Kanker leher rahim Cervix

12 benjolan genital tetapi termasuk kategori resiko rendah karena jarang berkembang ke arah kanker. Sementara strain HPV lain, seperti HPV 16, 18, 33, 35, dan 45, dikategorikan resiko tinggi karena menunjukkan adanya hubungan dengan peningkatan resiko untuk kanker serviks dan kanker vaginal Anonim, 2006c. Wanita yang melakukan seks pada usia muda, pasangan berganti-ganti, dan perokok memiliki resiko lebih besar terpapar HPV.

4. Senyawa Antikanker

Antikanker merupakan obat yang indeks terapinya sempit. Sebagian besar dapat menimbulkan efek toksik yang berat, yang mungkin sampai menyebabkan kematian, baik secara langsung maupun tidak langsung. Antikanker diharapkan memiliki toksisitas selektif, artinya menghancurkan sel kanker tanpa merusak jaringan normal. Karena antikanker umumnya bekerja menekan proliferasi sel yang sedang aktif, maka efek sampingnya terutama mengenai jaringan atau sel normal dengan proliferasi tinggi, yaitu sumsum tulang, epitel germinativum, sistem hemopoetik, folikel rambut dan jaringan limfosit. Terapi hanya dapat dikatakan berhasil baik, bila dosis yang digunakan dapat mematikan sel tumor yang ganas dan tidak terlalu mengganggu sel normal yang berproliferasi Ganiswara,1995.

C. Protein

Protein merupakan suatu makromolekul yang terdiri dari asam-asam amino yang tersusun dalam suatu rantai linear dan tergabung dalam ikatan peptida Anonim, 2006d. Protein dalam tumbuhan terbagi menjadi dua yaitu protein biji dan protein daun. Beberapa protein biji memiliki sifat sebagai protein racun. Sebagian di 13 antaranya mungkin berperan dalam melindungi tumbuhan dari serangan mikroba. Protein beracun lain memberikan harapan sebagai antikanker dan penyakit lain yang disebabkan oleh virus Robinson, 1991. Dalam tumbuhan, protein dapat dilarutkan dengan melumatkan jaringan tumbuhan dengan larutan garam dan kemudian diendapkan dengan mengubah pH ekstrak Harborne, 1987. Pengendapan protein dengan fraksinasi dimaksudkan untuk memperoleh protein murni dalam fraksi tertentu. Protein yang tidak diinginkan dalam suatu larutan campuran protein dapat dihilangkan dengan metode salting out jika kelarutan protein dalam berbagai konsentrasi larutan garam diketahui Anonim, 2006d. Fraksinasi protein dengan jalan pengendapan dapat dilakukan dengan menggunakan amonium sulfat dalam konsentrasi tertentu Poedjiadi, 1994. Yang pertama kali mengendap adalah globulin dan dapat dipisahkan dengan pemusingan atau filtrasi, albumin akan mengendap bila larutan sudah jenuh dengan amonium sulfat Sadikit, 1993. Hasil pengendapan didialisis untuk menghilangkan amonium sulfat yang digunakan untuk mengendapkan protein. Proses dialisis didasarkan pada perbedaan konsentrasi antara dua permukaan membran dialisis. Kecepatan dari dialisis dapat ditingkatkan dengan meningkatkan gradien konsentrasi dari larutan internal dan eksternal. Molekul kecil, dalam hal ini adalah amonium sulfat, akan keluar dari kantong dialisis dan protein yang mempunyai bobot molekul besar akan tetap tertinggal di dalam kantong dialisis. Hal ini dapat terjadi karena membran dialisis bersifat semipermeabel. Proses dialisis akan berhenti setelah tercapai keadaan setimbang Scopes 1994 cit Darsini, 2003.