MPRS masa Demokrasi Pancasila pada tahun 1966-1971

c. Menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara Pasal 3 d. Memilih dan mengangkat Presiden maupun Wakil Presiden. Pasal 6 dan Penjelasan UUD 1945 tentang Sistem Pemerintahan Negara ayat 3.

2.1.2. MPRS masa Demokrasi Pancasila pada tahun 1966-1971

Keberadaan MPR pada awal periode ini masih bersifat sementara karena susunan keanggotaannya masih belum mengacu pada UUD 1945. Hal tersebut disebabkan belum terselenggarannya Pemilihan Umum. Banyak perubahan yang terjadi pada susunan keanggotaan, di mana semua anggota MPRS yang terlibat keanggotaan PKI dan yang dianggap pendukung Soeharto digantikan. Selain itu diadakan penambahan anggota MPRS sehingga jumlahnya menjadi 828 orang 61 dua kali lipat jumlah anggota DPR Gotong Royong. 62 Sidang Umum pada masa Demokrasi Pancasila dilaksanakan sebanyak tiga kali dan Sidang Istimewa dilaksanakan sekali. Perinciannya adalah sebagai berikut 63 a. Sidang Umum IV, tanggal 20 Juni-5 Juli 1966 di Jakarta. Jumlah anggotanya adalah 545 orang, terdiri atas 241 anggota DPR, DPD sebanyak 110 orang, dan Golongan Karya sebanyak 194 orang. Karena merupakan masa transisi dari Orde Baru, banyak anggota Majelis yang mengalami pemecatan karena dianggap terlibat dalam Gerakan 30 September PKI. Sidang Umum IV diketuai oleh Jend. A. H. Nasution : 61 Berdasarkan Keputusan Presiden No. 921968 yang ditetapkan pada tanggal 12 Maret 1968, di mana terjadi penggantian keanggotan MPR sejumlah 32 orang. Mohammad Tolchah Mansoer, Pembahasan Beberapa Aspek tentang Kekuasaan-kekuasaan Eksekutif dan Legislatif Negara Indonesia, Pradnya Paramita, Jakarta, 1983, hal. 346 62 Ibid, hal. 347. 63 Budiardjo,Op. Cit., hal. 203. Universitas Sumatera Utara dan menghasilkan 24 Ketetapan Ketetapan Nomor IX sampai dengan XXXIIMPRS1966. b. Sidang Umum V dilaksanakan pada tanggal 21-27 Maret 1968, dengan jumlah anggota yang mengikuti adalah 828 orang. Sidang umum ini menghasilkan delapan ketetapan Ketetapan Nomor XXXVII sampai dengan XLIVMPRS1968. c. Sidang Istimewa dilaksanakan tanggal 7-12 Maret 1967 di Jakarta diikuti anggota sebanyak 660 orang dan menghasilkan empat ketetapan Ketetapan Nomor XXXIII sampai dengan XIIIVIMPRS1967. Dalam mengadakan penambahan dan hal lain yang menyangkut MPRS, melalui UU No. 10 tahun 1966, fungsi MPRS seperti fungsi MPR hasil pemilihan umum sampai terbentuknya MPR yang bersifat permanen. 64 Pimpinan MPR bersifat melembaga tetapi terlepas dari pengaruh Presiden karena menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1966 mengenai kedudukan MPR dan DPR Gotong Royong Pasal 19, Pimpinan MPR tidak dapat dirangkap dengan jabatan- jabatan Presiden, Wakil Presiden, Menteri, Jaksa Agung, Ketua, Hakim-Hakim Anggota Mahkamah Agung, Ketua dan Anggota BPK, Ketua dan Anggota DPA, dan jabatan-jabatan lain. 65 Faktor lainnya adalah semua fungsi lembaga negara telah dikembalikan menurut posisi dan fungsi sebagaimana yang diatur dalam UUD 1945. Dengan demikian kedudukan dan fungsi MPRS pada masa Demokrasi Pancasila luas sekali. 66 64 Yuhana, Op. Cit., hal. 82. 65 Ibid 66 Yuhana, Op. Cit.,hal. 84 Universitas Sumatera Utara Di samping fungsi yang bersifat protokoler, Pimpinan MPRS juga bertugas memimpin dan mewakili MPRS, mengikuti dan mengawasi pelaksanaan ketetapan-ketetapan MPRS. Oleh karena itu Pimpinan MPRS berhak mengeluarkan keputusan-keputusan yang disebut Keputusan Pimpinan MPRS, Instuksi Pimpinan MPRS, Memorandum Pimpinan MPRS, dan Nota Pimpinan MPRS. Badan Pekerja MPRS juga bertugas untuk mengikuti dan mengawasi pelaksanaan ketetapan MPRS sehingga dapat merupakan kompetitor DPR Gotong Royong pada masa tersebut. 67 Cara menentukan Pimpinan MPRS juga berbeda dengan masa sebelumnya, yaitu dipilih dari antara anggota MPR itu sendiri. Cara mengambil keputusan dalam majelis masa Demokrasi Pancasila sama dengan majelis sebelumnya, yaitu musyawarah untuk mufakat tetapi tidak ada campur tangan Presiden walaupun kemungkinan untuk mengambil keputusan berdasarkan persetujuan suara terbanyak juga telah diatur dalam Ketetapan MPRS itu sendiri. 68 MPRS ini bersidang 3 kali yaitu 2 kali Sidang Umum dan 1 kali Sidang Istimewa. MPRS ini juga menghasilkan beberapa keputusan, keputusan pimpinan dan nota pimpinan. 69 67 Budiardjo, Op. Cit., hal. 347. 68 Ibid. 69 Ibid, hal. 203. Universitas Sumatera Utara

2.1.3. MPRS hasil Pemilihan Umum tahun 1971-1976