B. Pembahasan Hasil Analisis Data
Penelitian yang dilakukan di SDN Jetisharjo Yogyakarta kelas V C ini bertujuan untuk memperoleh data guna mendeteksi miskonsepsi siswa dalam
menyelesaikan soal bangun ruang prisma segitiga dan tabung. Data yang diperoleh melalui hasil penelitian ini kemudian dianalisis untuk memperoleh
deskripsi terkait miskonsepsi yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan bangun ruang prisma segitiga dan tabung
beserta faktor-faktor yang menyebabkannya. Data hasil penelitian tersebut meliputi hasil tes tertulis dan tes wawancara. Hasil tes tertulis dan wawancara
dibandingkan dengan triangulasi teknik agar data yang diperoleh valid. Analisis data ini meliputi reduksi data, penyajian data dan pengecekkan data melalui
triangulasi teknik, diperoleh deskripsi miskonsepsi yang dilakukan oleh siswa serta faktor penyebabnya.
Berdasarkan hasil analisis data tes tertulis dan wawancara, menyatakan adanya beberapa miskonsepsi yang dialami siswa kelas V C SDN Jetisharjo
Yogyakarta pada materi bangun ruang prisma segitiga dan tabung. Miskonsepsi yang terjadi pada masing-masing subjek penelitian ini beranekaragam.
Diantaranya adalah kesalahan klasifikasional, teoritik, dan korelasional. Akan tetapi ada beberapa subjek yang semula terdeteksi miskonsepsi setelah dianalisis
lebih dalam melalui kegiatan wawancara subjek tersebut dimungkinkan tidak mengalami miskonsepsi melainkan kurang paham terhadap materi Matematika
bangun ruang prisma segitiga dan tabung.
Secara garis besar miskonsepsi klasifikasional ini mencakup kesalahan siswa dalam mengklasifikasikan atau mengelompokkan bangun ruang prisma dan
menyebutkan nama-nama dari masing-masing bangun ruang. Miskonsepsi teoritik mencakup kesalahan siswa dalam menyimpulkan fakta-fakta terkait dengan
konsep bangun ruang prisma segitiga. Miskonsepsi korelasional mencakup kesalahan siswa dalam menentukan hubungan suatu konsep dengan konsep yang
lainnya serta ketidaktepatan dalam menentukan hubungan antara rumus dengan proses peyelesaiannya. Kesalahan dari masing-masing subjek penelitian tersebut
diuraikan pada Tabel 4.19 berikut.
Tabel 4.19 Jenis Miskonsepsi pada Pemahaman Bangun Ruang Prisma Segitiga dan Tabung
Nama No. Soal
yang Salah
Letak Kesalahan Jenis
Miskonsepsi
Subjek N1 1, 2, dan 8
Subjek N1
salah dalam
mengelompokkan bangun
ruang prisma
dan menyebutkan nama-nama dari
masing-masing bangun ruang dan
salah menentukan
hubungan antara rumus dengan proses peyelesaiannya.
Klasifikasional dan
korelasional
Subjek N2 2
Subjek N2
salah dalam
menyebutkan nama-nama dari masing-masing bangun ruang.
Klasifikasional
Subjek N3 1 dan 2
Subjek N3
salah dalam
mengelompokkan bangun
ruang prisma. Klasifikasional
Subjek N4 1, 2, dan 3
Subjek N4
salah dalam
mengelompokkan bangun
ruang prisma
dan menyebutkan nama-nama dari
masing-masing bangun ruang serta subjek N4 salah dalam
Klasifikasional dan teoritik
menyimpulkan fakta-fakta
terkait dengan konsep bangun ruang prisma segitiga.
Subjek N5 1, 2, dan 3
Subjek N5
salah dalam
menyebutkan nama-nama dari masing-masing bangun ruang
serta subjek N5 salah dalam menyimpulkan
fakta-fakta terkait dengan konsep bangun
ruang prisma segitiga. Klasifikasional
dan teoritik
Subjek N6 2
Subjek N6 tidak yakin dalam menyebutkan nama-nama dari
masing-masing bangun ruang Dimungkinkan
tidak paham konsep
Subjek N7 1 dan 2
Subjek N7 tidak yakin dalam mengelompokkan
bangun ruang
prisma dan
menyebutkan nama-nama dari masing-masing bangun ruang
Dimungkinkan tidak paham
konsep
Subjek N8 1
Subjek N8
salah dalam
mengelompokkan bangun
ruang prisma Klasifikasional
Pada kegiatan wawancara pertanyaan yang diberikan tidak sekedar mengungkap miskonsepsi yang terjadi. Pertanyaan-pertanyaan ini dilanjutkan
untuk mengetahui faktor penyebab miskonsepsi yang dialami siswa. Berdasarkan hasil wawancara terhadap kedelapan subjek terpilih, diperoleh beberapa penyebab
terjadinya miskonsepsi. Faktor penyebab miskonsepsi dari masing-masing subjek penelitian tersebut diuraikan pada tabel 4.20 berikut.
Tabel 4.20 Faktor Penyebab Miskonsepsi Nama
Faktor Penyebab Miskonsepsi
Subjek N1 Terbiasa membuka internet, beberapa mendapat materi dari
guru saat dikelas, tidak sering latihan soal di rumah. Subjek N2
Belajar dari buku. Subjek N3
Soal yang dikerjakan tergolong sulit dan baca buku. Subjek N4
Pengalaman belajar sendiri dan buka internet. Subjek N5
Belajar dari buku. Subjek N8
Soal yang dikerjakan tergolong cukup sulit dan sering baca buku.
Berdasarkan Tabel 4.20 dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi yang terjadi pada siswa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah a faktor
dari diri sendiri, yaitu kemampuan siswa dalam memahami konsep masih kurang sehingga siswa masih kesulitan dalam menjawab soal, b dari guru atau pengajar,
dimungkinkan ketika guru mengajar di kelas kurang jelas, c dari buku teks dan internet, yaitu siswa sering baca buku dan buka internet untuk mencari informasi
terkait pelajaran Matematika.
126
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Jenis miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas V SD Negeri Jetisharjo
Yogyakarta tahun ajaran 20142015 diantaranya adalah: a. Miskonsepsi Klasifikasional
Siswa mengalami miskonsepsi dalam mengklasifikasikan atau mengelompokkan macam-macam bangun ruang prisma serta memberi
nama pada masing-masing bangun ruang. b. Miskonsepsi Teoritik
Siswa mengalami miskonsepsi dalam menyimpulkan fakta-fakta terkait dengan konsep bangun ruang prisma segitiga.
c. Miskonsepsi Korelasional Siswa mengalami miskonsepsi dalam menentukan hubungan
antara rumus dengan proses peyelesaiannya. 2.
Faktor penyebab terjadinya miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas V SD Negeri Jetisharjo Yogyakarta tahun ajaran 20142015 diantaranya
adalah: a. Faktor dari diri sendiri, yaitu kemampuan siswa dalam memahami
konsep masih kurang sehingga siswa masih kesulitan dalam menjawab soal.