyeleksian data dengan menghilangkanmengeluarkan data sesuai dengan kriteria data yang diperlukan. Penyeleksian data dilaksanakan dengan menghilangkan missing data yang terdapat pada variabel pengukuran tekanan darah pertama, pengukuran tekanan darah 36 kedua, pengukuran tinggi badan serta pengukuran berat badan. Selanjutnya, penyeleksian data dilaksanakan dengan seleksi status hipertensi dan status kehamilan sehingga diperoleh data yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan peneliti. 3. Recoding Data Pada Tahap Recoding data ini peneliti melakukan pengkodean ulang ataupun membuat kode baru terhadap data yang membutuhkan perubahan kategori sesuai kebutuhan analisis. Adapun pengkodean ulang dilaksanakan pada beberapa variabel sebagai berikut : a. Status Tekanan darah Dataset terkait tekanan darah diperoleh berupa data numerik hasil pengukuran tekanan darah baik tekanan darah sistolik maupun diastolik. Tekanan darah sistolik yang berupa data numerik dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu dengan kode 0 yang berarti normal apabila hasil pengukuran 120, kode 1 yang berarti prahipertensi apabila nilai hasil pengukuran 120-139 dan kode 2 yang berarti hipertensi apabil a nilai hasil pengukuran ≥140. Begitupula dengan tekanan darah diastolik yang berupa data numerik dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu dengan kode 0 37 yang berarti normal apabila hasil pengukuran 80, kode 1 yang berarti prahipertensi apabila nilai hasil pengukuran 80-89 dan kode 2 yang berarti hipertensi apabila nilai hasil pengukuran ≥90. Selanjutnya, setelah eksklusi kategori hipertensi dari kedua jenis nilai tekanan darah sistolik dan diastolik, dilakukan pembuatan kode baru dari kedua variabel kategorik yang telah dibuat dengan membuat variabel kategorik lagi dengan memberi kode 0 yang berarti status prahipertensi apabila terdapat salah satu tekanan darah adalah prahipertensi dan kode 1 yang berarti normal. b. Titik Potong Indeks Massa Tubuh Nilai Indeks Massa Tubuh merupakan variabel dengan jenis data numerik yang merupakan hasil bagi variabel tinggi badan terhadap kuadrat variabel berat badan yang keduanya juga merupakan data numerik. Selanjutnya variabel IMT di golongkan kembali berdasarkan titik potong yang ingin di analisis yaitu 22-27. Sehingga didapatkan variabel-variabel baru dengan titik potong 22,23,24,25,26 dan 27. Dengan kode 0 berarti positif dan 1 berarti tidak negatif sesuai dengan masing-masing variabel titik potong.