B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh: Rohma, Ika Lailatul. 2013. Miskonsepsi siswa dalam menyelesaikan soal
materi bangun datar segi empat kelas VII SMP N 34 Semarang tahun ajaran 20122013.
Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendiskripsikan miskonsepsi yang dilakukan oleh siswa kelas VII-H
SMP Negeri 34 Semarang dalam menyelesaikan soal materi pokok bangun datar segi empat serta untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya
miskonsepsi. Alat pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dengan tes dan pedoman wawancara. Tes digunakan untuk mengetahui letak
miskonsepsi siswa pada soal yang diberikan berkaitan dengan segi empat, setelah itu siswa yang mempunyai kesalahan konsep akan ditindaklanjuti
dengan wawancara mendalam. Wawancara mendalam bertujuan untuk memastikan miskonsepsi yang terjadi pada siswa serta mengetahui faktor
penyebabnya. Hasil dari penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 34 Semarang mengalami 3 jenis miskonsepsi. Diantaranya adalah miskonsepsi
klasifikasional, siswa mengalami miskonsepsi dalam mengklasifikasikan jenis dan sifat terkait dengan konsep bangun datar segi empat. Miskonsepsi
korelasional, siswa mengalami miskonsepsi dalam menentukan hubungan suatu konsep maupun rumus dengan proses penyelesaiannya. Miskonsepsi teoritik,
siswa mengalami miskonsepsi dalam menjelaskan fakta-fakta terkait bangun datar segi empat. Faktor yang menyebabkan munculnya miskonsepi adalah
minat siswa untuk mempelajari konsep sangat rendah, siswa terbiasa
memahami gambar berdasarkan apa yang ada dalam buku pada umumnya, siswa terbiasa mencontek teman yang salah, serta pelajaran matematika di
sekolah lebih menekankan pada soal yang berkaitan dengan hitung
menghitung. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian tersebut dapat
mendukung penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Selain itu, penelitian tersebut menjadi salah satu dasar bagi peneliti untuk mengembangkan
penelitiannya. Persamaan penelitian Rohma dengan penelitian ini adalah penelitian Rohma dan penelitian ini sama-sama mengidentifikasi siswa yang
mengalami dan tidak mengalami miskonsepsi, mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan siswa, serta mencari faktor penyebab terjadinya miskonsepsi.
Selain itu dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan atau saran kepada guru untuk mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan
miskonsepsi siswa. Sedangkan perbedaannya adalah pertama, fokus materi yang ditelti.
Dalam penelitian Rohma berfokus pada materi bangun datar segiempat, di penelitian ini fokus materinya adalah bangun ruang prisma segitiga dan tabung.
Kedua, subjek yang digunakan oleh peneliti adalah siswa SD, sedangkan di penelitian Rohma subjek yang digunakan adalah siswa SMA.
Kurniawati, Ira. 2007. Analisis Miskonsepsi Siswa Sekolah Dasar pada Pembelajaran Matematika
. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi tentang karakter miskonsepsi siswa Sekolah Dasar di
kecamatan Wonosari, kabupaten Klaten pada materi geometri. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V dari 5 Sekolah Dasar yang dipilih
secara random dari 41 Sekolah Dasar di kecamatan Wonosari, kabupaten Klaten. Kelima Sekolah Dasar yang terpilih sebagai subjek penelitian adalah
SDN Bener I, SDN Gunting 1, SDN Sidowarni II, SDN Jelobo III, dan SDN Kingkang II. Analisis data menggunakan trianggulasi dengan membandingkan
data hasil observasi, hasil wawancara, dan hasil tes. Hasil penelitian ini adalah terjadinya miskonsepsi untuk materi geometri pada pokok bahasan bangun
datar yang mencapai 39.33 dari total responden, dengan perincian: konsep teoritikal 47.57, konsep klasifikasional 27.67 dan konsep korelasional
24.76. Penyebab terjadinya miskonsepsi siswa untuk materi geometri pada pokok bahasan bangun datar antara lain: 1 Dalam penyampaian materi, guru
kurang menekankan pada penguasaan konsep. 2 Guru kurang variatif dalam memberikan contoh soal atau latihan dan jarang sekali mengkaitkan pada
masalah kontekstual. 3 Siswa cenderung menghafal rumus dalam mempelajari geometri. 4 Kurang aktifnya siswa dalam berlatih mengerjakan
soal-soal latihan yang variatif. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian tersebut dapat
mendukung penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Selain itu, penelitian tersebut menjadi salah satu dasar bagi peneliti untuk mengembangkan
penelitiannya. Persamaan penelitian Ira dengan penelitian ini adalah, pertama penelitian ini sama-sama menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif.
Kedua, analisis datanya menggunakan trianggulasi teknik, yaitu hasil tes
tertulis dan hasil wawancara mendalam. Ketiga, dalam penelitian Ira dan penelitian ini sama-sama mengetahui miskonsepsi siswa pada suatu konsep dan
faktor penyebab terjadi miskonsepsi. Sedangkan perbedaannya adalah pertama, fokus materi yang diteliti.
Dalam penelitian Ira berfokus pada materi bangun datar, di penelitian ini fokus materinya adalah bangun ruang prisma segitiga dan tabung. Kedua, subjek
yang digunakan penelitian Ira adalah subjek yang dipilih secara random dari berbagai SD, sedangkan di penelitian ini subjek yang digunakan adalah siswa
dari satu SD saja.
Permana, Iwan. 2013. Analisis Miskonsepsi Siswa SMA Kelas X Pada Mata Pelajaran Fisika Melalui CRI Certainty Of Response Index
Termodifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi siswa
SMA kelas X pada konsep optik, listrik dinamis, suhu dan kalor. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualittif. Data diperoleh dari 204 siswa dari
beberapa sekolah melalui tes pilihan ganda dengan lembar jawaban Certainty Of Response Index
CRI. Hasil dari penelitian ini adalah: 1 Miskonsepsi telah terjadi pada siswa SMA kelas X di semua konsep yang diteliti. 2
Miskonsepsi terjadi pada kategori rendah, kecuali pada konsep optik kategori sedang. 3 Miskonsepsi tidak tergantung pada tingkat kesukaran soal. 4
Jenis konsep yang banyak menimbulkan miskonsepsi adalah jenis konsep abstrak dengan contoh konkret. 5 Jenjang kognitif yang banyak menimbulkan
miskonsepsi adalah C
2
pemahaman. 6 Siswa dengan kategori rendah paling banyak mengalami miskonsepsi.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian tersebut dapat mendukung penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Selain itu, penelitian
tersebut menjadi salah satu dasar bagi peneliti untuk mengembangkan penelitiannya. Persamaan penelitian Iwan dengan penelitian ini adalah, pertama
penelitian ini sama-sama menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dan bertujuan untuk mengetahui letak miskonsepsi pada suatu konsep.
Sedangkan perbedaannya adalah pertama, fokus materi atau konsep yang ditelti. Dalam penelitian Iwan berfokus pada materi optik,listrik dinamis, suhu
dan kalor. Sedangkan di penelitian ini fokus materinya adalah bangun ruang prisma segitiga dan tabung. Kedua, subjek yang digunakan oleh peneliti adalah
siswa SD, akan tetapi dalam penelelitian Iwan subjek dipilih secara random dari berbagai SMA, sedangkan di penelitian ini subjek yang digunakan adalah
siswa dari satu SD saja.
C. Kerangka Berfikir