Badan Legislatif Republik Indonesia Serikat 1949-1950 Dewan Perwakilan Rakyat Sementara 1950-1956

2.2.2. Badan Legislatif Republik Indonesia Serikat 1949-1950

Badan legislatif pada masa Republik Indonesia Serikat terdiri atas dua majelis, yaitu 32 orang yang bergabung dalam senat dan 146 orang yang bergabung dalam Dewan Perwakilan Rakyat. Pada badan legislatif, 49 orang di antaranya berpusat di Yogyakarta. DPR memiliki hak budget, hak inisiatif, dan amandemen, di samping wewenang untuk menyusun rancangan undang-undang bersama-sama pemerintah. Hak-hak lainnya yang dimiliki adalah hak bertanya, hak interpelasi, hak angket. DPR tidak memiliki hak untuk menjatuhkan kabinet. 85 Dalam periode 1 tahun badan legislatif telah menyelesaikan 7 buah undang-undang termasuk di antaranya Undang-Undang No. 7 tahun 1950 tentang perubahan konstitusi sementara Republik Indonesia, 16 mosi, dan 1 interpelasi, baik oleh senat maupun DPR. 86 Dewan Perwakilan Rakyat Sementara DPRS memiliki sekitar 235 anggota yang terdiri atas anggota bekas DPR dan bekas Senat Republik Indonesia Serikat, serta anggota Badan Pekerja KNIP dan anggota Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia yang berpusat di Yogyakarta. Badan ini memiliki hak legislatif seperti hak budget, hak amandemen, hak inisiatif, dan hak kontrol seperti hak bertanya, interpelasi, angket, dan mosi.

2.2.3. Dewan Perwakilan Rakyat Sementara 1950-1956

87 Pada tanggal 15 Agustus 1950, DPR dan Senat RIS menyetujui Undang- Undang Dasar Sementara Negara Kesatuan Republik Indonesia UUDS NKRI, 85 Budiardjo, Op. Cit., hal. 332. 86 Ibid 87 Ibid Universitas Sumatera Utara UU No. 71950, LN No. 561950. 88 Dalam UUDS Pasal 113 sampai Pasal 116 diatur bahwa DPR memiliki hak menetapkan anggaran belanja. Selain itu, pada Pasal 83 ayat 2 UUDS ditetapkan para menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah baik Undang-undang ini diadopsi dari UUD RIS yang mengalami sedikit perubahan, terutama yang berkaitan dengan perubahan bentuk negara dari negara serikat menjadi negara kesatuan. UUDS tersebut diberlakukan pada tanggal 17 Agustus 1950. 89 DPRS telah membahas 237 Rancangan Undang-Undang dan menyetujui 167 menjadi Undang-Undang, di antaranya yang terpenting adalah Undang- Undang Nomor 7 tahun 1953 tentang pemilihan anggota-anggota Konstituante dan anggota-anggota Badan Legislatif. DPRS juga telah menyetujui 21 mosi dari 82 mosi yang diusulkan, 16 interpelasi dari 24 yang diajukan, 1 angket, dan melaksanakan 2 kali hak budget. bersama-sama untuk seluruhnya maupun masing-masing untuk bagiannya sendiri. Hal ini berarti DPR memiliki berhak dan berkewajiban mengawasi segala perbuatan pemerintah. DPRS dapat memaksa menteri untuk mengundurkan diri. Tetapi DPRS dapat dibubarkan oleh presiden, karena DPRS dianggap tidak lagi mewakili aspirasi rakyat. Hak-hak yang dimiliki DPRS adalah hak amandemen, hak interpelasi, hak angket, hak kekebalan, dan hak mengeluarkan suara. 90 88 Maksudi, Op. Cit., hal. 202. 89 Ibid, hal. 204 90 Budiardjo, Op. Cit., hal. 333. Universitas Sumatera Utara

2.2.4. Dewan Perwakilan Rakyat 1955-1960