menjawab atau mendapatkan nilai yang terendah di kelas, misalnya dengan kata „goblok‟. Ketika ada teman mereka yang salah menjawab sebuah pertanyaan,
siswa lain dengan serentak menyorakinya. Pada saat bertanya atau menjawab pertanyaan guru pun, terkadang siswa menyisipkan kata yang bukan bahasa
Indonesia, misalnya „apik, nggak, sorry‟. Dari data di atas penggunaan bahasa Indonsia pada sesama siswa adalah
kurang. Ketika siswa berbicara dengan teman yang seusia dengannya, penggunaan bahasa Indonesianya cenderung kurang santun. Kadang-kadang pilihan kata yang
digunakan dapat menyakiti lawan bicara. Santun dalam berbahasa Indonesia tidak selalu digunakan untuk berbicara dengan orang yang usianya lebih tua. Apabila
berbicara dengan yang lebih muda usianya pun seharusnya juga menggunakan bahasa Indonesia yang santun.
4.3 Pembahasan
Kesantunan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI adalah halus dan baik budi bahasanya, tingkah lakunya, sopan. Bahasa Indonesia yang santun
sudah mendapat perhatian dari para ahli sejak lama, namun belum banyak dipraktikkan dalam masyarakat luas. Leech 1983, dalam bukunya mengatakan
tuturan seseorang dapat dikatakan santun apabila memenuhi enam maksim yaitu, a maksim kebijaksanaan tact maxim, b maksim kedermawananpenerimaan
generosity maxim, c maksim kemurahan hati approbation maxim, d maksim kerendahan hati modesty maxim, e maksim kesetujuan agreement maxim, f
maksim simpati sympathy maxim. Penulis dalam penulisan karya ilmiah ini mencamtumkan lima dari maksim Leech, penggunaan bahasa yang menggunakan
kata beraura santun, dan penggunaan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari.
Berdasarkan hasil penelitian yang berkaitan dengan pengembangan materi pembelajaran kesantunan berbahasa Indonesia bagi siswa SMK kelas X diperoleh
hasil sebagai berikut. Pada kelompok bahasa Indonesia dengan menggunakan pilihan kata yang beraura santun cukup banyak siswa yang menggunakan kata
maaf, tolong, dan terimakasih. Tetapi pada penggunaan kata Anda dan beliau masih banyak yang kurang. Hal tersebut dikarenakan siswa belum terbiasa
menggunakan kata yang beruara santun tersebut dalam percakapan sehari-hari. Siswa terbiasa menggunakan kata sapaan kamu atau dia dalam berbicara. Perlu
adanya pembiasaan dalam penggunaan kata yang beraura santun seperti di atas dalam percakapan sehari-hari dimulai dari lingkungan kelas.
Pada kelompok penggunaan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari hasilnya ternyata masih banyak siswa yang kadang-kadang menggunakan bahasa
Indonesia. Artinya dalam percakapan sehari-hari siswa tidak selalu menggunakan bahasa Indonesia. Siswa lebih sering menggunakan bahasa daerah dan sedikit
bahasa anak muda atau istilahnya bahasa gaul. Ini dikarenakan kebiasaan siswa sehari-hari dari lingkungan sudah akrab dan terbiasa menggunakan bahasa daerah
dibandingkan dengan berbicara menggunakan bahasa Indonesia. Kesantunan itu sendiri sering dikaitkan dengan kebudayaan suku bangsa. Suku Jawa dianggap
logat berbahasanya lebih santun dibandingkan dengan yang lain, seperti logat Batak, logat Papua, logat Surabaya, dan lainnya. Memang dapat kita perhatikan
bahwa logat-logat tersebut jika kita dengarkan lebih identik dengan kasar dan