Analisis Data Observasi Analisis Data .1 Analisis Data Kuesioner

kata beraura santun, dan penggunaan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian yang berkaitan dengan pengembangan materi pembelajaran kesantunan berbahasa Indonesia bagi siswa SMK kelas X diperoleh hasil sebagai berikut. Pada kelompok bahasa Indonesia dengan menggunakan pilihan kata yang beraura santun cukup banyak siswa yang menggunakan kata maaf, tolong, dan terimakasih. Tetapi pada penggunaan kata Anda dan beliau masih banyak yang kurang. Hal tersebut dikarenakan siswa belum terbiasa menggunakan kata yang beruara santun tersebut dalam percakapan sehari-hari. Siswa terbiasa menggunakan kata sapaan kamu atau dia dalam berbicara. Perlu adanya pembiasaan dalam penggunaan kata yang beraura santun seperti di atas dalam percakapan sehari-hari dimulai dari lingkungan kelas. Pada kelompok penggunaan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari hasilnya ternyata masih banyak siswa yang kadang-kadang menggunakan bahasa Indonesia. Artinya dalam percakapan sehari-hari siswa tidak selalu menggunakan bahasa Indonesia. Siswa lebih sering menggunakan bahasa daerah dan sedikit bahasa anak muda atau istilahnya bahasa gaul. Ini dikarenakan kebiasaan siswa sehari-hari dari lingkungan sudah akrab dan terbiasa menggunakan bahasa daerah dibandingkan dengan berbicara menggunakan bahasa Indonesia. Kesantunan itu sendiri sering dikaitkan dengan kebudayaan suku bangsa. Suku Jawa dianggap logat berbahasanya lebih santun dibandingkan dengan yang lain, seperti logat Batak, logat Papua, logat Surabaya, dan lainnya. Memang dapat kita perhatikan bahwa logat-logat tersebut jika kita dengarkan lebih identik dengan kasar dan penggunaan nada yang tinggi. Indonesia ini merupakan negara yang kaya akan budaya, tetapi bukan berarti budaya satu lebih unggul dari pada budaya yang lain. Sehingga, dalam kesantunan berbahasa Indonesia logat Jawa tidak lebih unggul dibandingkan dengan logat bahasa dari budaya yang lain. Nababan 1984, membagi definisi kebudayaan menjadi empat yaitu: 1. Kebudayaan sebagai pengatur atau pengikat masyarakat. 2. Kebudayaan sebagai hal yang diperoleh manusia melalui pembelajaran. 3. Kebudayaan sebagai kebiasaan dan perilaku manusia. 4. Kebudayaan sebagai sistem kominikasi yang dipakai mesyarakat untuk memperoleh kerja sama kesatuan dan kelangsungan hidup masyarakat manusia. Melihat dari definisi kebudayaan di atas jika dikaitkan antara kebudayaan dan berbahasa santun, tidak dibenarkan apabila berbahasa dengan sesama manusia dalam anggota masyarakat tidak berpegang pada aturan kesantunan berbahasa. Meskipun, ada beberapa budaya yang mempunyai kebiasaan logat berbahasa dengan nada yang tinggi, jika ia masuk dalam masyarakat yang mempunyai kebiasaan menggunakan bahasa dengan nada yang rendah, pasti ia akan berusaha untuk memelankan suaranya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada. Dewasa ini, perilaku santun berbahasa Indonesia dinilai kurang dalam praktik di lapangan. Jangankan berbahasa Indonesia yang santun, seseorang menggunakan bahasa Indonesia saja merasa malu atau minder. Mereka akan bangga jika menggunakan bahasa asing bahasa Ingrris, Mandarin, dan sebagainya. Apalagi remaja sekarang, cenderung menggunakan bahasa gaul