N2-09 : “ Dari baca-baca buku.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas P-02 sampai N2-03, subjek N2 cukup menyukai Matematika. Subjek N2 belajar dari membaca
buku, jawaban dapat dilihat pada transkrip wawancara P-09 sampai N2- 09. Dari kedua jawaban tersebut diketahui faktor penyebab subjek N2
mengalami miskonsepsi dapat dimungkinkan berasal dari buku.
c. Analisis Data Subjek N3 1
Jenis Miskonsepsi a Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang
Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N3
Pada indikator mengidentifikasi macam-macam bangun ruang yaitu soal nomor satu, subjek N3 mengalami kesalahan. Letak
kesalahan subjek N3 adalah ketika menjawab bahwa bangun ruang prisma ditunjukkan oleh gambar a, f, c dan d. Berdasarkan jawaban
subjek N3, gambar f, c, dan d memang bangun ruang prisma,
sedangkan gambar a adalah bangun ruang limas bukan bangun ruang prisma. Dari jawaban tersebut dimungkinkan subjek N3 mengalami
miskonsepsi. Analisis
data selanjutnya
dilakukan melalui
kegiatan wawancara. Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperkuat adanya
deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N3. Berikut transkrip wawancara terhadap subjek N3.
P-09 : “Buku… nah, nomor 1, kamu memilih mana ini? Coba ditunjuk, milih?”
N3-09 : “A, C, F.”
P-10 : “A, C, F, yakin kalau ini?”
N3-10 : “Sama D. Maksudnya sama D.”
P-11 : “Oh, sama D. Berarti kamu yakin kalau ini tuh bangun
ruang prisma?” N3-11
: “Hm” sambil mengangguk.
P-21 : “Insyaallah yakin. Alasanmu apa to kok itu dipilih
sebagai prisma?” N3-21
: “Soalnya ada ruangnya.” P-22
: “Ada ruangnya. Berarti bangun prisma itu termasuk bangun ruang?Ada ruangannya?”
N3-22 : mengangguk.
P-23 : “Lha ini juga ada ruangannya sambil menunjuk
gambar, ruangannya, ruangannya, ruangannya, semua sambil menunjuk gambar satu per satu. Kenapa kamu
hanya memilih A, F, C?”
N3-23 : “Lha itu soalnya yang sering tampil di buku.”
P-24 : “Itu yang sering tampil di buku. Berarti itu termasuk
prisma?” N3-24
: mengangguk.
Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N3 mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang prisma.
Subjek N3 yakin dengan jawabannya bahwa gambar a, c, f, dan d adalah bangun ruang prisma. Jawaban tersebut dapat dilihat pada
transkrip wawancara P-09 sampai N3-11. Gambar a merupakan bangun ruang limas bukan bangun ruang prisma, karena bangun ruang prisma
tidak memiliki titik puncak, yang memiliki titik puncak ialah bangun ruang limas.
Pewawancara bertanya lagi mengenai alasan mengapa bangun a, f, dan c termasuk bangun ruang prisma, jawaban tersebut dapat dilihat
pada transkrip wawancara P-21 sampai N3-24. Subjek N3 menjawab bahwa bangun ruang prisma adalah bangun ruang yang memiliki ruang.
Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek
N3. Berikut adalah triangulasi data.
Tabel 4.7 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N3 pada indikator mengidentifikasi macam-macam bangun
ruang Hasil tes tertulis
Hasil wawancara
Subjek N3 menjawab bahwa
bangun a, f, c, dan d adalah Subjek
N3 yakin
dengan jawabannya.
Subjek N3
bangun ruang prisma. Bangun f, c dan d memang bangun ruang
prisma, letak kesalahan yang muncul pada subjek N3 adalah
ketika
menganggap bahwa
gambar a adalah bangun ruang prisma.
mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi
macam- macam bangun ruang. Subjek
N3 menganggap
bahwa gambar a termasuk kelompok
bangun ruang prisma karena bangun
tersebut memiliki
ruang.
Berdasarkan data hasil tes tertulis dan hasil wawancara subjek N3, diketahui bahwa subjek N3 mengalami kesalahan. Letak kesalahan
yang dialami subjek N3 adalah ketika mengidentifikasi macam-macam bangun runag prisma. Hasil tes tertulis subjek N3 mengatakan bahwa
gambar a termasuk bangun ruang prisma. Gambar a merupakan gambar bangun ruang limas. Hasil wawancara menjelaskan bahwa subjek N3
menganggap gambar a termasuk gambar bangun ruang prisma, dengan alasan gambar tersebut memiliki ruang.
Berdasarkan kedua analisis tersebut terdapat kesamaan yaitu, sama-sama memiliki kesalahan dalam mengidentifikasi macam-macam
bangun ruang. Subjek N3 dalam soal nomor satu ini dapat dikatakan mengalami
miskonsepsi klasifikasional,
karena salah
dalam mengkalsifikasi atau mengelompokkan contoh gambar yang termasuk
bangun ruang prisma.
b Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang
Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N3
Pada indikator mengidentifikasi macam-mcam bangun ruang yaitu nomor dua, subjek N3 mengalami kesalahan ketika menyebutkan
nama-nama dari bangun ruang tersebut. Subjek N3 menganggap bahwa bangun ruang a adalah segitiga, bangun ruang b adalah persegi panjang
prisma, bangun ruang c adalah tabung, bangun ruang d adalah segitiga tiga sisi, bangun ruang e adalah segitiga sembarang, bangun ruang f
adalah segitiga sama sisi prisma. Subjek N3 salah dalam memberi nama pada masing-masing bangun ruang tersebut. Gambar a adalah
limas segitiga, gambar b adalah balok, gambar c adalah tabung, gambar d adalah prisma segitiga, gambar e adalah limas segiempat, gambar f
adalah prisma segitiga, sehingga dimungkinkan subjek N3 mengalami miskonsepsi.
Analisis data
selanjutnya dilakukan
berdasarkan hasil
wawancara. Kegiatan wawancara ini dilakukan untuk memperkuat
adanya deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N3. Berikut transkrip wawancara subjek N3.
P-12 : “Kalau ini, yang A, namanya apa?”
N3-12 : “Segitiga.”
P-13 : “Segitiga. Lalu, yang B?”
N3-13 : “Persegi panjang.”
P-14 : “Persegi panjang. Yang C?”
N3-14 : “Balok, eh, tabung.”
P-15 : “D?”
N3-15 : “Itu segitiga sama selimut, luasnya.”
P-16 : “Namanya bangun ruang apa? Segitiga selimut, gitu?”
N3-16 : “Hm” sambil mengangguk kecil. P-16
: “Segitiga selimut. Kemudian, yang E? Ini, di sini apa?” N3-17 : “Ha itu, sembarang paling… oh, sama sisi.”
P-18 : “Segitiga sama sisi. Terus?”
N3-18 : “Yang ini sambil menunjuk bangun ruang yang
dimaksud. Ini segitiga sama sisi.” P-19 : “Sisi mengikuti ucapan murid, prisma. Berarti ini kamu
yakin kalau ini tuh namanya segitiga? N3-19 : “Hm” sambil mengangguk kecil.
P-20 : “Tapi, kamu juga yakinkah kalau ini… ini termasuk prisma?”
N3-20 : “Insyaallah yakin.”
P-50 : “Lalu, ini namanya? Namanya apa tadi yang D? Mana
yang… menyodorkan gambar?” N3-50 : menunjuk salah satu gambar
P-51 : “Namanya?”
N3-51 : “Segitiga sisi.” P-52
: “Segitiga sisi?” N3-52 : “Tiga sisi.”
P-53 : “Segitiga tiga sisi?”
N3-53 : menangguk. P-54
: “Kenapa kok bisa disebut segitiga tiga sisi?” N3-54 : “Karena memiliki tiga sisi. Karena memiliki tiga sisinya.”
P-55 : “Mana sisinya?”
N3-55 : “Satu… dua… tiga… sambil menunjuk satu per satu.” P-56
: “Oh, yang samping-samping itu?” N3-56 : “Hm” sambil mengangguk.
P-57 : “Satu, dua, tiga, makanya dimanakan segitiga tiga sisi?”
N3-57 : “Sisi menirukan ucapan guru sambil mengangguk.”
Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N3 mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang prisma.
Subjek N3 menyebutkan nama bangun ruang a adalah segitiga, bangun ruang b adalah persegi panjang prisma, bangun ruang c adalah tabung,
bangun ruang d adalah segitiga selimut, bangun ruang e adalah segitiga sama sisi, bangun ruang f adalah segitiga sembarang. Jawaban tersebut
dapat dilihat pada transkrip wawancara P-12 sampai N3-20. Jawaban tersebut diperkuat dengan transkrip hasil wawancara P-
50 sampai N3-57. Subjek N3 beranggapan bahwa gambar d adalah segitiga tiga sisi karena mempunyai tiga sisi. Dengan demikian, subjek
N3 dimungkinkan mengalami miskonsepsi.
Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek
N3. Berikut adalah triangulasi data.
Tabel 4.8 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N3 pada indikator mengidentifikasi macam-macam bangun
ruang Hasil tes tertulis
Hasil wawancara
Subjek N3 menganggap bahwa bangun ruang a adalah segitiga,
bangun ruang b adalah persegi panjang prisma, bangun ruang c
adalah tabung, bangun ruang d adalah segitiga tiga sisi, bangun
ruang
e adalah
segitiga sembarang, bangun ruang f adalah
segitiga sama sisi prisma. Subjek N3 menyebutkan nama
bangun ruang a adalah segitiga, bangun ruang b adalah persegi
panjang prisma, bangun ruang c adalah tabung, bangun ruang
d adalah segitiga selimut, bangun ruang e adalah segitiga
sama sisi, bangun ruang f adalah segitiga sembarang.
Berdasarkan data hasil tes tertulis dan hasil wawancara subjek N3, diketahui bahwa subjek N3 mengalami kesalahan. Letak kesalahan
yang dialami subjek N3 adalah ketika mengidentifikasi macam-macam bangun ruang prisma dan memberi nama pada masing-masing bangun
ruang. Terlihat dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara terdapan kesamaan jawaban yaitu subjek N3 menganggap bahwa bangun ruang a
atau gambar a adalah segitiga, bangun ruang b adalah persegi panjang prisma, dan bangun ruang c adalah tabung. Dengan demkian, subjek N3
dimungkinkan mengalami miskonsepsi. Jawaban pada hasil tes tertulis dan hasil wawancra terdapat
perbedaan. Subjek N3 pada hasil tes tertulis untuk gambar d menjawab
dengan nama segitiga tiga sisi, di hasil wawancara menjawab dengan nama segitiga selimut. Gambar e pada hasil tes tertulis disebut dengan
nama segitiga sembarang dan pada hasil wawancara disebutkan dengan nama segitiga sama sisi. Untuk gambar f pada hasil tes tertulis disebut
dengan nama segitiga sama sisi dan pada hasil wawancara disebut dengan nama segitiga sembarang. Dengan demikian, subjek N3
dimungkinkan belum paham dengan nama-nama bangun ruang tersebut karena masih salah.
2 Faktor penyebab miskonsepsi
Faktor penyebab terjadinya miskonsepsi pada subjek N3 dapat diketahui pada transkrip wawancara berikut.
P-03 : “Oh, tidak ada persiapan, ya. Lalu dari… apakah kamu itu
suka Matematika?” N3-03 : “Nggak begitu.”
P-04 : “Kalau ibu total 100, ya, kamu kira-kira berapa persen?
Suka Matematika. 100 itu berarti suka sekali sama Matematika. Sekitar berapa persen?”
N3-04 : “60” P-05
: “60 suka Matematika. Nah, dari soal ini, apakah kamu anggap soal ini termasuk soal mudah atau sulit?”
N3-05 : “Sulit.”
P-06 : “Sulit. Apa yang membuat kamu sulit?”
N3-06 : “Bingung.”
P-07 : “Bingung. Selain itu? Kenapa kamu bisa bingung?
Padahal kan udah pernah materi ini, kan?”
N3-07 : “Lha, lupa.”
P-08 : “Lupa? Lalu ketika kamu mengerjakan ini apa yang
kamu ingat? Pelajarannya Bu N, atau di internet, atau buku, atau apa?”
N3-08 : “Buku sama pelajarannya Bu N.”
P-66 : “Oh, bangun ruang. Berarti itu termasuk segitiga, gitu ya?Oke, berarti kebanyakan kamu belajar ini itu, pas
kalau kamu mengerjakan itu, yang kamu ingat itu dari mana?Dari buku, dari pelajaran di kelas, atau dari
internet, atau dari dirimu sendiri?”
N3-66 : “Biasanya dari buku.” P-67 : “Dari buku?”
N3-67 : “Hm” mengangguk. P-68 : “Oke, ya sudah. Oke, terima kasih.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas P-03 sampai N3-08, subjek N3 cukup menyukai Matematika. Subjek N3 merasa soal yang
dia kerjakan tergolong sulit, subjek N3 teringat dengan pelajaran yang disampaikan oleh gurunya dan baca dari buku. Faktor penyebab
miskonsepsi diperkuat lagi dengan hasil transkrip wawancara pada P- 66 sampai N3-67. Subjek N3 biasanya mendapatkan informasi
tentang bangun ruang dari buku. Kedua alasan tersebut dapat mengakibatkan subjek N3 mengalami miskonsepsi.
d. Analisis Data Subjek N4