MPRS masa Demokrasi Terpimpin pada tahun 1960-1965

Konstituante dibubarkan oleh Presiden Soekarno dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959. 54

2.3.2. MPRS masa Demokrasi Terpimpin pada tahun 1960-1965

Bersamaan dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden, UUD 1945 diberlakukan kembali dan kemudian dibentuk MPR Sementara MPRS dan DPA Sementara. MPRS dibentuk dengan Penetapan Presiden Nomor 2 tahun 1959 sebagai pelaksanaan dari Dekrit Presiden 5 Julli 1959 yang menetapkan empat hal yaitu, pertama pembubaran konstituante, kedua menetapkan Undang-Undang Dasar 1945 agar berlaku kembali, ketiga pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara, dan keempat pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara. 55 Susunan keanggotaan Majelis ditetapkan dengan Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 1959 dengan ketentuan anggota DPR Gotong Royong sebanyak 94 orang dan utusan Golongan Karya sebanyak 232 orang 56 54 Ibid, hal. 45. 55 Soemantri,Op. Cit., hal. 26. 56 Golongan Karya pada masa ini bukanlah Golongan Karya yang dibentuk pada tahun 1964 dan menjadi peserta Pemilu 1971 dst dan juga bukan Partai Golkar yang menjadi peserta Pemilu 1999 sampai saat ini. Budiardjo, Op. Cit., hal. 202. . Pimpinan MPRS bersifat melembaga tetapi tidak terlepas dari pengaruh presiden karena pimpinan diberi predikat menteri yang berarti pembantu Presiden. Menteri pada masa ini diartikan sebagai pembantu presiden dan Ketua MPR sendiri berpredikat sebagai Wakil Perdana Menteri. Cara mengambil keputusan pada Sidang Umum MPR adalah berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat dengan kemungkinan campur tangan Presiden sebagaimana diatur dalam Ketetapan MPRS No. VIIIMPRS1965. Dalam ketetapan ini disebutkan bahwa apabila setelah diusahakan tetapi musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka masalahnya Universitas Sumatera Utara diserahkan kepada Pimpinan MPRS. Dengan demikian tidak ada kemungkinan untuk mengambil keputusan dengan persetujuan suara terbanyak. 57 MPRS tidak dapat melaksanakan tugas dan wewenangnya seperti dinyatakan UUD 1945 karena anggota MPRS yang berasal dari DPR tidak dipilih langsung oleh rakyat, tetapi diangkat Presiden. MPRS hanya dapat menetapkan GBHN tetapi tidak dapat mengubah UUD 1945. 58 MPRS pada masa Demokrasi Terpimpin telah melaksanakan sidang sebanyak tiga kali. Dalam tiga kali Sidang Umum telah dihasilkan delapan ketetapan, yaitu Ketetapan Nomor I sampai dengan VIII dengan perincian dua ketetapan pada Sidang Umum I tanggal 19 November-3 Desember 1960, dua ketetapan pada Sidang Umum II tanggal 15-22 Mei 1963, dan empat ketetapan pada Sidang Umum III 11-16 April 1965. Hal yang penting dalam ketetapan tersebut adalah Ketetapan Nomor IMPRS1960 mengenai Manifesto Politik RI sebagai Garis-Garis Besar Haluan Negara GBHN dan Ketetapan Nomor VIIIMPS1965 perihal prinsip musyawarah untuk mufakat dalam Demokrasi Terpimpin sebagai pedoman bagi lembaga permusyawaratanperwakilan. Di samping itu Majelis juga telah menghasilkan beberapa resolusi, keputusan, dan nota. 59 Terkait dengan MPR, MPRS menetapkan tugas dan wewenang MPR yang diatur dalam UUD 1945 adalah sebagai berikut 60 a. Melakukan sepenuhnya kedaulatan rakyat Pasal 1 ayat 2 : b. Menetapkanmengubah UUD Pasal 3 57 Ibid. 58 Ismail Sunny, Pergeseran Kekuasaan Eksekutif, Jakarta, Aksara Baru, 1977, hal. 229. 59 Ibid. 60 Fatwa, Op. Cit., hal. 50. Universitas Sumatera Utara c. Menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara Pasal 3 d. Memilih dan mengangkat Presiden maupun Wakil Presiden. Pasal 6 dan Penjelasan UUD 1945 tentang Sistem Pemerintahan Negara ayat 3.

2.1.2. MPRS masa Demokrasi Pancasila pada tahun 1966-1971