Selama masa kerjanya DPR Gotong Royong dari tanggal 25 Juni 1960 sampai dengan 15 November 1965 adalah sebagai berikut:
100
a. Tahun 1960, menghasilkan 5 Undang-undang dan 4 menyatakan pendapat.
b. Tahun 1961, menghasilkan 22 Undang-undang dan 4 pernyataan pendapat.
c. Tahun 1962, menghasilkan 19 Undang-undang dan 1 pernyataan pendapat
d. Tahun 1963, menghasilkan 14 Undang-undang dan 1 pernyataan pendapat.
e. Tahun 1964, menghasilkan 35 Undang-undang dan 5 pernyataan pendapat
f. Tahun 1965, menghasilkan 21 Undang-undang dan 11 pernyataan pendapat.
2.2.7. Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong Demokrasi Pancasila 1966-1971
Sesudah terjadi G 30 SPKI, DPR Gotong Royong mengalami perubahan, baik mengenai keanggotaan maupun wewenangnya. Periode DPR Gotong Royong
diawali dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 10 Tahun 1966 tentang keanggotaan, kedudukan, fungsi, tugas dan wewenang DPR-GR.
101
Anggota PKI dikeluarkan, sedang partai-partai politik lainnya memakai hak recall untuk
mengganti anggota yang dianggap terlibat atau bersimpati kepada PKI dengan wakil lain. Susunan keanggotaan DPR Gotong Royong berjumlah 242 orang, 102
orang dari jumlah tersebut merupakan anggota partai politik, yakni 44 anggota Partai Nasional Indonesia, 34 Nadhlatul Ulama, selebihnya adalah anggota dari
beberapa partai kecil. Sedangkan 140 anggota lainnya berasal dari Golongan Karya Golkar dan ABRI.
102
100
Pakpahan, Op. Cit., hal. 69.
101
Pakpahan, Op. Cit., hal. 79.
102
Budiardjo, Op. Cit., hal 337.
Pada hakikatnya setelah 19 November 1966,
Universitas Sumatera Utara
keanggotaan DPR-GR merupakan kelanjutan dari Peraturan Presiden No. 4 Tahun 1960.
103
Susunan Keanggotaan DPR Gotong Royong Tahun 1968
Pada tanggal 13 Februari 1968 Pj. Presiden Soeharto melantik anggota DPR GR sebanyak 414 yang dikelompokkan ke dalam fraksi-fraksi. Susunan
keanggotaan DPR-GR setelah pelantikan sebagai berikut:
Tabel 2.2.
104
Nama Partai Jumlah Anggota Orang
Partai Nasional Indonesia 78
Nadhlatul Ulama 75
Partai Kristen Indonesia 17
Partai Katolik 15
PSII 20
IPKI 11
Perti 9
Murba 4
Partai Muslimin Indonesia 18
ABRI 75
103
Per.Pres No. 4 Tahun 1960 menetapkan jumlah anggota, pimpinan serta penambahan Gotong Royong di belakang DPR. Pakpahan, Op. Cit., hal 79.
104
Ibid, hal. 80.
Universitas Sumatera Utara
Karya Pembangunan A 32
Karya Pembangunan B 32
Karya Pembangunan C 28
Jumlah Anggota 414
Kedudukan dan wewenang DPR GR 1966-1971 adalah sebagai berikut:
105
a. Bersama dengan pemerintah menetapkan APBN sesuai Pasal 23 ayat 1
UUD 1945 beserta penjelasannya. b.
Bersama dengan pemerintah membentuk undang-undang sesuai dengan Pasal 5 ayat 1, Pasal 20, Pasal 21 ayat 1, dan Pasal 22 UUD 1945
beserta penjelasannya. c.
Melakukan pengawasan atas tindakan pemerintah sesuai UUD 1945 dan penjelasannya khususnya penjelasan Bab VII.
Tata kerja DPR Gotong Royong diusahakan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Dasar 1945, terutama hal yang berkaitan dengan kontrol. Dalam
Pasal 77 ayat 1 menentukan bahwa DPR melakukan pengawasan dengan usaha- usaha, antara lain:
106
d. Mengajukan pertanyaan
e. Meminta keterangan interpelasi
f. Mengadakan penyelidikan angket
g. Mengajukan perubahan amandemen
h. Mengajukan usul pernyataan pendapat atau asal usul lain
105
Maksudi, Op. Cit., hal. 207.
106
Pakpahan, Op. Cit., hal 72.
Universitas Sumatera Utara
i. Menganjurkan seseorang jika ditentukan oleh Undang-Undang
Dalam pengambilan keputusan, sistem mufakat masih dipertahankan dengan ketentuan bahwa keputusan harus diambil oleh anggota DPR sendiri tanpa
ada campur tangan presiden. Di samping itu, ada kemungkinan untuk menggunakan cara dengan suara terbanyak oleh MPR berdasarkan Undang-
Undang Dasar 1945. Ditetapkan bahwa dalam pengambilan keputusan diadakan dua tahap, pertama mencari mufakat. Jika tidak tercapai mufakat, jika menyangkut
kepentingan nasional yang penting maka akan diadakan pemungutan suara secara rahasia dan tertulis atas sistem suara yang terbanyak.
107
DPR Gotong Royong pada masa Demokrasi Pancasila telah menyelesaikan 82 buah Undang-Undang, di antaranya adalah Undang-Undang Nomor 15 tahun
1969 tentang Pemilihan Umum Anggota Badan PermusyawaratanPerwakilan Rakyat dan Undang-Undang Nomor 16 tahun 1969 tentang susunan dan
kedudukan MPR, DPR, dan DPRD, 7 buah resolusi, 9 buah penyataan pendapat, dan 1 buah angket.
108
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia pada masa ini adalah hasil pemilihan yang diselenggarakan pada tanggal 3 Juli 1971 berdasarkan Undang-
Undang Nomor 15 tahun 1969 tentang Pemilihan Umum Anggota-Anggota Badan PermusyawaratanPerwakilan Rakyat dan Undang-Undang Nomor 16 tahun 1969
tentang Susunan dan kedudukan MPR, DPR, DPRD. Pengambilan sumpah jabatan anggota DPR dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 1971 oleh Oemar
2.2.8. Dewan Perwakilan Rakyat hasil Pemilihan Umum 1971, 1971-1997