Etika Berbahasa dalam Kegiatan Bertutur

bukan hanya sekedar untuk mengefektifkan maksud pemakaian bahasa, melainkan juga memperlihatkan keindahan tuturan dan kehalusan budi bahasa penutur.

2.2.6 Penentu Kesantunan

Seperti diungkapkan oleh Pranowo 2009, kesantunan berbahasa ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya sebagai berikut. a. Faktor Penentu Kesantunan Faktor penentu kesantunan adalah segala hal yang dapat mempengaruhi pemakaian bahasa menjadi santun atau tidak santun. Aspek penentu kesantunan dalam bahasa verbal lisan antara lain meliputi aspek intonasi, aspek nada bicara, aspek pilihan kata, dan aspek struktur kalimat. Faktor penentu kesantunan yang dapat diidentifikasi dari bahasa verbal tulis yaitu pilihan kata diksi yang berkaitan dengan nilai rasa, panjang pendeknya struktur kalimat, ungkapan, gaya bahasa, dan sebagainya. Ketika seseorang berkomunikasi tidak hanya memperhatikan faktor kebahasaan, namun juga faktor non kebahasaan yang diantaranya adalah sikap penutur terhadap mitra tutur, pranata sosial budaya masyarakat, topik yang dibicarakan, dan konteks yang menjadi bahan tuturan. b. Faktor yang dapat Menggagalkan Komunikasi Banyak faktor yang menyebabkan komunikasi gagal mencapai tujuan, faktor penyebabnya antara lain; a mitra tutur tidak mempunyai informasi lama sebagai dasar memahami informasi baru yang disampaikan penutur, b mitra tutur tidak tertarik dengan isi informasi yang disampaikan oleh penutur, c mitra tutur tidak berkenan dengan cara penyampaian informasi penutur, d apa yang diinginkan atau diharapkan memang tidak ada atau tidak dimiliki oleh mitra tutur, e mitra tutur tidak memahami apa yang dimaksud oleh penutur, f ketika menjawab pertanyaan, mitra tutur justru melakukan kesalahan atau melanggar kode etik. c. Faktor Kebahasaan sebagai Penanda Kesantunan Faktor yang menentukan santun atau tidaknya pemakaian bahasa ditentukan oleh dua hal, yaitu faktor kebahasaan, dan faktor nonkebahasaan. Faktor kebahasaan adalah faktor yang berkaitan dengan masalah bahasa, baik bahasa verbal maupun nonverbal. d. Faktor Nonkebahasaan sebagai Penentu Kesantunan Faktor nonkebahasaan yang ikut menentukan kesantunan berbahasa yaitu topik pembicaraan dan konteks situasi komunikasi. Konteks situasi komunikasi adalah segala keadaan yang melingkupi teradinya komunikasi. Hal ini dapat berhubungan dengan tempat, waktu, kondisi psikologis penutur, respon lingkungan terhadap tuturan, dan sebagainya.

2.2.7 Indikator Kesantunan Berbahasa Indonesia

Indikator adalah penanda yang dapat dijadikan penentu apakah pemakaian bahasa si penutur itu santun atau tidak. Penanda tersebut dapat berupa unsur kebahasaan maupun nonkebahasaan. Berikut indikator kesantunan menurut beberapa ahli, yaitu: a. Indikator Kesantunan Menurut Dell Hymes 1978 Dell Hymess dalam Pranowo, 2005 menyatakan bahwa ketika seseorang berkomunikasi hendaknya memperhatikan beberapa komponen tutur yang