g. Analisis Data Subjek N7 1
Jenis Miskonsepsi a Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang
Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N7.
Pada indikator mengidentifikasi macam-macam bangun ruang yaitu soal nomor satu, subjek N7 mengalami kesalahan. Letak
kesalahan subjek N7 adalah ketika menjawab bahwa bangun ruang prisma ditunjukkan oleh gambar a, d, e dan f. Berdasarkan jawaban
subjek N7, gambar d dan f memang bangun ruang prisma, sedangkan gambar a dan e adalah bangun ruang limas bukan bangun ruang prisma.
Bangun ruang prisma adalah bangun ruang yang mempunyai sisi alas dan tutup yang sama bentuk dan ukuran, sedangkan gambar a dan e
tidak memiliki tutup, tetapi memiliki titik puncak. Dari jawaban tersebut dimungkinkan subjek N7 mengalami miskonsepsi.
Analisis data
selanjutnya dilakukan
melalui kegiatan
wawancara. Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperkuat adanya
deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N7. Berikut transkrip wawancara terhadap subjek N7.
P-06 :
“Oya udah lumayan itu. 80 ya. Oke kalo ibuk liat nomer satu ini A D E F ya itu termasuk kelompok?”
N10-06 :
“Prisma.” P-07
: “Prisma, karena apa alasanmu? Memiliki alas yang
berbentuk?” N10-07
: “Segitiga.”
P-08 :
“O berarti ini ini alasnya berbentuk segitiga itu selalu prisma? Yakin?”
N10-08 :
“Kurang.” P-09
: “Kurang yakin? Kenapa kurang yakin?”
N10-09 :
“Dak tau. Karena lebih paham kearah balok sama kubus buk. Ciri-cirinya, pengukurannya.”
Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N7 mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang prisma.
Subjek N7 menganggap bahwa gmbar a, d, e, dan f adalah kelompok prisma dengan alasan bangun tersebut mempunyai alas segitiga.
Jawaban tersebut dapat dilihat di transkrip wawancara P-06 sampai N7- 07. Gambar a dan e merupakan bangun ruang limas bukan bangun
ruang prisma, karena bangun ruang prisma tidak memiliki titik puncak, bangun ruang prisma adalah bangun yang mempunyai alas dan tutup
yang sama bentuk dan ukuran. Akan tetapi, subjek N7 kurang yakin dengan jawabannya, dapat dilihat pada transkrip wawancara P-08
sampai N7-09. Subjek N7 lebih paham ke konsep balok dan kubus untuk bangun ruang.
Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek
N7. Berikut adalah triangulasi data.
Tabel 4.16 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N7 pada indikator mengidentifikasi macam-macam
bangun ruang
Hasil tes tertulis Hasil wawancara
Subjek N7 menjawab bahwa bangun a, d, e, dan f adalah
bangun ruang prisma. Bangun d dan f memang bangun ruang
prisma,
akan tetapi
letak kesalahan yang muncul pada
subjek N7
adalah ketika
menganggap bahwa gambar a dan e adalah bangun ruang prisma..
Subjek N7 menganggap bahwa gmbar a, d, e, dan f adalah
kelompok prisma
dengan alasan
bangun tersebut
mempunyai alas segitiga. Akan tetapi, subjek N7 kurang yakin
dengan jawabannya, subjek N7 lebih paham ke konsep balok
dan kubus untuk bangun ruang.
Berdasarkan data hasil tes tertulis dan hasil wawancara subjek N7, diketahui bahwa subjek N7 mengalami kesalahan. Letak kesalahan
yang dialami subjek N7 adalah ketika mengidentifikasi macam-macam bangun ruang prisma dan memberi nama pada masing-masing bangun
ruang. Terlihat dari hasil tes tertulis dan hasil wawancara terdapan kesamaan jawaban yaitu subjek N7 menganggap bahwa bangun ruang a
atau gambar a dan e adalah kelompok bangun prisma. Subjek N7 dalam soal nomor satu ini belum dapat dikatakan
mengalami miskonsepsi, karena subjek N7 tidak yakin dengan
jawabannya, dan subjek N7 lebih paham dengan konsep balok dan kubus dibandingkan dengan konsep prisma.
b Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang
Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N7.
Pada indikator mengidentifikasi macam-mcam bangun ruang yaitu nomor dua, subjek N7 mengalami kesalahan ketika menyebutkan
nama-nama dari bangun ruang tersebut. Subjek N7 menganggap bahwa bangun ruang a adalah prisma dan bangun ruang e adalah kerucut atau
limas. Subjek N7 salah dalam memberi nama pada masing-masing bangun ruang tersebut. Gambar a seharusnya limas segitiga dan gambar
e seharusnya limas segiempat, sehingga dimungkinkan subjek N7 mengalami miskonsepsi.
Analisis data
selanjutnya dilakukan
berdasarkan hasil
wawancara. Kegiatan wawancara ini dilakukan untuk memperkuat adanya deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N7. Berikut
transkrip wawancara subjek N7.
P-10 :
“Ooo...berarti kalo prisma itu kurang paham ya. Kalo ini, ini yang A namanya apa?”
N10-10 :
“Kayanya limas ya buk.” P-11
: “Kayaknya limas. Lalu ini? Lah ini? Prisma segitiga.”
N10-11 :
“Ini kan disini kayak dibalik aja gitu lho buk, ini kan keliatan dari samping, ini keliatan dari bawah. Mungkin
kayak gitu buk.” P-12
: “Ohhh..jadi belum yakin ya jawaban ini. Yakin gak?
N10-12 :
“Kurang juga, kurang yakin. Ada yang yakin ada yang kurang.”
Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N7 mengalami keraguan dalam menjawab soal nomor dua ini. Subjek N7
menganggap bahwa nama dari bangun a adalah limas. Jawaban tersebut dapat dilihat pada transkrip wawancara P-10 sampai N7-12.
Dari hasil wawancara tersebut, subjek N6 belum tentu mengalami miskonsepsi karena setelah diwawancara subjek N7 tidak
yakin dengan jawabannya, sehingga dimungkinkan subjek N7 tidak mengalami miskonsepsi.
Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek
N7. Berikut adalah triangulasi data.
Tabel 4.17 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N7 pada indikator mengidentifikasi macam-macam bangun
ruang Hasil tes tertulis
Hasil wawancara
Subjek N7 menganggap bahwa bangun ruang a adalah prisma.
Subjek N7 menganggap bahwa bangun ruang a adalah limas.
Berdasarkan data hasil tes tertulis dan hasil wawancara subjek N7, diketahui bahwa jawaban subjek N7 dari kedua data tersebut
memiliki perbedaan. Subjek N7 dalam soal nomor dua ini belum dapat dikatakan mengalami miskonsepsi, karena subjek N7 tidak yakin
dengan jawabannya, serta jawaban dari subjek N7 berbeda.
h. Analisis Data Subjek N8 1 Jenis Miskonsepsi