Komite Nasional Indonesia Pusat 1945-1949

pemerintah kolonial Belanda. 80 Setelah Indonesia menyatakan kemerdekaannya, pada tanggal 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI menetapkan Undang– Undang Dasar Republik Indonesia yang dikenal dengan Undang-Undang Dasar 1945. UUD 1945 kemudian menjadi dasar ketentuan-ketentuan dalam penyelenggaraan kebijakan di Indonesia. Sesuai dengan ketentuan dalam Aturan Peralihan, tanggal 29 Agustus 1945, dibentuk Komite Nasional Indonesia Pusat KNIP yang beranggotakan 137 orang. Tanggal pembentukan KNIP yaitu 29 Agustus 1945 diresmikan sebagai hari jadi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Yang membedakan KNIP dengan DPR adalah KNIP memiliki tugas dan fungsi lain yaitu merangkap fungsi MPR dan juga DPA untuk membantu presiden. Dengan kata lain, Volksraad sebagai sebuah lembaga dalam konteks Indonesia sebagai wilayah jajahan pada saat itu memang hanya merupakan basa basi politik pemerintahan kolonial. Pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda mengakhiri masa penjajahan selama 350 tahun di Indonesia. Pergantian penjajahan dari Belanda kepada Jepang mengakibatkan keberadaan Volksraad secara otomatis tidak diakui lagi, dan bangsa Indonesia memasuki masa perjuangan Kemerdekaan.

2.2.1. Komite Nasional Indonesia Pusat 1945-1949

81 Susunan kepemmpinan KNIP yang pertama adalah Kasman Singodimedjo sebagai ketua, Sutardjo Kartohadikusumo sebagai wakil ketua I, J. Latuharhary sebagai wakil ketua II dan Adam Malik sebagai wakil ketua III 82 80 Ibid, hal. 199. 81 Dr. Muchtar Pakpahan,S.H.,M.H., DPR RI Semasa Orde Baru, Jakarta. Pustaka Sinar Harapan, 1994, hal. 59. 82 Fatwa, Op. Cit., hal. 39. . Universitas Sumatera Utara Kegiatan KNIP sehari-hari dipegang oleh Badan Pekerja KNIP BP KNIP. BP KNIP dibentuk pada tanggal 17 Oktober 1945 dengan Sutan Sjahrir sebagai ketua dan wakil ketua Amir Sjarifuddin 83 Sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia sampai pada tanggal 17 Agustus 1950, sebagai badan perwakilan KNIP dan BP KNIP telah menjalankan hak dan kewajibannya. KNIP memiliki dua tugas yaitu membentuk undang-undang bersama pemerintah dan berperan menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara GBHN. Hak anggota KNIP diatur dalam peraturan Tata Tertib, yaitu mengajukan usul, interpelasi, angket pertanyaan, dan mosi. Fungsi pengawasan juga sebagian berhasil diputuskan menjadi perundang-undangan. KNIP telah menyetujui 133 Rancangan Undang-Undang menjadi Undang-Undang, di antaranya yang penting adalah Undang-Undang Nomor 11 tahun 1949 tentang pengesahan Konstitusi Republik Indonesia Serikat. Di bidang pengawasan, KNIP mengadakan dua kali interpelasi dan mengeluarkan 6 mosi. . KNIP telah mengadakan sidang di Kota Solo pada tahun 1946, di Malang pada tahun 1947, dan Yogyakarta tahun 1949. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan dilaksanakan serentak di medan-perang dan di meja perundingan. Dinamika revolusi dicerminkan dalam sidang-sidang KNIP, antara pendukung pemerintah dan golongan keras yang menentang perundingan. Republik Indonesia dan Kerajaan Belanda telah dua kali menandatangani perjanjian, yaitu Linggarjati dan Renville. Tetapi semua persetujuan itu dilanggar oleh Belanda, dengan melancarkan agresi militer ke daerah Republik. 84 83 Budiardjo, Op.Cit, hal. 331. 84 Pakpahan, Op. Cit., hal. 55-57. Universitas Sumatera Utara

2.2.2. Badan Legislatif Republik Indonesia Serikat 1949-1950