93
Tabel 4.9 Rekapitulasi Validator
No. Penilaian
Bahan Ajar Skor
Kategori
1. Dosen
3,1 cukup baik
2. Guru Kelas II SD
3,65 baik
3. Kepala Sekolah
3,7 baik
Total 10,4
Rata-rata 3,46
Kategori baik
1. Pembahasan
Penelitian ini berawal dari keprihatinan peneliti saat melaksanankan Program Pengalaman Lapangan PPL. Saat melakukan observasi, peneliti
menemukan bahwa guru belum menggunakan RPP dengan format Kurikulum 2013 saat proses belajar mengajar. Setelah ditelusuri lebih lanju, peneliti
mendapati permasalahan yang dialami oleh guru yaitu: 1 guru mengalami kesulitan dalam mendesain perangkat pembelajaran yang mengacu pada
kurikulum 2013. 2 Guru mengalami kesulitan ketika melakukan penilaian pada kompetensi sikap spiritual KI-1, sikap sosial KI-2, dan keterampilan KI-4.
Oleh karena itu peneliti menyusun prototipe perangkat pembelajaran untuk kelas II sub tema “Kegiatan Ekstrakurikulerku”. Perangkat tersebut terdapat instrumen
penilaian yang terdiri dari deskriptor-deskriptor untuk mempermudah guru dalam
94
melakukan penilaian sikap spiritual KI-1, sikap sosial KI-2, dan keterampilan KI-4.
Prototipe perangkat pembelajaran yang disusun sesuai format Kurikulum 2013 memperoleh skor rerata yang baik dari para validator. Dosen memberikan
skor 3,1 yang hasilnya masuk dalam kategori “cukup baik”, guru kelas II memberikan skor 3,65 yang hasilnya masuk dalam kategori “baik”, dan kepala
sekolah memberikan skor 3,7 yang hasilnya masuk dalam kategori “baik”. Dari hasil tersebut didapatkan skor rerata yaitu 3,46 dengan kategori “baik”. Skor
menunjukkan bahwa prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 memiliki kualitas yang bagus karena memuat deskiptor-deskriptor untuk menilai KI-1, KI-2
dan KI-4 beserta kelengkapannya seperti jaring-jaring tema dan silabus. Prototipe yang disusun, langkah kegiatan dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajarannya memuat unsur 5M mengamati, menanya, mencoba, menalar, mengkomunikasikan sesuai kekhasan dari Kurikulum 2013 sendiri yang
menggunakan pendekatan saintifik. Selain itu, kegiatan pembelajarannya disertai juga dengan langkah-langkah sesuai pendekatan kontekstual sehingga kegiatan
tidak monoton dan dapat meningkatkan semangat siswa dalam belajar. Pada hasil akhirnya, dilihat ada peningkatan dan keseimbangan antara
kemampuan siswa meliputi aspek kompetensi sikap sosial KI-1 dan KI-2 dan keterampilan KI-4.Hal ini menjadi ciri khas dan kekuatan tersendiri dari
keberadaan Kurikulum 2013.Kompetensi sikap sosial diperoleh melalui aktivitas menerima,
menjalankan, menghargai,
menghayati, dan
95
mengamalkan.Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.Sedangkan pengetahuan diperoleh
melalui aktivitas
mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta.Maka dirangkum dalam pendekatan saintifik ini menjadi
5M yaitu
menanya, mengamati,
mencoba, menalar
dan mengkomunikasikan Sudarwan, 2013.
Oleh sebab itu, peneliti mencoba mengkolaborasikan pendekatan saintidik dan pendekatan kontekstual untuk mencapai kompetensi.Peneliti mencoba
memfasilitasi siswa untuk melakukan 5M menanya, mengamati, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan menggunakan kedua pendekatan sehingga
siswa dapat menangkap materi pembelajaran dengan baik. Di bawah ini akan dipaparkan salah satu contoh hasil penilaian seorang siswa
berinisial Ypada aspek percaya. Hasil penilaian sikap percaya diri digunakan sebagai contoh karena penilaian tersebut ada di dalam pembelajaran 1 sampai dengan
pembelajaran 6:
Gambar 4.1 Siswa Maju Menceritakan Hasil Pekerjaan Kelompok
Pada kompetensi sikap percaya diri siswa Y mengalami perkembangan dari nilai pada pembelajaran 1 dengan skor 8 sampai pembelajaran 6 dengan skor 20. Hal
96
tersebut menunjukkan bahsa siswa Y sudah yakin akan kemampuan yang dimilikinya dan berani tampil di depan orang lain. Siswa Y selalu menjadi ketua kelompok dan
mempunyai tanggung jawab saat diberi tugas.Hasil di atas sesuaidengan pengertian percaya diri bahwa kondisi mental dan psikologis siswa Ysudah memiliki keyakinan
kuat untuk berbuat atau bertindak Kurniasih, 2014: 72.
Hasil penilaian sikap percaya diri siswa Y pada pembelajaran 1 dan pembelajaran 2 :
Gambar 4.2 Hasil Penilaian Sikap Percaya Diri
97
Hasil penilaian sikap percaya diri siswa Y pada pembelajaran 3:
Gambar 4.3 Hasil Penilaian Sikap Percaya Diri
Hasil penilaian sikap percaya diri siswa Y pada pembelajaran 4:
98
Gambar 4.4 Hasil Penilaian Sikap Percaya Diri
Hasil penilaian sikap percaya diri siswa Y pada pembelajaran 5 dan pembelajaran 6:
Gambar 4.5 Hasil Penilaian Sikap Percaya Diri
Berdasarkan hasil validasi produk di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa produk yang dikembangkan peneliti berupa perangkat pembelajaran kelas
II subtema “Kegiatan Ekstrakurikulerku”, dapat membantu guru. Selain deskriptor yang ada dalam instrumennya, pendekatan saintifik sebagai kekhasan Kurikulum
2013 yang dikolaborasikan dengan pendekatan kontekstual menambah variasi sendiri di dalam proses pembelajarannya. Sesuai yang disampaikan Nurhadi
2009 pendekatan kontekstual dapat membuat variasi dalam pembelajaran dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai.Setiap siswa harus mengkontruksi
99
pengetahuan sendiri. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Dalam proses itu keaktifan siswa
yang ingin tahu sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari guru kepada siswa, tetapi harus
diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa.
Penilaian untuk kompetensi KI-3 pada pembelajaran pada pembelajaran 1 sampai dengan 6 dapat dilihat dari mata pelajaran matematika, PKn, bahasa Indonesia,
dan SBdP. Semua penilaian sudah dicari skor rerata per harinya, supaya memudahkan peneliti dalam melakukan penilaian. Siswa Y mendapatkan skor 90 pada pembelajaran
1, kemudian menjadi skor 100 pada pembelajaran 6.Berikut salah satu foto ketika siswa Y mengerjakan latihan soal.
Gambar 4.8 Siswa Y sedang Mengerjakan Latihan Soal
100
Dari berbagai proses yang dilalui, peneliti dapat menyimpulkan beberapa kelebihan dan kekurangan akan prototipe perangkat pembelajaran yang telah disusun
dan digunakannya. Berikut kelebihan prototipe perangkat pembelajaran: a
Prototipe perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik yang ditulis dengan jelas dalam setiap penggalan kegiatannya, sehingga
mempermudah guru dalam menerapkannya didalam kelas. b
Prototipe perangkat pembelajaran menggunakan penilaian autentik yang meliputi empat jenis penilaian yaitu penilaian sikap spiritual KI-1, sikap
sosial KI-2, pengetahuan KI-3, dan keterampilan KI-4 dengan deskripor yang jelas sehingga dapat membantu guru dalam melakukan proses penilaian.
c Prototipe perangkat pembelajaran menggunakan dua pendekatan yaitu
pendekatan saintifik dan kontekstual, sehingga memberikan vasiasi yang lebih berwarna dalam satu pembelajaran.
Kelemahan prototipe perangkat pembelajaran adalah sebagai berikut: a
Pendekatan saintifik lebih dominan dibandingkan pendekatan kontekstual. b
Penilaian masih belum lengkap. c
Pengembangan prototipe perangkat pembelajaran terbatas pada tema “Aku dan Sekolahku” dan sub tema “Kegiatan Ekstrakurikulerku”.
101
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN