Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013 pada sub tema keberagaman makhluk hidup di lingkunganku untuk siswa kelas IV SD.

(1)

ABSTRAK

“PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM

2013 PADA SUB TEMA KEBERAGAMAN MAKHLUK HIDUP DI LINGKUNGANKU UNTUK SISWA KELAS IV SD”

Roland Suwarno Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter, serta penilaian secara otentik pada kegiatan belajarnya.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan I, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua orang Pakar Kurikulum 2013, dua guru kelas IV SD.

Berdasarkan validasi dua orang Pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 3,52 dengan kategori “baik” dan 3,54 dengan kategori “baik”, dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 4,53 dengan kategori “sangat baik” dan 4,08 dengan kategori “sangat baik”. Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 3.91 dan termasuk dalam kategori “baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.

Kata kunci : Kurikulum SD 2013, Perangkat Pembelajaran Sub Tema Keberagaman Makhluk Hidup Di Lingkunganku


(2)

ABSTRACT

THE DEVELPOMENT OF LEARNING ISTRUMENT BASED ON ELEMENTARY CURRICULUM 2013 SUBTHEME “KEBERAGAMAN MAKHLUK HIDUP DI

LINGKUNGANKU” FOR FIRST GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

Roland suwarno Sanata Dharma University

2015

This research was conducted because there are still many teachers who need an example of the learning instrument that refers to Elementary Curriculum 2013. The purposed of this research was to produce learning instrument refers to 2013 curriculum using thematic integrative approach, scientific approach, character education based on local culture, and the use of authentic asessment in the learning activity.

This study is categorized a Research and Development. The material development was developed by Jerold E. Kemp and the procedures are adopted by Borg and Gall, the principle of this research became more simply development model. There are fifth steps in this research. They are: (1) potential and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) professionals’ validation, and (5) design revision, in such ways it created a final product in a form of learning instrument refers to 2013 curriculum for elementary students at first grade. The research instrument were applied interview and questionnaire. The interview was applied to analize the teachers need of SD Negeri Kalasan I while the questionnaire were used to validate the learning instrument from two experts of 2013 curriculum, and two teachers of fourth grade.

Based on the expert of 2013 curriculum validation score 3.52 means good and validation score 3.54 means good , then 2 teachers of first grade validation score are 4.53 means very good , and 4.08 means very good . The learning instrument gets the average score of 3.91 and it is categorized good . The validation result based on eleven aspects, they are: 1) identity of the RPP, 2) formulation of indicators, 3) formulating learning goals, 4) the selection of teaching materials, 5) selection of learning resources, 6) selection of learning media, 7) learning method, 8) learning scenarios, 9) assessment, 10) teaching materials, 11) languages. Therefore the learning intrument that was developed is appropriate to be used as the learning intrument refers to 2013 curriculum.

Key words : 2013 Curriculum, Learning Instrument Sub Theme Keberagaman Makhluk Hidup Di Lingkunganku .


(3)

“PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM 2013 PADA SUB TEMA KEBERAGAMAN MAKHLUK HIDUP DI

LINGKUNGANKU UNTUK SISWA KELAS IV SD”

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

ROLAND SUWARNO NIM : 111134323

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

(5)

(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

Tuhanku Allah Bapa beserta Putranya Yesus Kristus dan Bunda Maria di Surga

Yang senantiasa mendengarkan permohonanku dan mengabulkan do’aku serta memperlancar segala jalan yang aku lewati dengan penuh kuasa

Ilahinya dan Roh Kudusnya

Bapak Hendrik Supradi Taruna dan

Ibu Yuliana Delima

Terimakasih telah menjadi orang tua dan motivator yang baik dan penuh bijak dalam mendidik serta membesarkan aku, terutama atas segala

dukungan do’a yang tak hentinya untukku Adik-adikku tersayang yang aku banggakan

Oma dan Opa serta seluruh keluarga besar, Om dan Tanteku yang selalu memberikan motivasi dan dorongan do’a

Tak lupa untuk semua Dosenku yang baik selalu membantu dalam setiap proses

Terima kasih untuk teman seperjuanganku (PPGT) yang selalu hadir untuk memberi motivasi serta membantu dan menghiburku (Kalian Luar Biasa

bagiku SAHABAT , I LOVE YOU ALL)

Untuk teman komunitas Oriental King Owner’s (Orking / O2) yang memberi

dorongan dan memotivasi dikala aku tersesat pikiran malas Untuk komunitas Society (Solidaritas Keluarga Cibal)

Untuk seluruh teman yang dikirim Tuhan yang telah menghibur dan memotivasiku


(7)

Untuk

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta


(8)

M O T T O

“Hidup penuh masalah bukanlah sebuah masalah, Dengan penuh masalah itu tak bermasalah,

Bermasalah, bukanlah masalah, Tapi, cari masalah adalah sebuah masalah”

“Aku terlahir tidak terutama untuk mencari nilai demi suatu pengalaman,

tetapi aku dilahirkan untuk mengukir pengalaman demi suatu nilai kehidupan”


(9)

(10)

(11)

ABSTRAK

“PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM 2013 PADA SUB TEMA KEBERAGAMAN MAKHLUK HIDUP DI

LINGKUNGANKU UNTUK SISWA KELAS IV SD”

Roland Suwarno Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter, serta penilaian secara otentik pada kegiatan belajarnya.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan I, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua orang Pakar Kurikulum 2013, dua guru kelas IV SD.

Berdasarkan validasi dua orang Pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 3,52 dengan kategori “baik” dan 3,54 dengan kategori “baik”, dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 4,53 dengan kategori “sangat baik” dan 4,08 dengan kategori “sangat baik”. Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 3.91 dan termasuk dalam kategori “baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.

Kata kunci : Kurikulum SD 2013, Perangkat Pembelajaran Sub Tema Keberagaman Makhluk Hidup Di Lingkunganku


(12)

ABSTRACT

THE DEVELPOMENT OF LEARNING ISTRUMENT BASED ON ELEMENTARY

CURRICULUM 2013 SUBTHEME “KEBERAGAMAN MAKHLUK HIDUP DI

LINGKUNGANKU” FOR FIRST GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

Roland suwarno Sanata Dharma University

2015

This research was conducted because there are still many teachers who need an example of the learning instrument that refers to Elementary Curriculum 2013. The purposed of this research was to produce learning instrument refers to 2013 curriculum using thematic integrative approach, scientific approach, character education based on local culture, and the use of authentic asessment in the learning activity.

This study is categorized a Research and Development. The material development was developed by Jerold E. Kemp and the procedures are adopted by Borg and Gall, the principle of this research became more simply development model. There are fifth steps in this research. They are: (1) potential and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) professionals’ validation, and (5) design revision, in such ways it created a final product in a form of learning instrument refers to 2013 curriculum for elementary students at first grade. The research instrument were applied interview and questionnaire. The interview was applied to analize the teachers need of SD Negeri Kalasan I while the questionnaire were used to validate the learning instrument from two experts of 2013 curriculum, and two teachers of fourth grade.

Based on the expert of 2013 curriculum validation score 3.52 means good and validation score 3.54 means good , then 2 teachers of first grade validation score are 4.53 means very good , and 4.08 means very good . The learning instrument gets the average score of 3.91 and it is categorized good . The validation result based on eleven aspects, they are: 1) identity of the RPP, 2) formulation of indicators, 3) formulating learning goals, 4) the selection of teaching materials, 5) selection of learning resources, 6) selection of learning media, 7) learning method, 8) learning scenarios, 9) assessment, 10) teaching materials, 11) languages. Therefore the learning intrument that was developed is appropriate to be used as the learning intrument refers to 2013 curriculum.

Key words : 2013 Curriculum, Learning Instrument Sub Theme Keberagaman Makhluk Hidup Di Lingkunganku .


(13)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkah-nya, sehingga skripsi yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum 2013 Pada Sub Tema Keberagaman Makhluk Hidup Di Lingkunganku Untuk Siswa Kelas IV SD” dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A selaku Ketua Program Studi PGSD. 3. Dra. Maslichah Asy’Ari, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing

dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

5. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar KurikulumSD 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

6. Para dosen dan staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.

7. Sarjono, S.Pd. selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan izin melakukan penelitian di SD Negeri Kalasan 1.

8. Kartika Kirana, S.S Kepala Sekolah SD Katolik Mangunan yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

9. Tri Wahyu Sejati, S.Pd. selaku guru kelas IV SD Negeri Kalasan Baru yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.


(14)

(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 11

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 12

E. Batasan Istilah ... 13

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 15

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 16

1. Kurikulum SD 2013 ... 16

a. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013 ... 28


(16)

c. Pendekatan Tematik Integratif ... 38

1) Pengertian Pendekatan Tematik Integratif ... 38

2) Prinsip-prinsip Pendekatan Tematik Integratif ... 39

3) Ciri-ciri Pendekatan Tematik Integratif ... 40

4) Manfaat Pendekatan Tematik Integratif ... 40

d. Pendekatan Saintifik ... 44

1) Pengertian pendekatan saintifik ……….. 44

2) Langkah-langkah Pendekatan Saintifik ………... 44

e. Penilaian Otentik ... 47

2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 58

B. Penelitian yang Relevan ... 63

C. Kerangka Pikir ... 66

D. Pertanyaan Penelitian ... 67

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 69

1. Potensi dan Masalah ... 70

2. Pengumpulan Data ... 70

3. Desain Produk ... 71

4. Validasi Desain ... 71

5. Revisi Desain ... 71

6. Uji Coba Produk ... 71

7. Revisi Produk... 71

8. Uji coba Pemakaian ... 72

9. Revisi Produk... 72

10.Produksi Masal... 72

B. Prosedur Pengembangan ... 72

C. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 78

D. Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 ... 80

E. Validasi Guru SD Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 80

F. Intrumen Penelitian ... 80

G. Teknik Pengumpulan Data ... 81


(17)

H. Teknik Analisis Data ... 81

1. Data Kualitatif ... 81

2. Data Kuantitatif ... 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan ... 85

1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 85

2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 89

B. Deskripsi Produk Awal... 90

1. Silabus... 91

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ... 92

C. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 ... 95

D. Data Hasil Validasi Guru Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 97

E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 99

1. Kajian Produk Akhir ... 99

2. Pembahasan ... 101

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 104

B. Keterbatasan Penelitian ... 105

C. Saran ... 106

DAFTAR REFERENSI ... 107

LAMPIRAN ... 111


(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Identifikasi Kesenjangan Kurikulum ... 13

Tabel 2. Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013 ... 17

Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 56

Tabel 4. Konversi Nilai Skala Lima ... 59

Tabel 5. Kriteria Skor Skala Lima ... 61

Tabel 6. Saran Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi ... 74

Tabel 7. Saran Guru SD Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan Revisi ... 77

Tabel 8. Rekapitulasi Skor Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Guru SD Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 82


(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Taksonomi Bloom yang telah di revisi ... 23

Gambar 2. Siklus Pengembangan Perangkat model Kemp ... 36

Gambar 3. Langkah-langkah penggunaan Metode R&D ... 49


(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 90

Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ... 91

Lampiran 3 Rangkuman Wawancara ... 93

Lampiran 4 Data Mentah Skor Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 ... 94

Lampiran 5 Data Mentah Skor Validasi Guru SD Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 102

Lampiran 6 Silabus ... 111

Lampiran 7 Biodata Penulis ... 121


(21)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perkembangan zaman pada era globalisasi sangat berpengaruh terhadap pendidikan, sehingga terbitlah berbagai pandangan dan rancangan baru akan dunia pendidikan seperti

“kurikulum”. Perubahan kurikulum sering terjadi dalam dunia pendidikan berdasarkan

berbagai pandangan yang mengacu pada pendidikan agar dapat mencapai suatu tujuan pendidikan yang bermanfaat bagi peserta didik.

Menurut Sukmadinata (2009), peningkatkan kualitas pendidikan yang baik berpatokan pada empat pilar pendidikan yaitu learn to know, learn to do, learn to live

together, and learn to be. Pilar pertama dan kedua lebih diarahkan untuk sence of having

yaitu pendidikan lebih mendorong mengenai bagaimana terciptanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kualitas di bidang ilmu pengetahuan dan keterampilan agar dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup, sehingga mendorong sikap kreatif, inovatif, dan proaktif di tengah kehidupan masyarakat. Pilar ketiga dan keempat diarahkan untuk membentuk karakter bangsa atau sence of being, yaitu bagaimana harus terus-menerus belajar dan membentuk karakter yang memiliki integritas dan tanggung jawab serta memiliki komitmen untuk melayani sesama. Sence of being ini penting karena sikap dan perilaku seperti ini akan mendidik siswa untuk belajar saling memberi dan menerima serta belajar untuk menghargai dan menghormati perbedaan atas dasar kesetaraan dan toleransi.

Sejak Indonesia merdeka pada tahun 1945, sudah beberapa kali mengalami perubahan kurikulum berturut-turut yaitu pada tahun 1947, tahun 1952, tahun 1964, tahun 1968, tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994, dan tahun 2004, serta yang terbaru adalah kurikulum tahun


(22)

2006. Melihat pentingnya pendidikan bagi siswa, pemerintah berusaha untuk terus menguji bahkan mengganti kurikulum. Perubahan atau pengembangan kurikulum menunjukan bahwa pendidikan itu dianamis. Perubahan dan pengembangan Kurikulum 2013 tidak hanya perampingan mata pelajaran semata, akan tetapi harus mampu menjawab tantangan perubahan dan perkembangan zaman. Pengembangan Kurikulum 2013 selain untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan yang melekat pada kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2006, juga bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa untuk menjadi lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa yang diperoleh atau diketahui setelah siswa menerima materi pelajaran (Hidayat, 2013).

Namun, penerapan Kurikulum 2013 belum maksimal, karena masih kurangnya para pendidik yang belum memahami tata cara mengaplikasikan kurikulum tersebut, dan kurangnya sosialisasi terkait Kurikulum 2013. Hal ini seharusnya menjadi perhatian pemerintah agar Kurikulum 2013 dapat diterapkan dengan baik, sehingga proses pembelajaran dalam pendidikan menjadi efektif dan maksimal, serta dapat berjalan sesuai rencana untuk mencerdaskan anak bangsa. Dalam penerapannya, guru sebagai pendidik sangat berperan penting untuk mengaplikasikan kurikulum tersebut. untuk itu, diperlukan pemahaman yang mendalam dari para pelaksana dan yang berkepentingan dengan pendidikan, sehingga dalam perubahan kurikulum tidak terjadi kesalahpahaman, dan kesalahan dalam menafsirkan ide-ide baru yang digulirkan. Pemahaman tersebut akan menjadi bekal bagi para pelaksana dalam menyukseskan penerapan kurikulum, sehingga tujuannya dapat tercapai dengan optimal.


(23)

Istilah kurikulum itu sendiri berasal dari bahasa Latin, yakni “Curriculae”, yang berarti jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Saat itu pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dengan kata lain, suatu kurikulum dianggap jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu, (Hamalik Oemar, 2007).

Menurut (dokumen Kurikulum, 2013) Perubahan dan pengembangan Kurikulum 2013 didasarkan pada beberapa prinsip yaitu:

1. Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan daftar mata pelajaran. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan untuk konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan tertentu. Kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu satuan atau jenjang pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam rencana. Hasil belajar adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di masyarakat.

2. Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun, maka standar kompetensi lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun. Selain itu sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum


(24)

didasarkan pula atas standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta Standar Kompetensi satuan pendidikan.

3. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk pengetahuan dikemas secara khusus dalam satu mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan ketrampilan dikemas dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata pelajaran dan diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip penguatan (organisasi horizontal) dan keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga memenuhi prinsip akumulasi dalam pembelajaran.

4. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaedah kurikulum berbasis kompetensi.

5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat. Atas dasar prinsip perbedaan kemampuan individual peserta didik, kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memiliki tingkat penguasaan di atas standar yang telah ditentukan (dalam sikap, keterampilan dan pengetahuan). Oleh karena itu beragam program dan pengalaman belajar disediakan sesuai dengan minat dan kemampuan awal peserta didik.

6. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.


(25)

7. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu konten kurikulum harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni; membangun rasa ingin tahu dan kemampuan bagi peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat hasil-hasil ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

8. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pendidikan tidak boleh memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan kurikulum didasarkan kepada prinsip relevansi pendidikan dengan kebutuhan dan lingkungan hidup. Artinya, kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari permasalahan di lingkungan masyarakatnya sebagai konten kurikulum dan kesempatan untuk mengaplikasikan yang dipelajari di kelas dalam kehidupan di masyarakat.

9. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Pemberdayaan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat dirumuskan dalam sikap, keterampilan, dan pengetahuan dasar yang dapat digunakan untuk mengembangkan budaya belajar.

10.Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dikembangkan melalui penentuan struktur kurikulum, Standar Kemampuan (SK) dan Kemampuan Dasar (KD) serta silabus. Kepentingan daerah dikembangkan untuk membangun manusia yang tidak tercabut dari akar budayanya dan mampu berkontribusi langsung kepada masyarakat di sekitarnya. Kedua kepentingan ini


(26)

saling mengisi dan memberdayakan keragaman dan kebersatuan yang dinyatakan dalam Bhinneka Tunggal Ika untuk membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia.

11.Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan proses perbaikan terhadap kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau sekelompok peserta didik.

Dalam pengembangan dan pengimplementasian Kurikulum 2013 tidak terlepas dari pengembangan perangkat pembelajaran. Tujuan dari pengembangan perangkat pembelajaran adalah untuk memudahkan pendidik dalam mencapai tujuan pembelajaran atau dengan kata lain perangkat pembelajaran bertujuan untuk memberikan ruang kepada siswa selama proses pembelajaran. Dalam Kurikulum 2013, perangkat pembelajaran yang akan digunakan pendidik dalam proses belajar mengajar harus sesuai dengan tingkat kemampuan belajar peserta didik, serta penilaian yang akan digunakan harus bersifat menyeluruh (otentik) yakni pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang terintegrasi. Penilaian ini dimaksudkan agar pendidik lebih mudah mengetahui hasil yang dicapai peserta didik secara individual setelah mengikuti proses pembelajaran. Pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah proses penyusunan rencana tentang isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara mempelajarinya. Namun demikian, persoalan mengembangkan isi dan bahan pelajaran serta bagaimana cara belajar siswa bukanlah suatu proses yang sederhana, sebab menentukan isi atau muatan kurikulum harus berangkat dari visi, misi serta tujuan yang ingin dicapai; sedangkan menentukan tujuan erat kaitannya dengan persoalan system nilai dan kebutuhan masyarakat. Persoalan


(27)

inilah yang kemudian membawa kita pada persoalan menentukan hal-hal yang mendasar dalam proses pengembangan kurikulum yang kemudian kita namakan asas-asas atau landasan pengembangan kurikulum.

Seller dan Miller dalam Dakir. H (2004), mengemukakan bahwa proses pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus. Seller memandang bahwa pengembangan kurikulum harus dimulai dari menentukan orientasi kurikulum, yakni kebijakan-kebijakan umum dan hakikat anak didik, pandangan tentang keberhasilan implementasi kurikulum, dan lain sebagainya. Berdasarkan orientasi itu selanjutnya dikembangkan kurikulum menjadi pedoman pembelajaran, diimplementasikan dalam proses pembelajarana dan dievaluasi. Hasil evaluasi itulah kemudian dijadikan bahan dalam menentukan orientasi, begitu pula seterusnya hingga membentuk siklus.

Ada beberapa orientasi pengembangan kurikulum menurut Seller dan Miller dalam Dakir. H (2004) menyangkut enam aspek, yaitu:

1. Tujuan pendidikan menyangkut arah kegiatan pendidikan. Artinya, hendak dibawa kemana siswa yang kita didik itu.

2. Pandangan tentang anak: apakah anak dianggap sebagai organism yang aktif atau pasif.

3. Pandangan tentang proses pebelajaran: apakah proses pembelajaran itu dianggap sebagai proses transformasi ilmu pengetahuan atau mengubah perilaku anak.

4. Pandangan tentang lingkungan: apakah lingkungan belajar harus dikelola secara formal, atau secara bebas yang dapat memungkinkan anak bebas belajar.


(28)

5. Konsepsi tentang peranan guru: apakah guru harus berperan sebagai instruktur yang bersifat otoriter, atau guru dianggap sebagai fasilitator yang siap memberi bimbingan dan bantuan pada anak untuk belajar.

6. Evaluasi belajar: apakah mengukur keberhasilan ditentukan dengan tes atau notes.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan ibu S guru kelas 1 Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1 Yogyakarta pada hari sabtu tanggal 17 bulan Mei pukul 10.00 WIB tahun 2014, mengatakan bahwa penerapan kurikulum 2013 belum secara maksimal dilakukan. Hal ini dikarenakan kurangnya sosialisasi dari dinas pendidikan tentang penerapan kurikulum terbaru tersebut. Kurangnya sosialisasi ini menyebabkan guru-guru di Sekolah Dasar Negeri Kalasan satu belum sepenuhnya (masih 80%) dalam memahami konsep penerapan Kurikulum 2013 khususnya pada penilaian otentik.

Penilaian otentik yang diterapkan dalam Kurikulum 2013 khususnya penilaian tes tertulis belum mengukur semua aspek yang ingin dinilai guru. Dalam penilaian tes tertulis yang terdapat dalam buku guru hanya tertulis aspek “terlihat dan belum terlihat”, sehingga mempersulit guru dalam melakukan penilaian dengan mengikuti petunjuk tersebut apalagi diikuti dengan jumlah siswa yang sangat banyak juga sangat berpengaruh terhadap penilaian yang akan dilakukan seperti penilaian aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa, tetapi contoh-contoh rubrik penilaian non tes sudah 90% baik dalam pelaksanaannya.

Selanjutnya ibu mengatakan, dalam Kurikulum 2013 perumusan indikator dan tujuan pembelajaran sudah ditentukan oleh pemerintah, tetapi guru sebagai pendidik


(29)

bukan hanya berpatokan pada indikator dan tujuan pembelajaran tersebut, akan tetapi meninjau kembali indikator dan tujuan pembelajaran yang sudah disediakan agar kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan siswa, serta tujuan akhir pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.

Kurikulum 2013 dengan konsep pendekatan saintifik meliputi langkah-langkah mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan adalah langkah-langkah yang dalam proses belajar mengajar tidak bisa dibolak-balik karena merupakan langkah-langkah yang menggunakan metode ilmiah, akan tetapi berdasarkan wawancara yang dilakukan bersama ibu U, mengatakan bahwa langkah-langkah dalam pendekatan saintifik tersebut dalam penerapannya tidak selamanya harus mengikuti alur atau proses ilmiah yang terpenting adalah siswa tersebut bisa memahami pelajaran yang diberikan.

Mengacu pada proses pembangunan kurikulum sebagai siklus seperti yang dikemukakan Seller dan Miller dalam buku Dakir. H (2004), maka tampak bahwa pengembangan kurikulum itu pada hakikatnya adalah pengembangan komponen-komponen yang membentuk sistem kurikulum itu sendiri serta pengembangan komponen-komponen pembelajaran sebagai implementasi kurikulum. Dengan demikian, maka pengembangan kurikulum memiliki dua sisi yang sama pentingnya, yaitu sisi kurikulum sebagai pedoman yang kemudian membentuk kurikulum tertulis (written curriculum atau

document curriculum) dan sisi kurikulum sebagai impelmentasi (curriculum implementation) yang tidak lain adalah sistem pembelajaran.

Proses pengembangan berbeda dengan perubahan dan pembinaan kurikulum. Perubahan kurikulum adalah kegiatan atau proses yang disengaja manakala berdasarkan hasil evaluasi ada salah satu atau beberapa komponen yang harus diperbaiki atau diubah;


(30)

sedangkan pembinaan adalah proses untuk mempertahankan dan menyempurnakan kurikulum yang sedang dilaksanakan. Dengan demikian, pengembangan menunjuk pada proses merancang dan pembinaan adalah implementasi dari hasil pengembangan. Oleh sebab itu, pengembangan dan pembinaan kurikulum merupakan dua kegiatan yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan, sebab apa artinya suatu rancangan kurikulum tanpa diimplementasikan. Justru makna suatu kurikulum akan dapat dirasakan manakala diimplementasikan, dan hasil implementasi itu selanjutnya akan memberikan masukan untuk penyempurnaan rancangan. Inilah pengembangan hakikat kurikulum yang membentuk siklus.

Selanjutnya, apa saja yang diperhatikan dalam proses pengembangan kurikulum? Yang sangat penting untuk dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum adalah isi atau muatan kurikulum itu sendiri. Ada dua hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan isi pengembangan kurikulum, yaitu rentangan kegiatan, dan tujuan kelembagaan yang berhubungan dengan misi dan visi sekolah.

Tujuan dari perubahan kurikulum agar proses pendidikan menjadi lebih efektif dan terciptanya individu yang berkarakter dan bermoral, serta mampu mendorong terciptanya pendidikan yang berkualitas serta dapat menghasilkan sumber daya manusia dan pembangunan beretos kerja tinggi.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik dengan penelitian tentang Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 Pada Sub Tema Keberagaman Makhluk Hidup Di Lingkunganku Untuk Siswa Kelas IV SD, karena berdasarkan penelitian dan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa, guru masih mengalami kesulitan mengenai perangkat pembelajaran. Guru juga masih membutuhkan


(31)

contoh mengenai perangkat pembelajaran yang baik. Atas dasar tersebut, peneliti mencoba untuk mengembangkan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013 yang sesuai dengan kesulitan yang dialami, guna membantu guru dan siswa dalam mengembangkan pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013 untuk kelas empar (IV) Sekolah Dasar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana prosedur pengembangan perangkat pembelajaran subtema Keberagaman

Mahkluk Hidup di Lingkunganku untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema Keberagaman Mahkluk Hidup di Lingkunganku untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk memaparkan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran subtema

Keberagaman Mahkluk Hidup di Lingkunganku mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran subtema Keberagaman Mahkluk Hidup di Lingkunganku mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.


(32)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi mahasiswa

Penelitian ini memberikan pengalaman dan pengetahuan baru terutama dalam mengembangkan keterampilan untuk mengolah dan mengembangkan perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 pada sub tema Keberagaman Mahkluk Hidup di Lingkunganku untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

2. Bagi guru

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif bahan ajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 pada sub tema Keberagaman Mahkluk Hidup di Lingkunganku untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

3. Bagi siswa

Bahan ajar perangkat pembelajaran ini membantu siswa kelas IV Sekolah Dasar agar lebih mudah untuk memahami materi dalam melakukan pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 pada sub tema Keberagaman Mahkluk Hidup di Lingkunganku untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

4. Bagi sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan referensi pada sekolah dalam mengembangkan perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 pada sub tema Keberagaman Mahkluk Hidup di Lingkunganku untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. 5. Bagi Prodi PGSD

Penelitian pengembangan ini dapat menambah pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma terkait dengan pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu


(33)

Kurikulum 2013 pada sub tema Keberagaman Mahkluk Hidup di Lingkunganku untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

E. Batasan Istilah

1. Pendidikan karakter

Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang menanamkan nilai-nilai moral kepada peserta didik untuk membina karakter agar menjadi pribadi yang lebih baik serta dapat menjadi pribadi yang berkualitas atau memiliki kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti sebagai individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penggerak serta yang membedakan dengan individu lain, sehingga dapat dikatakan berkarakter jika telah berhasil menyerap menyerap nilai dan keyakinan yang dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam hidupnya.

2. Pendekatan tematik integratif

Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan dalam pembelajaran yang dilakukan secara terpadu dan terdapat keterkaitan antar bidang studi, antar konsep, antar pokok bahasan, antar tema bahkan antar topik melalui pengalaman langsung sehingga pembelajaran dapat bermakna bagi siswa.

3. Pendekatan saintifik

Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang menggunakan langkah-langkah pembelajaran secara ilmiah yaitu dengan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan dengan prinsip belajar dapat berasal dari mana saja dan kapan saja.


(34)

4. Penilaian otentik

Penilaian otentik merupakan suatu bentuk tugas yang menghendaki pembelajar untuk menunjukkan kinerja di dunia nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan dan keterampilan.

5. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari bahan ajar/LKS, media pembelajaran, instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilaian.

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan 1. Komponen RPPTH yang disusun lengkap.

a) Identitas Sekolah

1) Nama Satuan Pendidikan 2) Kelas/ Semester

3) Identitas Tema/Subtema 4) Pembelajaran Ke-

5) Muatan Pelajaran Terkait 6) Alokasi Waktu

b) Kompetensi Inti

c) Kompetensi Dasar dan Indikator d) Tujuan Pembelajaran


(35)

f) Pendekatan dan Metode Pembelajaran g) Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

h) Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran i) Penilaian.

j) Lampiran-lampiran

a. Rangkuman Materi Pembelajaran b. Media Pembelajaran

c. Penilaian Setiap Muatan Pelajaran d. Lembar Kerja Siswa (LKS) e. Soal Postes

2. RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (intelektual, keterampilan, dan karakter) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran yang dilihat pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

3. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif yakni untuk memadukan beberapa mata pelajaran, antar konsep, antar pokok bahasan, antar tema, dan antar topik.

4. RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik atau menggunakan langkah-langkah secara ilmiah dalam proses pembelajaran yaitu, tahap mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.

5. Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik atau suatu penilaian yang berbentuk tugas yang menghendaki pembelajar untuk menunjukkan kinerja di dunia nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan dan keterampilan.


(36)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka

1. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan perkembangan dari kurikulum sebelumnya. Perkembangan zaman akan semakin pesat dan akan mengalami tantangan internal dan eksternal yang harus siap dihadapi (Nuh, 2013).

Menurut Caswel dan Campbell (1935) dalam buku Kurniasih dan Sani (2014), kurikulum adalah seluruh pengalaman dari anak yang berada dalam pengawasan guru. Sementara menurut Edward A. Krug (1957) dalam buku Kurniasih dan Sani (2014), kurikulum terdiri dari cara yang digunakan untuk mencapai atau melaksanakan tujuan yang diberikan sekolah.

Menurut Kurniasih (2014), kurikulum adalah suatu perangkat yang dijadikan acuan dalam mengembangkan suatu proses pembelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan siswa yang akan dapat diusahakan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran khususnya dan tujuan pendidikan secara umum.

Kurikulum bersifat dinamis dan selalu dilakukan perubahan serta pengembangan dengan mengikuti perkembangan zaman. Perubaloshan tersebut dilakukan secara teratur sesuai sistem dan terarah. Perubahan dan pengembangan kurikulum harus memiliki visi dan arah tujuan yang jelas. Selain itu Kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum berbasis karakter dan


(37)

kompetensi dan bukan hanya tanggung jawab semata, tetapi merupakan tanggung jawab semua pihak dalam hal ini orang tua, pemerintah dan masyarakat, oleh karena itu pengimplementasian Kurikulum 2013 menuntut kerjasama yang optimal di antara para guru, sehingga memerlukan pembelajaran berbentuk tim, dan menuntut kerjasama yang kompak di antara para anggota tim (Mulyasa, 2013).

Menurut Kurniasih (2013), pada Kurikulum 2013 siswa tidak lagi menjadi obyek dari pendidikan, tetapi justru menjadi subyek dengan ikut mengembangkan tema dan materi yang ada, jadi siswa harus lebih aktif dalam proses pembelajaran dan guru memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran.

Kurikulum merupakan suatu sistem pendidikan yang sifatnya dinamis serta selalu mengalami perubahan dan pengembangan sesuai dengan perkembangan dan tantangan zaman. Walaupun demikian, perubahan dan pengembangan kurikulum harus memiliki visi dan arah tujuan yang jelas, akan dibawa ke mana sistem pendidikan nasional dengan kurikulum tersebut. Perubahan dan pengembangan Kurikulum 2013 mulai dilaksanakan di tahun 2013 secara terbatas. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan. Kurikulum 2013 merupakan langkah strategis dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat di masa depan.


(38)

Menurut Permendikbud (2013), Kurikulum 2013 dikembangkan

dengan berdasar pada teori “pendidikan berdasarkan standar” (

standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar merupakan pendidikan

yang menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal yang harus dimiliki oleh warga negara yang dirinci menjadi delapan standar pendidikan (Mulyasa, 2013) yaitu:

a. Standar kompetensi lulusan

Standar kompetensi lulusan adalah kriteria mengenai kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan ketujuh kompetensi yang lain. Secara garis besar, ketentuan tentang standar kompetensi lulusan dideskripsikan sebagai berikut:

1) Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. 2) Standar kompetensi lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh

mata pelajaran atau mata kuliah.

3) Standar kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.

b. Standar isi

Menurut standar isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu (Mulyasa, 2013).


(39)

Menurut Mulyasa (2013), standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Secara garis besar standar proses tersebut dapat didefenisikan sebagai berikut:

1) Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

2) Setiap satuan pendidik melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

3) Perencanaan pembelajaran merupakan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap muatan pembelajaran. d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan

Menurut Mulyasa (2013), standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah ktiteria mengenai pendidikkan prajabatan dan kelayakan maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. Secara garis besar dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1) Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat secara jasmani dan rohani serta mempunyai kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.


(40)

2) Pendidik harus mempunyai ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perudang-undangan yang berlaku.

3) Seorang pendidik harus mempunyai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi sosial.

4) Seseorang yang tidak memiliki ijazah atau sertifikat, tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui, maka diangkat menjadi pendidik setelah mengikuti uji kelayakan dan kesetaraan.

5) Kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan peraturan mentri. 6) Pendidik pada pendidikan anak usia dini memiliki (1) minimal Diploma (D-IV) atau sarjana (S-1), (2) latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan anak usia dini, kependidikan lain atau psikologi, dan (3) sertifikasi profesi guru untuk PAUD.

7) Pendidika pada SD/MI atau bentuk lain yang sederajat memiliki (1) minimal diploma (D-IV) atau sarjana (S-1), (2) memiliki pendidikan tinggi di bidang pendidikan SD/MI, kependidikan lain atau psikologi, dan (3) memiliki sertifikat profesi guru untuk SD/MI.

e. Standar sarana dan prasarana

Menurut Mulyasa (2013), standar sarana dan prasarana adalah kriteria mengenai rumah belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berekreasi, dan sumber lain yang diperlukan untuk menunjang


(41)

proses pembelajaran termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

f. Standar pengelolaan

Menurut Mulyasa (2013), standar pengelolaan adalah kriteria mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai afisiensi dan efektivitas penyelenggara pendidikan.

g. Standar pembiayaan

Menurut Mulyasa (2013), standar pembiayaan adalah kriteria mengenai komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.

h. Standar penilaian pendidikan

Menurut Mulyasa (2013), standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

Prinsip utama dalam pengembangan Kurikulum 2013 yaitu:

Pertama, Standar Kompetensi Lulusan (SKL) diturunkan dari kebutuhan. Kedua, Standar Isi (SI) diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui

kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. Ketiga, semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua mata pelajaran diikat oleh


(42)

kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian.

Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni mempersiapkan peserta didik agar mereka tetap hidup di masyarakat. Makna dapat hidup di masyarakat itu memiliki arti yang luas, yang bukan saja berhubungan dengan kemampuan peserta didik untuk menginternalisasi nilai atau hidup sesuai dengan norma-norma masyarakat, akan tetapi juga pendidikan harus berisi tentang pemberian pengalaman agar anak dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan minat dan bakat mereka. Dengan demikian, dalam system pendidikan kurikulum merupakan komponen yang sangat penting, sebab di dalamnya bukan hanya menyangkut tujuan dan arah pendidikan saja akan tetapi juga pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh setiap siswa serta bagaimana mengorganisasi pengalaman itu sendiri. Sebagai salah satu komponen dalam pendidikan, paling tidak kurikulum memiliki tiga peran, yaitu peran konservatif, peranan kreatif, serta peran kritis dan evaluatif (Hamalik, 2007).

a. Peran konservatif

Salah satu tugas dan tanggung jawab sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan adalah mewariskan nilai-nilai dan budaya masyarakat kepada generasi muda, yakni siswa. Siswa perlu memahami dan menyadari norma-norma dan pandangan hidup masyarakatnya, sehingga ketika mereka kembali ke masyarakat, mereka dapat menjunjung tinggi dan berprilaku sesuai dengan


(43)

norma-norma tersebut. peran konservatif kurikulum adalah melestarikan berbagai nilai budaya sebagai warisan masa lalu. Dikaitkan dengan kemajuan era globalisasi sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang memungkinkan mudahnya pengaruh budaya asing menggerogoti budaya lokal, maka peran konservatif dalam kurikulum memiliki arti yang sangat penting. Melalui peran konservatifnya, kurikulum berperan dalam menangkal berbagai pengaruh yang dapat merusak nila-nilai luhur masyarakat, sehingga keajekan dan identitas masyarakat akan tetap terpelihara dengan baik. b. Peran kreatif

Apakah tugas dan tanggung jawab sekolah hanya sebatas pada mewariskan nilai-nilai lama? ternyata juga tidak. Sekolah memiliki tanggung jawab dalam mengembangkan hal-hal baru sesuai dengan tuntunan zaman. Sebab, pada kenyataannya masyarakat tidak bersifat statis, akan tetapi dinamis yang akan selalu mengalami perubahan. Dalam rangka inilah kurikulum memiliki peran kreatif. Kurikulum harus mampu menjawab setiap tantangan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat yang cepat berubah. Dalam peran kreatifnya, kurikulum harus mengandung hal-hal baru sehingga dapat membantu siswa untuk mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya agar dapat berperan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat yang senantiasa bergerak maju secara dinamis. Mengapa kurikulum harus berperan kreatif? Sebab, manakala kurikulum tidak mengandung unsur-unsur baru maka pendidikan selamanya akan


(44)

tertinggal, yang berarti apa yang diberikan di sekolah pada akhirnya akan kurang bermakna, karena tidak relevan lagi dengan kebutuhan dan tuntuta sosial masyarakat.

c. Peran kritis dan evaluatif.

Apakah setiap nilai dan budaya lama harus diwariskan kepada setiap anak didik? Apakah setiap nilai dan budaya baru sesuai dengan perkembangan zaman juga harus dimiliki oleh setiap anak didik? Tentu tidak. Tidak setiap nilai dan budaya lama harus tetap dipertahankan, sebab kadang-kadang nilai dan budaya lama itu sudah tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat; demikian juga adakalanya nilai dan budaya baru itu juga tidak sesuai dengan nilai-nilai lama yang masih relevan dengan keadaan dan tuntutan zaman. Dengan demikian, kurikulum berperan untuk menyeleksi nilai dan budaya mana yang perlu dipertahankan, dan nilai atau budaya baru yang mana yang harus dimiliki anak didik. Dalam rangka inilah peran kritis dan evaluatif kurikulum diperlukan. Kurikulum harus berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak didik.

Dalam buku H. Wina Sanjaya (2008), Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), memuat tiga landasan pengembangan kurikulum, yakni landasan filosofis, psikologis, dan landasan sosiologis-teknologis. Ketiga landasan tersebut adalah sebagai berikut:


(45)

Filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu dari kata,

“philos” dan “Sophia”. Philos, artinya cinta yang mendalam, dan

Sophia, artinya kearifan atau kebijaksanaan. Dengan demikian, filsafat

secara harafiah dapat diartikan sebagai cinta yang mendalam akan kearifan. Secara populer filsafat sering diartikan sebagai pandangan hidup suatu masyarakat atau pendirian hidup bagi individu. Dengan demikian, maka jelas setiap individu atau setiap kelompok masyarakat secara filosofis akan memiliki pandangan hidup yang mungkin berbeda sesuai dengan nilai-nilai yang dianggapnya baik.

Filsafat sebagai landasan pengembangan kurikulum menjawab pertanyaan-pertanyaan pokok seperti: hendak dibawa ke mana siswa yang dididik itu? Masyarakat yang bagaimana yang harus diciptakan melalui ikhtiar pendidikan? Apa hakikat pendidikan yang harus dipelajari dan dikaji siswa? Norma-norma atau sistem nilai yang bagaimana yang harus diwariskan kepada anak didik sebagai generasi penerus? Bagaimana sebaiknya proses pendidikan itu berlangsung?

Sebagai suatu landasan fundamental, filsafat memegang peranan penting dalam proses pengembangan kurikulum. Ada empat fungsi filsafat dalam proses pengembangan kurikulum. Pertama, filsafat dapat menentukan arah dan tujuan pendidikan. Dengan filsafat sebagai pandangan hidup atau value system, maka dapat ditentukan mau dibawa kemana siswa yang dididik itu. Kedua, filsafat dapat menentukan isi atau materi pelajaran yang harus diberikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Ketiga, filsafat dapat menentukan


(46)

strategi atau cara pencapaian tujuan. Filsafat sebagai sistem nilai dapat dijadikan pedoman dalam merancang kegiatan pembelajaran. Keempat, melalui filsafat dapat ditentukan bagaimana menentukan tolok ukur keberhasilan proses pendidikan.

2) Landasan Psikologis dalam Pengembangan Kurikulum

Kurikulum merupakan pedoman bagi guru dalam mengantar anak didik sesuai dengan harapan dan tujuan pendidikan. Secara psikologis, anak didik memiliki keunikan dan perbedaan-perbedaan baik perbedaan minat, bakat, maupun potensi yang dimiliknya sesuai dengan tahapan perkembangannya. Dengan alasan itulah, kurikulum harus memerhatikan kondisi psikologi perkembangan dan psikologi belajar anak. Pemahaman tentang anak bagi seorang pengembang kurikulum sangatlah penting. Kesalahan persepsi atau kedangkalan pemahaman tentang anak, dapat menyebabkan kesalahan arah dan kesalahan praktik pendidikan.

3) Landasan Sosiologis-Teknologis Dalam Pengembangan Kurikulum Sekolah berfungsi untuk mempersiapkan anak didik agar mereka dapat berperan aktif di masyarakat. Oleh karena itu, kurikulum sebagai alat dan pedoman dalam proses pendidikan di sekolah harus relevan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Dengan demikian dalam konteks ini sekolah bukan hanya berfungsi untuk mewariskan kebudayaan dan nilai-nilai suatu masyarakat, akan tetapi juga sekolah berfungsi untuk mempersiapkan anak didik dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karenanya, kurikulum bukan hanya berisi dengan


(47)

nilai suatu masyarakat akan tetapi bermuatan segala sesuatu yang dibutuhkan masyarakatnya. Sehubungan dengan penentuan asas sosiologis-teknologi inilah, kita perlu mengkaji berbagai hal yang harus dipertimbangkan suatu kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.


(48)

a. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013

Pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan untuk menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia baik itu tantangan internal maupun eksternal. Menurut Permendikbud (2013), tantangan-tantangan internal diantaranya mengacu pada delapan standar nasional pendidikan dan terkait dengan faktor perkembangan pertumbuhan penduduk. Tantangan yang mengacu pada delapan standar nasional pendidikan antara lain standar pengelolaan, standar biaya, standar sarana-prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan, sedangkan yang terkait dengan faktor perkembangan penduduk adalah pertumbuhan penduduk usia produktif (15-64 tahun).

Berhubung dengan tantangan internal pertama, maka diharapkan kepada lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat agar bekerjasama dalam mengupayakan segala kegiatan untuk mencapai kedelapan standar nasional tersebut, sehingga perubahan dan perkembangan Kurikulum 2013 ini dapat terealisasi dengan baik dan benar.

Perkembangan penduduk Indonesia usia produktif yang melimpah bisa dikatakan menjadi dampak yang positif tetapi juga membawa dampak yang negatif, artinya apabila penduduk usia produktif memiliki kemampuan pengetahuan dan keterampilan, maka akan berdampak positif bagi pembangunan bangsa Indonesia, sebaliknya jika tidak dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai, maka akan menjadi beban bagi pembangunan bangsa Indonesia.


(49)

Menurut Kemendikbud (2013), dalam menyikapi penduduk usia produktif ini adalah memberikan pendidikan (pengetahuan dan keterampilan) yang bisa mengarahkan penduduk usia produktif ini agar tidak menjadi beban pembangunan pada masa yang akan datang.

Selain itu, ada juga tantangan eksternal yang perlu disikapi dengan baik. Menurut Permendikbud (2013), tantangan eksternal berkaitan erat dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Berdasarkan masalah-masalah eksternal tersebut, setiap orang dituntut untuk mengerti akan pentingnya pendidikan dalam kehidupannya.

Wismantaka, W. A. Vitus (2014) menyatakan bahwa, jika seseorang pelajar dititik beratkan pada pengetahuan terus-menerus lama kelamaan beban siswa terlalu berat dan menjadi jenuh, akibatnya akan terjadi fenomena-fenomena sosial negatif di kalangan pelajar seperti narkoba, tawuran pelajar, dan lain-lain. Berdasarkan hal tersebut, pendidikan bukan saja menekankan pada pengetahuan ataupun salah satu aspek pendidikan saja, melainkan pendidikan itu terbentuk melalui pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang terintegrasi (Permendikbud, 2013). Menyikapi hal tersebut diharapkan Kurikulum 2013 mampu memberikan jawaban atas permasalahan yang akan dihadapi dimasa yang akan datang. (Kemendikbud, 2013).

Selain tantangan internal dan eksternal tersebut, hal lain yang perlu disikapi dengan baik oleh pemerintah adalah adanya kesenjangan


(50)

kurikulum. Menurut Mulyasa, (2013) kesenjangan kurikulum dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini:

Tabel. 1 Identifikasi Kesenjangan Kurikulum

KONDISI SAAT INI KONSEP IDEAL

A. KOMPETENSI LULUSAN

1 Belum sepenuhnya menekankan pendidikan karakter

1 Berkarakter mulia

2 Belum menghasilkan

keterampilan sesuai kebutuhan

2 Keterampilan yang relevan

3 Pengetahuan-pengetahuan lepas 3 Pengetahuan-pengetahuan terkait

B. MATERI PEMBELAJARAN

1 Belum relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan

1 Relevan dengan materi yang dibutuhkan

2 Beban belajar terlalu berat 2 Materi esensial

3 Terlalu luas, kurang mendalam 3 Sesuai dengan tingkat perkembangan anak

C. PROSES PEMBELAJARAN


(51)

2 Proses pembelajaran

berorientasi pada pada buku teks

2 Sifat pembelajaran yang kontekstual

3 Buku teks hanya memuat materi bahasan

3 Buku teks memuat materi dan proses pembelajaran, sistem penilaian serta kompetensi yang diharapkan

D. PENILAIAN

1 Menekankan aspek kognitif 1 Menekankan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara proposional

2 Tes menjadi cara penilaian yang dominan

2 Penilaian tes pada portofolio saling melengkapi

E. PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

1 Memenuhi kompetensi profesi saja

1 Memenuhi kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal

2 Fokus pada ukuran kinerja PTK 2 Motivasi mengajar

F. PENGELOLAAN KURIKULUM

1 Satuan pendidikan mempunyai pembebasan dalam pengelolaan

1 Pemerintah pusat dan daerah memiliki kendali kualitas


(52)

kurikulum dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan

2 Masih terdapat kecenderungan satuan pendidikan menyusun kurikulum tanpa

mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah.

2 Satuan pendidikan mampu menyusun kurikulum dengan mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah

3 Pemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi mata pelajaran

3 Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks dan pedoman

Berdasarkan tantangan internal, tantangan eksternal dan kesenjangan kurikulum tersebut, maka salah satu langkah yang perlu diperhatikan adalah penyempurnaan pola pikir. Penyempurnaan pola pikir sangat mempengaruhi pendidikan. Beberapa contoh pola pikir dalam pembelajaran adalah adanya transformasi pendidikan yaitu dari pembelajaran berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada siswa dan dari pembelajaran satu arah (interaksi antara guru dan siswa) menjadi pembelajaran interaktif (interaksi antara guru, siswa dan lingkungan), oleh karena itu penyempurnaan pola pikir sangat diperlukan dalam dunia pendidikan agar tujuan pendidikan bisa tercapai dengan


(53)

baik dan benar. Penyempurnaan pola pikir perumusan Kurikulum 2004, KTSP dan Kurikulum 2013 dapat dilihat di Tabel 2, (Mulyasa, 2013).

Tabel 2. Penyempurnaan Pola Pikir

No. KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013

1. Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi

Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan

2. Standar Isi dirumuskan berdasarkan Tujuan Mata Pelajaran (Standar

Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran

3. Pemisahan antara mata pelajaran pembentukan sikap, pembentukan keterampilan, dan pembentukan

pengetahuan

Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap,

keterampilan, dan pengetahuan

4. Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran

Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai 5. Mata pelajaran lepas satu

dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran

Semua mata pelajaran diikat oleh Kompetensi Inti (tiap kelas)


(54)

terpisah

Mulyasa (2013) menyatakan bahwa terdapat empat elemen penting yang menjadi dasar perubahan Kurikulum 2013 yaitu, Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian. Elemen perubahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini:

Tabel 3. Elemen Perubahan Kurikulum 2013

ELEMEN

DESKRIPSI

SD

Kompetensi Lulusan

Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan

Kedudukan mata pelajaran (ISI)

Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi

Pendekatan (ISI)

Kompetensi dikembangkan melalui:

Tematik terpadu dalam semua mata pelajaran Struktur

Kurikulum (Mata Pelajaran dan alokasi waktu) ISI

- Holistik dan integratif berfokus kepada alam, sosial dan budaya

- Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan sains


(55)

- Jumlah jam bertambah 4 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran

Proses

pembelajaran

- Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah,

menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.

- Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat - Guru bukan satu-satunya sumber belajar. - Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi

melalui contoh dan teladan

Tematik dan terpadu

Penilaian

- Penilaian berbasis kompetensi

- Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil) - Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan)


(56)

posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)

- Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga pada kompetensi inti dan SKL

- Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian

Ekstrakurikuler

- Pramuka (wajib) - UKS

- PMR

- Bahasa Inggris

b. Pendidikan karakter

Narwanti (2011), mengemukakan bahwa pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.

Rutland dalam Hidayatullah (2010), mengemukakan bahwa pendidikan karakter adalah kualitas dan kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penegak, serta yang membedakan dengan individu lain.

Menurut Maksudin (2013), karakter adalah ciri khas setiap individu berkenaan dengan jati dirinya (daya qalbu), yang merupakan saripati kualitas batiniah/rohaniah, cara berpikir, cara berperilaku (sikap dan perbuatan


(57)

lahiriah) hidup seseorang dan bekerjasama baik dalam keluarga, masyarakat, bangsa maupun negara.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana berdasarkan potensi alami (given) serta melalui proses yang dikehendaki (willed) untuk mencapai kepribadian yang utuh melalui pendidikan. Karakter merupakan dasar terbentuknya hubungan manusia.

Menurut Maksudin (2013), terdapat empat karakter yang dimiliki manusia di antaranya adalah (1) hubungan manusia dengan sang pencipta, (2) hubungan manusia dengan alam (3) hubungan manusia dengan manusia, dan (4) hubungan manusia dengan kehidupan dirinya di dunia-akhirat.

Menurut Maksudin (2013), secara umum kebebasan dibagi menjadi dua bagian yaitu kebebasan individualitas dan kebebasan memilih. Kedua kebebasan ini dituntut untuk bertanggungjawab saat berhadapan dengan Tuhan Yang Maha Kuasa, oleh karena itu karakter yang dibangun harus seimbang agar karakter yang dimiliki harus baik, terkontrol dan seimbang antara satu dengan yang lain.

Maksudin (2013), mengemukakan empat karakter yang seimbang adalah: 1) Hikmah adalah kondisi jiwa seseorang dapat mengetahui yang benar

dan yang salah terhadap semua perbuatan yang dilakukan secara iklas.

2) Keberanian adalah kondisi kekuatan kemarahan yang dapat ditaklukan oleh akal akan melakukan atau sebaliknya.


(58)

3) Kesucian diri adalah melatih kekuatan syahwat dengan kendali akal dan syariat agama.

4) Keadilan adalah kondisi jiwa dan kekuatannya yang memimpin kemarahan dan syahwat, dan membimbingnya untuk berjalan sesuai dengan tuntunan hikmah, berpegang teguh pada kebenaran, kebaikan, dan keadilan. Jika keempat karakter ini terwujud dengan seimbang maka terwujudlah karakter yang mulia.

Dengan penerapan pendidikan karakter dapat diafirmasikan sesuatu yang positif terkait dengan pendidikan. Dalam Kurikulum 2013, pendidikan karakter merupakan hal yang paling diutamakan untuk semua jenjang pendidikan. Pendidikan karakter terbentuk melalui pendidikan agama, karena di dalam pendidikan agama tersirat nilai-nilai agama dan nilai-nilai kemanusiaan.

c. Pendekatan Tematik Integratif

1) Pengertian Pendekatan Tematik Integratif

Kurikulum 2013 ini memiliki ciri khas tertentu dengan pendekatan tematik integratif, melihat dengan penyempurnaan pola pikir penyempurnan pendidikan, perlunya model pembelajaran yang kontekstual yang memberikan dorongan terhadap pembelajaran peserta didik.

Menurut Ahmadi dan Amri (2014), dalam rencana penerapan Kurikulum 2013 disajikan model pendekatan tematik integratif, yang berbeda dari kurikulum sebelumnya. Pada pola tematik intergratif bahan


(59)

ajar yang disediakan berdasarkan tema yang merupakan gabungan dari mata pelajaran yang relevan, sistem pembelajaran tematik integratif ini upaya penyederhanaan mata pelajaran yang bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda yang siap dalam menghadapi masa depan. Siswa diharapkan mampu mengembangkan nalar dibandingkan hafalan, melalui proses pembelajaran dalam melakukan observasi, bertanya, dan mengkomunikasikan apa yang mereka peroleh dan menerima materi pembelajaran.

Menurut Ahmadi dan Amri (2014), metode pendekatan tematik integratif adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata materi ajar sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada peserta didik. Tema adalah pokok pemikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Tema inilah yang akan menjadi penggerak mata pelajaran lainnya dalam keutuhan proses pembelajaran.

Melalui pendekatan tematik integratif siswa diarahkan untuk dapat mengahadapi fenomena alam, sosial, seni, dan budaya, untuk mengembangkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang jauh lebih baik. Guru juga diharapkan mampu menggali dan memancing potensi yang ada pada siswa.

2) Prinsip-prinsip pendekatan integratif

Pembelajaran tematik integratif memiliki prinsip-prinsip yang berkenaan yaitu 1) memiliki suatu tema yang aktual, dekat dengan peserta didik dan ada dalam kehidupan sehari-hari, 2) pemilihan materi pada


(60)

beberapa muatan pelajaran yang saling terkait, 3) tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku tetapi harus mendukung pencapaian tujuan yang telah ditentukan pada kurikulum, 4) materi pelajaran dapat dikaitkan dalam tema dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik sebagai minat, kemampuan, kebutuhan dan pengetahuan awal, dan 5) tidak memaksakan materi pelajaran yang dipadukan (Majid, 2014).

3) Ciri-ciri pendekatan tematik integratif

Pendekatan Integratif memiliki cirri-ciri sebagai berikut, a) Pembelajaran berpusat pada siswa untuk menempatkan siswa sebagai subjek belajar, b) memberikan pengalaman langsung, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata, c) pemisahan pembelajaran tidak begitu jelas, fokus kepada pembahasan tema-tema, dan d) bersifat fleksibel, mengaikan dengan kehidupan siswa dan lingkungan sekolah (Majid, 2014:89).

4) Manfaat pendekatan tematik integratif

Tematik integratif memiliki kelebihan berkenaan yaitu a) pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu relavan dengan tingkat perkembangan anak, b) kegiatan dapat disesuikan dengan kebutuhan dan minat siswa, c) pembelajaran yang menumbuhkembangkan keterampilan berfikir, dan sosial peserta didik, dan d) pembelajaran dirancang bersama dapat meningkatkan kerjasama anatara guru bidang kajian terkait guru dengan peserta didik (Majid, 2014).


(61)

Abdul Majid (2014), mengemukakan bahwa pembelajaran terpadu merupakan suatu konsep atau pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang studi, sehingga memberikan pengalaman langsung bagi siswa secara bermakna, yaitu dengan cara merumuskan model keterhubungan (connected), model laba-laba (webbed), dan model keterpaduan (integrated).

Model keterhubungan adalah sebuah model penyajian pembelajaran yang menghubungkan materi satu dengan materi yang lain secara terpadu. Menghubungkan tugas/keterampilan yang satu dengan tugas/ketrampilan yang lain. Keunggulan model ini, peserta didik memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang sebuah konsep, sehingga transfer pengetahuan lebih mudah dilakukan karena konsep pokok dikembangkan secara terus menerus (tematik Kurikulum 2013). Menurut (tematik Kurikulum 2013) model keterhubungan tersebut dapat digambarkan pada gambar 1 di bawah ini:

Gambar 1. Model Pembelajaran Keterhubungan

1. 3.


(62)

Keterangan:

: Matematika

: IPA

: IPS

Penjelasan:

Pada kolom ke-4, ketiga mata pelajaran tersebut saling berhubungan dan ditandai dengan garis lurus yang menghubungkan ketiga mata pelajaran tersebut.

Menurut tematik Kurikulum 2013 model pembelajaran laba-laba ini diawali dengan pemilihan tema. Setelah tema ditentukan dilanjutkan dengan pemilihan sub-sub tema dengan memperhatikan keterkaitannya antar mata pelajaran. Aktivitas belajar siswa direncanakan berdasarkan sub-sub tema yang sudah ditentukan. Keuntungan model pembelajaran ini bagi peserta didik adalah diperolehnya pandangan secara utuh tentang kegiatan dari ilmu yang berbeda-beda:

Model pembelajaran ini dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini: Gambar 2. Model Pembelajaran Laba-Laba


(63)

Penjelasan:

Dari keenam mata pelajaran di atas, akan dipadukan dengan satu tema yang terkait. Jadi setiap mata pelajaran saling berhubungan dengan mata pelajaran lainnya dengan satu tema.

Model pembelajaran terpadu menggunakan pendekatan antar mata pelajaran yang dipadukan. Beberapa mata pelajaran dicari konsep, sikap, dan ketrampilan yang tumpang tindih dipadukan menjadi satu. Kegiatan guru pertama menyeleksi konsep, nilai-nilai dan keterampilan yang memiliki keterkaitan erat satu sama lain dari berbagai mata pelajaran. Keuntungan model pembelajaran ini bagi peserta didik adalah lebih mudah mengaitkan materi pembelajaran dari berbagai mata pelajaran. Model inilah yang dikembangkan sebagai pembelajaran tematik terpadu di Kurikulum 2013.

Rusman (2013), memaparkan bahwa model pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep sehingga siswa dapat belajar secara holistik (menyeluruh), bermakna (tahan lama), dan autentik.

Matematika

IPS

B. Indonesia

SBdP

PJOK

IPA TEMA


(64)

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan tematik integratif merupakan pendekatan yang mengitegrasikan atau mengaitkan atau memadukan beberapa muatan mata pelajaran yang akan diajarkan secara bersama-sama melalui satu tema. Jadi, dengan pendekatan tematik integrative, satu tema terdiri dari beberapa mata pelajaran yang saling berkaitan.

d. Pendekatan saintifik

1. Pengertian Pendekatan Saintifik

Menurut Kemendikbud (2013), pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan ilmiah yang dirancang dengan memperhatikan tahapan-tahapan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.

Tujuan dari metode ilmiah ini adalah agar terciptanya peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

2. Langkah-langkah pendekatan saintifik a) Mengamati

Dalam mengamati siswa diminta menentukan obyek apa yang akan diobservasi sesuai dengan lingkup obyek yang akan diobservasi, membuat


(65)

pedoman observasi sesuai dengan lingkup obyek yang akan diobservasi baik primer maupun sekunder, serta menentukan letak obyek yang akan diobservasi dan media-media yang akan digunakan dalam observasi. b) Bertanya

Selain bertanya kepada siswa, pendidik juga harus membimbing atau memandu peserta didiknya dengan baik serta mendorong peserta didik untuk menjadi penyimak yang baik. Ketika peserta didik salah dalam menjawab, maka peranan pendidik adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir ulang, tetapi peserta didik sama sekali tidak bisa menjawab maka pendidik merubah pertanyaan tersebut. Proses ini akan merangsang aspek kognitif anak dalam memecahkan masalah serta membuat peserta didik berpikir divergen bukan konvergen.

c) Menalar

Istilah menalar dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.

d) Mencoba

Dimasudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan dan pengetahuan.


(1)

kosakata baku

4.4 Menyajikan teks

cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam secara mandiri dalam teks bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

2.4 Memiliki kepedulian

terhadap lingkungan dan sumber dayaalam

melalui pemanfaatan bahasa Indonesia

1.2 Mengakui dan

mensyukuri anugerah Tuhan yang Maha Esa atas keberadaan

lingkungan dan sumber daya alam, alat

teknologi modern dan

4.4.5 Membuat teks cerita berdasarkan gambar.

2.4.5 Menunjukkan sikap peduli terhadap lingkungan saat sedang beraktivitas membuat gambar.

1.2.5 Mewujudkan sikap syukur kepada TYME dengan berdo’a bersama.

Membuat karya seni kolase.

di dalam teks untuk memudahkan menjawab pertanyaan.(Menalar)  Siswa mencoba untuk

menuliskan suatu cerita sesuai pengalamannya sendiri atau berdasarka suatu obyek yang dilihatnya. (Mencoba)  Siswa membacakan teks

ceritanya di depan kelas untuk mendapat

komentar dari teman lain. (Mengkomunikasikan) IPA 1. Pengetahuan; tes tertulis 2. Keterampilan; Kinerja 3. Sikap sosial/individu Observasi 4. Sikap spiritual;

Observasi SBdP 1. Pengetahuan; tes tertulis 2. Keterampilan; Kinerja 3. Sikap sosial/individu Observasi 4. Sikap spiritual;

Observasi


(2)

tradisional, perkembangan

teknologi, energi, serta permasalahan sosial

IPA

3.2 Mendeskripsikan daur hidup beberapa jenis mahluk hidup

4.2Menyajikan secara tertulis hasil pengamatan daur hidup beberapa jenis mahluk hidup.

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun;

3.2.5 Mengurutkan daur hidup tanaman padi.

4.2.5 Membuat laporan hasil pengamatan daur hidup tanaman padi.

2.1.5 Menunjukkan sikap teliti dalam


(3)

hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi 1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan

kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya.

SBdP

3.2 Mengenal gambar alam benda, dan kolase.

4.2 Membuat karya

pengerjaan tugas.

1.1.5 Mewujudkan sikap syukur atas anugerah TYME dengan berdo’a bersama.

3.2.5 Mengidentifikasi gambar alam, benda, dan kolase.


(4)

seni kolase dengan berbagai bahan

2.3 Menunjukkan perilaku mengenal sikap disiplin, tanggung jawab dan kepedulian terhadap alam sekitar melalui berkarya seni

1.1 Mengagumi ciri khas keindahan karya seni dan karya kreatif masing-masing daerah sebagai anugerah Tuhan

4.2.5 Membuat laporan hasil dari karya seni kolase alam.

2.3.5 Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam mengerjakan tugas

1.1.5 Menunjukkan sikap syukur atas berbagai macam karya khas daerah lain sebagai anugerah Tuhan dengan berdo’a bersama.

PEMBELAJARAN 6

Matematika Matematika

 Guru menjelaskan cara

menyelesaikan soal Matematika 6 JP

Kemendikbud. 2013. Buku Guru


(5)

3.13 Memahami pecahan senilai dan operasi hitung pecahan menggunakan benda konkret/gambar. 4.13 Mengurai sebuah pecahan menjadi hasil penjumlahan atau pengurangan dua buah pecahan lainnya dengan berbagai kemungkinan jawaban.

2.1 Menunjukkan perilaku patuh, tertib dan mengikuti prosedur dalam melakukan operasi hitung campuran.

3.13.6 Menyebutkan pecahan senilai dan operasi hitung pecahan.

4.13.6 Membuat soal pecahan dan jawaban.

2.1.6 Bekerja dengan disiplin dalam

penyelesaian tugas di dalam kelompok.

Pecahan senilai

pecahan senilai.

(Mengamati)

 Siswa berkesempatan untuk bertanya jawab dengan guru terkait materi pecahan senilai.

(Menanya)

 Siswa mencoba

mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.

(Mencoba)

 Perwakilan siswa mengerjakan hasil kinerjanya di depan kelas. (Mencoba)  Siswa dan guru saling

bertanya jawab untuk pengoreksian pekerjaan.

(Menanya)

 Siswa membentuk kelompok untuk mendiskusikan soal pecahan senilai. 5. Pengetahuan; tes tertulis 6. Keterampilan; Kinerja 7. Sikap sosial/individu Observasi 8. Sikap spiritual;

Observasi

Peduli Terhadap Mkahluk Hidup: Jakarta.

Kemendikbud. 2013. Buku Siswa Peduli Terhadap Mkahluk Hidup: Jakarta.


(6)

(Menalar)

 Masing-masing kelompok, dari perwakilan siswa mempresentasikan hasil kinerjanya di depan kelas.

(Mengkomunikasikan)

 Tiap kelompok saling memberi masukan.

(Mengkomunikasikan)

Mengetahui Mengetahui


Dokumen yang terkait

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT mengacu kurikulum SD 2013 subtema keberagaman makhluk hidup di lingkunganku untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1.

0 2 325

Pengembangan perangkat pembelajaran subtema kebersamaan dalam keberagaman mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas empat (IV) Sekolah Dasar.

0 5 160

Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013 pada sub tema pemanfaatan energi untuk siswa kelas IV sekolah dasar.

2 13 190

Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013 pada sub tema aku bangga dengan daerah tempat tinggalku untuk siswa kelas empat (IV) sekolah dasar.

0 4 166

Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013 pada sub tema kegiatan malam hari untuk siswa kelas satu (I) Sekolah Dasar.

0 0 151

Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013 pada subtema keberagaman budaya bangsaku untuk siswa kelas empat (IV) Sekolah Dasar.

0 0 194

Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013 pada sub tema aku dan teman baru untuk siswa kelas 1 sekolah dasar.

0 0 114

Pengembangan perangkat pembelajaran sub tema keunikan daerah tempat tinggalku mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV sekolah dasar.

0 1 174

Pengembangan perangkat pembelajaran kurikulum 2013 kelas IV pada tema 3 ``Peduli terhadap Makhluk Hidup``.

0 2 311

Pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema keberagaman makhluk hidup di lingkunganku untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar - USD Repository

0 0 91