Manajemen Pengumpulan Data TINJAUAN PUSTAKA

37 yang berarti normal apabila hasil pengukuran 80, kode 1 yang berarti prahipertensi apabila nilai hasil pengukuran 80-89 dan kode 2 yang berarti hipertensi apabila nilai hasil pengukuran ≥90. Selanjutnya, setelah eksklusi kategori hipertensi dari kedua jenis nilai tekanan darah sistolik dan diastolik, dilakukan pembuatan kode baru dari kedua variabel kategorik yang telah dibuat dengan membuat variabel kategorik lagi dengan memberi kode 0 yang berarti status prahipertensi apabila terdapat salah satu tekanan darah adalah prahipertensi dan kode 1 yang berarti normal. b. Titik Potong Indeks Massa Tubuh Nilai Indeks Massa Tubuh merupakan variabel dengan jenis data numerik yang merupakan hasil bagi variabel tinggi badan terhadap kuadrat variabel berat badan yang keduanya juga merupakan data numerik. Selanjutnya variabel IMT di golongkan kembali berdasarkan titik potong yang ingin di analisis yaitu 22-27. Sehingga didapatkan variabel-variabel baru dengan titik potong 22,23,24,25,26 dan 27. Dengan kode 0 berarti positif dan 1 berarti tidak negatif sesuai dengan masing-masing variabel titik potong. 38

G. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis uji diagnostik dengan menggunakan tabel 2x2. Analisis tabel 2x2 dilakukan pada setiap titik potong yang akan dianalisis yaitu 22,23,24,25,26 dan 27. Selanjutnya dilakukan perhitungan pada setiap hasil tabel 2x2 untuk mengetahui nilai sensitivitasnya masing-masing. Selanjutnya nilai sensitivitas diinterpretasikan untuk menggambarkan kecocokan titik potong IMT sebagai alat prediktor kejadian prahipertensi. 39 BAB V HASIL

A. Gambaran Karakteristik Responden Penelitian

Adapun karakteristik responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 5.1 Karakteristik Responden Rata-rata Jenis Kelamin Usia IMT TDS TDD Pria 39,02 22,06 119,70 76,72 Wanita 38,14 23,00 115,59 76,99 Responden pria dalam penelitian ini mempunyai rata-rata usia 39,02 tahun dengan rata-rata IMT 22,06 kgm 2 , rata-rata tekanan darah sistol 119,7 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastol 76,72 mmHg. Sedangkan responden wanita dalam penelitian ini mempunyai rata-rata usia 38,14 tahun dengan rata-rata IMT 23,00 kgm 2 , rata-rata tekanan darah sistol 115,59 mmHg serta rata-rata tekanan darah diastol 76,99 mmHg. Adapun status prahipertensi pada responden dapat dilihat pada tabel berikut : 40 Tabel 5.2 Status Prahipertensi pada Responden Prahipertensi Ya Tidak Total Jenis Kelamin N N N Pria 140.125 63,1 81.784 36,9 221.909 100 Wanita 117.735 54,4 98.698 45,6 216.433 100 Status prahipertensi pada responden pria adalah sebanyak 140.125 atau sebesar 63,1 sedangkan pada responden wanita terdapat 117.735 atau sebesar 54,4.

B. Nilai Sensitivitas Titik Potong IMT Sebagai Prediktor

Prahipertensi pada Pria Perhitungan nilai sensitivitas titik potong IMT 22-27 kgm 2 berdasarkan analisis tabel dua kali dua sebagai prediktor kejadian prahipertensi pada pria di Indonesia berdasarkan data Riskesdas 2013 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.3 Hasil Penghitungan Nilai Sensitivitas Titik Potong IMT 22- 27 kgm 2 sebagai Prediktor Prahipertensi pada Pria Titik potong IMT Sensitivitas 22 52,7 23 39,7 24 28,6 25 19,8 26 13,5 27 9,2 41 Tabel 5.6 menunjukkan bahwa hasil penghitungan nilai sensitivitas berdasarkan analisis tabel dua kali dua menunjukkan nilai sensitivitas titik potong IMT tertinggi adalah pada nilai titik potong 22 kgm 2 dengan nilai sensitivitas sebesar 52,7. Sedangkan nilai titik potong yang mempunyai niliai sensitivitas terendah adalah nilai titik potong IMT 29 kgm 2 dengan nilai sensitivitas 9,2. Adapun hasil analisis diagnostik tabel dua kali dua pada nilai titik potong IMT 22 kgm 2 adalah sebagai berikut : Tabel 5.4 Tabel Dua Kali Dua Nilai Titik Potong IMT 22 kgm 2 dengan Status Prahipertensi pada Pria Status Prahipertensi Positif Negatif Titik potong IMT 22 Positif 73.784 29.025 102.809 Negatif 66.225 52.689 118.914 Total 140.009 81.714 221.723 Nilai sensitivitas : 73.784140.009 x 100 = 52,7. Berdasarkan tabel 5.7, perhitungan nilai sensitivitas titik potong IMT 22 kgm 2 adalah sebesar 52,7. Nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai titik potong IMT 22 kgm 2 dapat menyaring 52,7 responden positif prahipertensi dari total keseluruhan responden yang benar-benar prahipertensi.