Kurikulum 2013 SMK Landasan Teori

didik, pada saat itu ia mendorong muridnya untuk menjadi pembelajar yang baik. 3. Menalar associating Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi. Artinya, pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukkannya menjadi penggalan memori. 4. Mencoba experimenting Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata, peserta didik harus mencoba terutama untuk mater yang sesuai, mata pelajaran IPA misalnya. Kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu a persiapan, b pelaksanaan, c tindak lanjut. 5. Membentuk jejaring networking Jejaring pembelajaran disebut juga pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran kolaboratif adalah pembelajaran dimana kewenangan guru lebih bersifat direktif, sebaliknya peserta didiklah yang harus lebih aktif. Pada kurikulum 2013 untuk siswa SMK terdapat beberapa KD yang berkaitan dengan kesantunan berbahasa Indonesia. Ini terdapat pada setiap jenjang kelas di SMK, mulai dari kelas X, kelas XI, dan kelas XII. Kelas X terdapat pada KI 2 menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, responsif dan proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia, KD 2.4 menunjukkan perilaku jujur, disiplin, peduli, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk bernegosiasi dalam perundingan. Kelas XI terdapat pada KI 2 menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, responsif dan proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia, KD 2.4 menunjukkan perilaku jujur, disiplin, peduli, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk menyampaikan paparan dan KD 2.5 menunjukkan perilaku jujur, peduli, santun, dan tanggungjawab dalam penggunaan bahasa Indonesia untuk menyampaikan penjelasan. Kelas XII terdapat pada KI 2 menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, responsif dan proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia, KD 2.2 menunjukkan perilaku tanggungjawab, peduli, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk memahami dan menyampaikan berita.

2.2.9 Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran instructional materials adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus diajarkan oleh guru dan dipelajari peserta didik. Secara khusus, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan sikap atau nilai. Materi pembelajaran atau pokok-pokok materi perlu dirinci atau diuraikan kemudian diurutkan. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam merinci atau menguraikan materi pembelajaran adalah menentukan jenis materi pembelajaran. Isi mata ajar memberikan informasi yang diperlukan dalam pokok bahasan. Pada gilirannya, informasi menumbuhkan pengetahuan yang merupakan tata hubungan antara rincian fakta. Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya kompetensi inti dan kompetensi dasar, serta tercapainya indikator. Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan, dan perlakuan treatment terhadap materi pembelajaran tersebut. Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran adalah kesesuaian relevansi, keajegan konsistensi, dan kecukupan adequacy. 1.Relevansi atau kesesuaian. Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip. 2.Konsistensi atau keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada dua macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi dua macam. 3. Adequacy atau kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum.

2.2.10 Tipe-tipe Materi

Tipe-tipe materi pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut. 1. Fakta Fakta adalah segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama, objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya. 2. Konsep Konsep adalah segala hal yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti isi dan sebagainya. 3.Prinsip Prinsip dapat berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat. 4. Prosedur Prosedur merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem. 5. Sikap atau Nilai Sikap merupakan hasil dari proses belajar aspek sikap, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar, dan bekerja. 2.2.11 Unsur-unsur Pembelajaran Unsur-unsur sebuah pembelajaran, menurut Martha Kaufeldt 2008 dalam buku Teachers, Change Your Bait Brain – Compatible Differentiated Instruction dalam Muhammad Faiq, terdapat 6 unsur dalam sebuah proses pembelajaran yaitu: a lingkungan fisik, b lingkungan sosial, c penyajian oleh guru, d konten atau materi pembelajaran, e proses pembelajaran, f produk pembelajaran. Martha Kaufeldt menyarankan dalam menentukan strategi-strategi pengajaran guru harus memperhatikan ke-6 unsur ini dengan baik dan mempertimbangkan keserasiannya dengan otak siswa. Strategi pengajaran terbaik tidak akan dapat memberikan hasil yang optimal apabila diterapkan dalam lingkungan yang berlawanan dengan prinsip-prinsip cara otak siswa bekerja.