Tabel 4.17 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N7 pada indikator mengidentifikasi macam-macam bangun
ruang Hasil tes tertulis
Hasil wawancara
Subjek N7 menganggap bahwa bangun ruang a adalah prisma.
Subjek N7 menganggap bahwa bangun ruang a adalah limas.
Berdasarkan data hasil tes tertulis dan hasil wawancara subjek N7, diketahui bahwa jawaban subjek N7 dari kedua data tersebut
memiliki perbedaan. Subjek N7 dalam soal nomor dua ini belum dapat dikatakan mengalami miskonsepsi, karena subjek N7 tidak yakin
dengan jawabannya, serta jawaban dari subjek N7 berbeda.
h. Analisis Data Subjek N8 1 Jenis Miskonsepsi
a Mengidentifikasi macam-macam bangun ruang
Berikut cuplikan hasil tes tertulis subjek N8
Pada indikator mengidentifikasi macam-macam bangun ruang yaitu soal nomor satu, subjek N8 mengalami kesalahan. Letak
kesalahan subjek N8 adalah ketika menjawab bahwa bangun ruang prisma ditunjukkan oleh gambar a, d, e dan f. Berdasarkan jawaban
subjek N8, gambar d dan f memang bangun ruang prisma, sedangkan gambar a dan e adalah bangun ruang limas bukan bangun ruang prisma.
Bangun ruang prisma adalah bangun ruang yang mempunyai sisi alas dan tutup yang sama bentuk dan ukuran, sedangkan gambar a dan e
tidak memiliki tutup, tetapi memiliki titik puncak. Dari jawaban tersebut dimungkinkan subjek N8 mengalami miskonsepsi.
Analisis data
selanjutnya dilakukan
melalui kegiatan
wawancara. Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperkuat adanya deteksi miskonsepsi pada hasil tes tertulis subjek N8. Berikut transkrip
wawancara terhadap subjek N8.
P-06 :
“60...yaaa...sudah cukup baguslah ya. Kemudian ibu tanyai nomer 1 itu ya, kelompok prisma cobak
tunjukkan kelompok prisma itu yang mana saja?” N11-06
: “A...D...E...F.”
P-07 :
“Yakin?” N11-07
: “Insha Allah.”
P-08 :
“Prisma adalah bentuk dari segitiga? Berarti kalo bentuknya ini ada segitiganya itu selalu prisma ya? Ini
ada segitiganya gitu prisma? Berarti ini yang dua ini tidak ada segitiganya maka tidak seperti prisma gitu?”
N11-08 :
“Iya.” P-09
: “Yakin?”
N11-09 :
“Insha Allah.”
Deskripsi hasil wawancara diketahui bahwa subjek N8 mengalami kesalahan dalam mengidentifikasi bangun ruang prisma.
Subjek N8 menganggap bahwa gmbar a, d, e, dan f adalah kelompok prisma dengan alasan bangun prisma adalah bentuk dari segitiga.
Jawaban tersebut dapat dilihat pada transkrip wawancara P-06 sampai N8-09. Bangun yang mempunyai bentuk sisi segitiga itu belum tentu
prisma. Prisma adalah bangun yang mempunyai sisi alas dan tutup yang sama bentuk dan ukurannya.
Hasil dari kedua analisis tersebut kemudian dibandingkan untuk mengetahui letak kesalahan dan jenis miskonsepsi yang dialami subjek
N8. Berikut adalah triangulasi data.
Tabel 4.18 Hasil tes tertulis dan wawancara subjek N8 pada indikator mengidentifikasi macam-macam bangun
ruang Hasil tes tertulis
Hasil wawancara
Subjek N8 menjawab bahwa
bangun a, d, e, dan f adalah bangun ruang prisma. Bangun d
dan f memang bangun ruang prisma,
akan tetapi
letak kesalahan yang muncul pada
subjek N7
adalah ketika
menganggap bahwa gambar a dan e adalah bangun ruang prisma..
Subjek N8 menganggap bahwa gmbar a, d, e, dan f adalah
kelompok prisma
dengan alasan
bangun tersebut
mempunyai bentuk segitiga.
Berdasarkan data hasil tes tertulis dan hasil wawancara subjek N8, diketahui bahwa subjek N8 mengalami kesalahan. Letak kesalahan
yang dialami subjek N8 adalah ketika mengidentifikasi macam-macam bangun runag prisma. Hasil tes tertulis subjek N8 mengatakan bahwa
gambar a dan e termasuk bangun ruang prisma. Gambar a dan e merupakan gambar bangun ruang limas. Hasil wawancara menjelaskan
bahwa subjek N8 menganggap gambar a dan e termasuk gambar bangun ruang prisma karena ada bentuk segitiganya.
Berdasarkan kedua analisis tersebut terdapat kesamaan yaitu, sama-sama memiliki kesalahan dalam mengidentifikasi macam-macam
bangun ruang. Subjek N8 dalam soal nomor satu ini dapat dikatakan mengalami
miskonsepsi klasifikasional,
karena salah
dalam mengkalsifikasi atau mengelompokkan contoh gambar yang termasuk
bangun ruang prisma.
2 Faktor penyebab miskonsepsi
Faktor penyebab terjadinya miskonsepsi pada subjek N8 dapat diketahui pada transkrip wawancara berikut.
P-02 :
“Gak ada? Oke. Terus soal ini termasuk sulit apa susah?”
N11-02 :
“Lumayan sulit.” P-03
: “Kalo lebih beratnya kemana sulit apa mudah?”
N11-03 :
“Sulit.” P-04
: “Suliiit...kalo kamu itu sebenarnya suka matematika gak?”
N11-04 :
“Lumayan sih.” P-05
: “”Berapa persen kalo totalnya 100?”
N11-05 :
“Enam puluh.” P-18
: “Informasi itu kamu dapet dari mana?”
N11-18 :
“Dari buku.” P-19
: “Dari buku, sering-sering kamu baca buku itu tadi
informasinya itu di situ?” N11-19
: “mengangguk”
P-23 :
“Sama? Kamu sering mendapat informasi ini dari mana? Segini sambil menunjuk soal orang tua atau baca buku?”
N11-23 :
“Dari buku.” P-24
: “Dari buku?”
N11-24 :
“Pernah baca sedikit.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas P-02 sampai N8-05, terlihat bahwa subjek N8 cukup menyukai Matematika, tetapi
menganggap bahwa soal yang subjek N8 kerjakan cukup sulit. Subjek N8 sering membaca buku dan mendapatkan informasi tersebut dari
buku. Alasan tersebut, dapat dimungkinkan bahwa penyebab pemahaman konsep yang salah ini disebabkan karena subjek N8 belajar
dari buku. Hal inilah yang dapat mengakibatkan subjek N8 mengalami miskonsepsi.
B. Pembahasan Hasil Analisis Data