Pengaruh Perubahan UUD 1945 terhadap Fungsi Dewan Perwakilan Rakyat

penguatan DPR sebagai representasi politik serta dibentuknya DPD mengalami penurunan seiring dengan peran MPR dalam pemerintahan yang semakin kecil. Seluruh wewenang MPR dalam UUD 1945 dilaksanakan oleh DPR dan DPD. MPR setelah diamandemen merupakan pelembagaan fungsi khusus parlemen yang keanggotaannya bersumber ganda dan hanya ada apabila diperlukan DPR dan DPD dalam keadaan tertentu.. Berbeda dengan MPR, kedudukan DPR menjadi lebih kuat.

4.3.2. Pengaruh Perubahan UUD 1945 terhadap Fungsi Dewan Perwakilan Rakyat

DPR dan fungsi legislatif merupakan salah satu komponen di dalam sistem politik Indonesia yang diharapkan dapat mewujudkan demokrasi untuk mengolah dan menyalurkan aspirasi masyarakat yang memiliki keberanian untuk memperjuangkannya dalam proses berbangsa dan bernegara. Sebelum amandemen, fungsi legislatif dipegang oleh presiden dan DPR sesuai dengan UUD 1945 Pasal 5 ayat 1, Pasal 20 ayat 1. Tetapi ditegaskan dalam hal ini bahwa DPR dapat mengajukan RUU, Presiden yang berhak menentukan menerima atau menolak RUU tersebut menjadi undang-undang. 198 198 Saiful Sulun, “DPRD dan Fungsi Legislatif dalam Sistem Politik Indonesia”, Fungsi Legislatif dalam Sistem Politik Indonesia Vol 1, No. 1, Jakarta, PT Rajagrafindo Persada, hal. 5. Di masa Orde Baru muncul kesan DPR belum berfungsi dengan baik dalam menjalankan tugasnya dan belum pernah mengajukan RUU sebagai perwujudan hak inisiatifnya. Berdasarkan Pasal 21 UUD 1945 DPR memiliki hak inisiatif yaitu mengajukan Rancangan Undang-Undang. Sebagai hak dapat digunakan dan tidak digunakan tergantung pada urgensinya. Menurut Saiful Sulun, ada beberapa Universitas Sumatera Utara faktor objektif yang menjadi penyebabnya 199 199 Ibid, hal. 9. , antara lain presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan lebih mengetahui berbagai hal mengenai penyelenggaraan pemerintahan, presiden dilengkapi dengan aparat lengkap sedangkan DPR tidak, dan Tata Tertib DPR menetapkan prosedur yang rumit. Kekuasaan pembentukan undang-undang yang sebelumnya berada di tangan presiden beralih kepada legislatif, dalam hal ini adalah DPR karena amandemen UUD 1945 seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya. Fungsi legislasi memungkinkan DPR untuk menuangkan kepentingan rakyat ke dalam kebijaksanaan formal dalam bentuk undang-undang. Dalam fungsi ini juga dapat diatur kewenangan DPR untuk mengusulkan rancangan undang-undang, mengubah suatu undang-undang, dan menghasilkan APBN yang berhubungan dengan fungsi anggaran. Dalam pelaksanaan fungsi pengawasan, DPR melindungi kepentingan rakyat, sebab melalui penggunaan kekuasaan yang dilandasi oleh fungsi pengawasan DPR dapat mengawasi semua kegiatan lembaga kenegaraan lainnya melalui pelaksanaan berbagai hak DPR. Sebagai salah satu contoh, pelaksanaan fungsi pengawasan DPR pada periode 2004-2009 dijelaskan dalam tabel sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1. Pelaksanaan Hak DPR periode 2004-2009 200 Hak DPR Pengajuan Dibatalkan Dilanjutkan Selesai Interpelasi 12 6 6 3 Bertanya 5 4 1 - Mengajukan Pendapat 4 1 1 1 Angket - - - - Perubahan fungsi legislatif yang dimiliki DPR dengan melihat sejarah perkembangannya dari proses kemerdekaan sampai kepada perubahan UUD 1945 yang diikuti era reformasi sangat besar. DPR menjadi pusat dari kekuasaan dan kegiatan politik dan pemerintahan Indonesia. Di masa Demokrasi Terpimpin kekuasaan berada di eksekutif, dan DPR hanya bekerja secara formal karena keputusan politik diputuskan di luar DPR. Dalam Demokrasi Pancasila, ada usaha untuk meningkatkan peran DPR dengan menekankan aspek formal. Kekuasaan yang dimiliki DPR tidak diiringi dengan jumlah dan variasi produk DPR. Sebagai perbandingan, di masa KNIP hingga DPR hasil Pemilu 1955 hanya dihasilkan 508 hasil kerja yang terbagi dalam 4 yaitu undang-undang, mosi, interpelasi dan angket. Periode ini menghasilkan rata-rata 37,6 buah produk per tahun. Periode berikutnya pada Demokrasi Terpimpin hanya menghasilkan 124 buah produk dalam bentuk undang-undang dan pernyataan pendapat. Rata- 200 Dr. Pataniari Siahaan, Politik Hukum Pembentukan Undang-Undang pasca Amandemen UUD 1945, Jakarta, Konpress, hal. 419. Universitas Sumatera Utara rata per tahun produknya adalah 19,1 buah. Selain itu, sampai saat ini peranan DPR sebagai pembentuk legitimasi eksekutif lebih berkembang dibandingkan peran DPR sebagai penyalur kepentingan dan partisipasi anggota masyarakat yang diwakilinya.

4.3.3. Pengaruh Perubahan UUD 1945 terhadap Fungsi Dewan Perwakilan Daerah