Analisis Data Subjek N4

d. Analisis Data Subjek N4

1 Jenis Miskonsepsi a Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N4. Pada indikator mengidentifikasi macam-macam bangun ruang yaitu soal nomor satu, subjek N4 mengalami kesalahan. Letak kesalahan subjek N4 adalah ketika menjawab bahwa bangun ruang prisma ditunjukkan oleh gambar a, d, e dan f. Berdasarkan jawaban subjek N4, gambar d dan f memang bangun ruang prisma, sedangkan gambar a dan e adalah bangun ruang limas bukan bangun ruang prisma. Bangun ruang prisma adalah bangun ruang yang mempunyai sisi alas dan tutup yang sama sedangkan gambar a dan e tidak memiliki tutup, tetapi memiliki titik puncak.. Dari jawaban tersebut dimungkinkan subjek N4 mengalami miskonsepsi. Analisis data selanjutnya dilakukan melalui kegiatan wawancara. Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperkuat adanya deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N4. Berikut transkrip wawancara terhadap subjek N4. P-11 : “Oh, gitu. Oke, ibu tanya ya. Nomor 1, kamu menjawab mana? A, D, E, F. Yakin dengan jawaban ini?” N4-11 : “Yakin.” P-12 : “Prisma alasnya berbentuk segitiga, bukan persegi dan lingkaran. Bukan persegi dan lingkaran.Ini berarti bukan termasuk prisma, ya? sambil menunjuk gambar. Dua ini?” N4-12 : menggeleng P-13 : “Berarti yang termasuk prisma itu yang ini sambil menunjuk gambar?” N4-13 : “He eh” mengangguk. P-14 : “A, D, E, F. Lha, kenapa kamu… ini termasuk prisma?” N4-14 : “Ya karena prisma tuh alasnya bukan lingkaran sama persegi panjang. Segitiga.” Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N4 mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang prisma. Subjek N4 yakin dengan jawabannya bahwa gambar a dan e termasuk bangun ruang prisma. Subjek N4 menganggap bahwa bangun ruang prisma adalah bangun yang mempunyai alasnya bukan berbentuk lingkaran dan persegi panjang. Jawaban tersebut dapat dilihat pada transkrip wawancara P-11 sampai N4-14. Gambar a dan e merupakan bangun ruang limas bukan bangun ruang prisma, karena bangun ruang prisma tidak memiliki titik puncak, bangun ruang prisma ialah bangun yang mempunyai alas dan tutup sama bentuk dan ukuran. Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek N4. Berikut adalah triangulasi data. Tabel 4.9 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N4 pada indikator mengidentifikasi macam-macam bangun ruang Hasil tes tertulis Hasil wawancara Subjek N4 menjawab bahwa bangun a, d, e, dan f adalah bangun ruang prisma. Bangun d dan f memang bangun ruang prisma, letak kesalahan yang muncul pada subjek N4 adalah ketika menganggap bahwa gambar a dan e adalah bangun ruang prisma. Subjek N4 yakin dengan jawabannya. Subjek N4 mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi macam- macam bangun ruang. Subjek N4 menganggap bahwa gambar a dan e termasuk kelompok bangun ruang prisma. Berdasarkan data hasil tes tertulis dan hasil wawancara subjek N4, diketahui bahwa subjek N4 mengalami kesalahan. Letak kesalahan yang dialami subjek N4 adalah ketika mengidentifikasi macam-macam bangun runag prisma. Hasil tes tertulis subjek N1 mengatakan bahwa gambar a dan e termasuk bangun ruang prisma. Sedangkan menurut teori gambar a dan e merupakan gambar bangun ruang limas. Hasil wawancara menjelaskan bahwa subjek N4 menganggap gambar a dan e termasuk gambar bangun ruang prisma. Berdasarkan kedua analisis tersebut terdapat kesamaan yaitu, sama-sama memiliki kesalahan dalam mengidentifikasi macam-macam bangun ruang. Subjek N4 dalam soal nomor satu ini dapat dikatakan mengalami miskonsepsi klasifikasional, karena salah dalam mengkalsifikasi atau mengelompokkan contoh gambar yang termasuk bangun ruang prisma. b Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N4. Pada indikator mengidentifikasi macam-mcam bangun ruang yaitu nomor dua, subjek N4 mengalami kesalahan ketika menyebutkan nama-nama dari bangun ruang tersebut. Subjek N4 menganggap bahwa bangun ruang a adalah segitiga, bangun ruang b adalah persegi panjang, bangun ruang c adalah tabung, bangun ruang d adalah belah ketupat, bangun ruang e adalah prisma, bangun ruang f adalah prisma segitiga. Subjek N4 salah dalam menamai bangun ruang tersebut. Gambar a seharusnya limas segitiga, gambar b adalah balok, gambar d adalah prisma segitiga, gambar e adalah limas segiempat, dan gambar f adalah prisma segitiga, sehingga dimungkinkan subjek N4 mengalami miskonsepsi. Analisis data selanjutnya dilakukan berdasarkan hasil wawancara. Kegiatan wawancara ini dilakukan untuk memperkuat adanya deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N4. Berikut transkrip wawancara subjek N4. P-19 : “…, tapi lupa. Lalu ini namanya apa? Yang A, namanya?Segitiga.B persegi panjang, tabung, D belah ketupat?E prisma, prisma segitiga membacakan jawaban murid.Kenapa kamu bisa ngomong ini, ini segitiga?” N4-19 : “Karena… dia bentuknya seperti segitiga, bangun segitiga.” P-20 : “Berarti itu… tapi, itu termasuk prisma, ya?” N4-20 : “Ya” mengangguk. P-21 : “Karena ini kamu milih prisma to?” N4-21 : mengangguk. P-22 : “Yakin dengan itu?” N4-22 : “Yakin” sambil tertawa. P-23 : “Terus ini D, belah ketupat?” N4-23 : berpikir P-24 : “Belah ketupat?” N4-24 : mengangguk sambil tertawa. P-25 : “Yakin?” N4-25 : “Yakin.” P-26 : “Yakin, berarti kalau D itu belah ketupat, itu juga termasuk prisma?” N4-26 : “Termasuk” mengangguk. P-27 : “Oke. Kalau ini yang… E itu juga prisma?” N4-27 : mengangguk. P-28 : “Kenapa alasanmu kok memilih itu prisma?” N4-28 : “Karena pernah diterangin sama guru, digambarin di papan tulis tuh kayaknya bentuknya seperti itu.” P-29 : “Pernah to Bu N bawa ke kelas bangun-bangun itu?” N4-29 : mengangguk. P-30 : “Kamu inget nggak?” N4-30 : menggeleng. P-31 : “Oh, berarti pernah ya gurunya. Ini… apa, bangun itu namanya prisma gitu, pas di kelas. Ho oh?” N4-31 : mengangguk. P-32 : “Berarti pas di kelas ya itu prisma, itu ya. Kalau yang ini, kamu, di sebut apa ini? menunjuk soal” N4-32 : “Persegi panjang.” P-33 : “Persegi panjang. Alasanmu apa? Alasanmu apa?” Guru berbicara sebentar dengan orang lain. P-34 : “Piye, ini termasuk persegi panjang?” N4-34 : “Iya.” P-35 : “Apa alasanmu memilih itu persegi panjang?” N4-35 : “Karena persegi panjang tuh sisinya tegak.” Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N4 mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi macam-macam bangun ruang. Subjek N4 menyebutkan nama gambar a adalah segitiga, dengan alasan bahwa bangun tersebut gambar a bentuknya segitiga. Jawaban tersebut dapat dilihat pada transkrip wawancara P-19 sampai N4-22. Subjek N4 menganggap bahwa gambar d adalah gambar belah ketupat, jawaban tersebut dapat dilihat pada transkrip wawancara P-23 sampai N4-26. Subjek N4 menganggap bahwa gambar e termasuk prisma, dengan alasan guru sudah perbah membawa contoh bangun ruang tersebut ke dalam kelas. Jawaban tersebut dapat dilihat pada transkrip wawancara P-27 sampai N4-31. Subjek N4 menganggap bahwa gambar b adalah gambar persegi panjang dengan alasan karena persegi panjang itu sisinya tegak. Jawaban tersebut dapat dilihat pada transkrip wawancara P-32 sampai N4-35. Dari hasil wawancara tersebut, dimungkinkan subjek N4 mengalami miskonsepsi. Bangun segitiga dan persegi panjang itu bukan termasuk bangun ruang melainkan bangun datar. Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek N4. Berikut adalah triangulasi data. Tabel 4.10 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N4 pada indikator mengidentifikasi macam-macam bangun ruang Hasil tes tertulis Hasil wawancara Subjek N4 menganggap bahwa bangun ruang a adalah segitiga, bangun ruang b adalah persegi panjang, bangun ruang c adalah tabung, bangun ruang d adalah belah ketupat, bangun ruang e adalah prisma, bangun ruang f adalah prisma segitiga. Subjek N4 yakin dengan jawabannya. Subjek N4 mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi macam- macam bangun ruang dan memberi nama pada bangun ruang. Subjek N4 beranggapan bahwa gambar a adalah adalah segitiga, bangun ruang b adalah persegi panjang, bangun ruang d adalah belah ketupat, bangun ruang e adalah prisma. Berdasarkan data hasil tes tertulis dan hasil wawancara subjek N4, diketahui bahwa subjek N4 mengalami kesalahan. Letak kesalahan yang dialami subjek N4 adalah ketika mengidentifikasi macam-macam bangun ruang prisma dan memberi nama pada masing-masing bangun ruang. Terlihat dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara terdapat kesamaan jawaban yaitu subjek N4 menganggap bahwa bangun ruang a atau gambar a adalah segitiga, bangun ruang b adalah persegi panjang, dan bangun ruang e adalah prisma. Subjek N4 dalam soal nomor dua ini dapat dikatakan mengalami miskonsepsi klasifikasional, karena subjek N4 salah dalam mengklasifikasikan atau memberi nama pada masing-masing bangun ruang. c Mengidentifikasi bangun ruang prisma Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N4 Pada indikator mengidentifikasi bangun ruang prisma yaitu soal nomor tiga, subjek N4 mengalami kesalahan. Letak kesalahan subjek N4 adalah ketika menjawab bahwa bangun yang sesuai dengan ciri-ciri yang dipaparkan di soal nomor tiga adalah persegi panjang akan tetapi gambar yang dibuat oleh subjek N4 adalah gambar balok. Dari jawaban tersebut dimungkinkan subjek N4 mengalami miskonsepsi. Analisis data selanjutnya dilakukan melalui kegiatan wawancara. Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperkuat adanya deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N4. Berikut transkrip wawancara terhadap subjek N4. P-32 : “Berarti pas di kelas ya itu prisma, itu ya. Kalau yang ini, kamu, di sebut apa ini? menunjuk soal” N4-32 : “Persegi panjang.” P-33 : “Persegi panjang. Alasanmu apa? Alasanmu apa?” Guru berbicara sebentar dengan orang lain. P-34 : “Piye, ini termasuk persegi panjang?” N4-34 : “Iya.” P-35 : “Apa alasanmu memilih itu persegi panjang?” N4-35 : “Karena persegi panjang tuh sisinya tegak.” P-36 : “Karena persegi panjang itu sisinya tegak. Oh, berarti ini? Pernyataan yang kedua ini? menggarisbawahi lembar” N4-36 : mengangguk. P-37 : “Sisi tegak, berbentuk persegi panjang, makanya kamu langsung memilih persegi panjang?” N4-37 : “Iya.” P-38 : “Coba lihat gambarnya. Oh, berarti ini termasuk persegi panjang?” N4-37 : mengangguk. Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N4 mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang prisma. Subjek N4 menyebutkan nama bangun yang sesuai dengan soal nomor tiga adalah bangun persegi panjang. Subjek N4 menggambar bangun ruang balok dan dianggapnya sudah sesuai ciri-ciri pada nomor soal tiga. Subjek N4 menganggap bahwa persegi panjang itu mempunyai sisi tegak berbentuk persegi panjang sehingga namanya perseg panjang. Jawaban tersebut dapat diihat pada transkrip wawancara P-32 sampai N4-37. Ciri-ciri bangun yang dipaparkan di soal nomor tiga tersebut adalah bangun ruang prisma segitiga bukan persegi panjang. Dengan demikian, subjek N4 dimungkinkan mengalami miskonsepsi. Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek N4. Berikut adalah triangulasi data. Tabel 4.11 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N4 pada indikator mengidentifikasi bangun ruang prisma Hasil tes tertulis Hasil wawancara Subjek N4 menjawab bahwa bangun yang sesuai dengan ciri- ciri yang dipaparkan di soal nomor tiga adalah persegi panjang akan tetapi gambar yang dibuat oleh subjek N4 adalah gambar balok. Subjek N4 bangun yang sesuai dengan soal nomor tiga adalah bangun persegi panjang. Subjek N4 menggambar bangun ruang balok dan dianggapnya sudah sesuai ciri-ciri pada nomor soal tiga. Subjek N4 menganggap bahwa persegi panjang itu mempunyai sisi tegak berbentuk persegi panjang sehingga namanya perseg panjang. Berdasarkan kedua analisis tersebut terdapat kesamaan yaitu, sama-sama memiliki kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang prisma. Subjek N4 dalam soal nomor tiga ini dapat dikatakan mengalami miskonsepsi teoritik, karena salah dalam menyimpulkan konsep berdasarkan fakta, yaitu konsep tentang bangun ruang prisma segitiga. 2 Faktor penyebab miskonsepsi Faktor penyebab terjadinya miskonsepsi pada subjek N4 dapat diketahui pada transkrip wawancara berikut. P-04 : “Oh, pagi tadi belajar, ya? Oke. Kalau dari ini… kamu anggap susah atau mudah to? Soal ini.” N4-04 : “Bisa dibilang susah, bisa dibilang nggak. Ada yang susah, ada yang nggak.” P-05 : “Lebih berat yang mana persentasenya? Kalau itu kan berarti 50 susah, 50 mudah. Nah, yang paliiing… yang paling banyak itu ke susahnya atau ke mudahnya?” N4-05 : “Ke susahnya” sambil tertawa. P-06 : “Ke susahnya. Oke. Kalau kamu itu sebenarnya suka Matematika tidak?” N4-06 : Tertawa “Nggak begitu.” P-07 : “Nggak begitu. Kalau ibu total 100 gitu, suka Matematika ya, yang sukaaa banget berarti 100 ya.Kalau Andra itu kira-kira berapa persen suka Matematika?” N4-07 : “50.” P-08 : “50 suka Matematika. Lha kenapa alasanmu kok cuma setengah-setengah suka Matematika itu?” N4-08 : “Ya… gimana ya.” P-09 : “Apa kamu nggak minat belajar Matematika?” N4-09 : “Ya minat, tapi…” tersenyum. P-10 : “Susah, gitu ya?” N4-10 : “Iya.” P-15 : “Hm. Kamu dapat informasi itu… apa… dari mana? Dari buku, atau dari gurumu, atau dari orangtua, atau dari internet gitu?” N4-15 : “Dariku sendiri” sambil tersenyum. P-16 : “Dari dirimu sendiri?” N4-16 : “He eh” mengangguk. P-17 : “Berarti dari belajarmu sendiri?” N4-17 : “He eh” mengangguk. P-18 : “Kalau pas gurunya menerangkan di kelas gitu, bagaimana?” N4-18 : Tertawa “Ya perhatikan, tapi lupa.” P-47 : tertawa “Oke. Tapi, kalau ini kamu dapet dari mana ini? Ini kok namanya persegi panjang?” N4-47 : tersenyum. P-48 : “Dari buku atau dari guru atau dari internet?” N4-48 : “Internet.” P-49 : “Dari internet. Oh, persegi panjang itu termasuk bangun ruang, terus dari internet?” N4-49 : “Iya lirih.” Berdasarkan hasil wawancara di atas P-04 sampai N4-10, terlihat bahwa subjek N4 cukup menyukai Matematika. Transkrip wawancra P-15 sampai N4-18 menggambarkan bahwa subjek N4 mendapatkan informasi tentang macam-macam bangun ruang adalah dari dirinya sendiri. Untuk informasi tentang persegi panjang adalah dari internet. Dari beberapa jawaban tersebut, penyebab pemahaman konsep yang salah ini disebabkan karena subjek N4 belajar dari pengalaman dirinya sendiri dan dari internet. Hal inilah yang dapat mengakibatkan subjek N4 mengalami miskonsepsi.

e. Analisis Data Subjek N5 1 Jenis Miskonsepsi

Dokumen yang terkait

ANALISIS KESALAHAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KENDAL DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI JARAK PADA BANGUN RUANG

5 161 471

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PENERAPAN BANGUN RUANG KELAS IX Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Penerapan Bangun Ruang Kelas Ix Smp Negeri 2 Cepogo.

0 3 14

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PENERAPAN BANGUN RUANG KELAS IX SMP NEGERI 2 CEPOGO Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Penerapan Bangun Ruang Kelas Ix Smp Negeri 2 Cepogo.

0 2 15

MISKONSEPSI SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI LINGKARAN Miskonsepsi siswa dalam menyelesaikan soal cerita Pada materi lingkaran (studi situs di kelas viii g semester genap mts negeri ngemplak boyolali).

1 5 16

MISKONSEPSI SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI LINGKARAN Miskonsepsi siswa dalam menyelesaikan soal cerita Pada materi lingkaran (studi situs di kelas viii g semester genap mts negeri ngemplak boyolali).

0 8 15

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BANGUN RUANG POKOK BAHASAN Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Bangun Ruang Pokok Bahasan Prisma Dan Limas.

0 7 12

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BANGUN RUANG POKOK BAHASAN Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Bangun Ruang Pokok Bahasan Prisma Dan Limas.

0 4 16

PENDAHULUAN Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Bangun Ruang Pokok Bahasan Prisma Dan Limas.

0 3 7

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA KELAS V SD DALAM MATERI BANGUN RUANG.

0 2 37

Identifikasi miskonsepsi pembelajaran matematika materi volume bangun ruang (tabung, balok, kubus) pada siswa kelas V di Sekolah Dasar.

8 74 128