Prinsip Kesantunan Landasan Teori

dengan lawan tutur, kapan kita harus diam dan mendengarkan tuturan mitra tutur, dan bagaimana kualitas suara dan gerak fisik kita ketika berbicara.

2.2.5 Kesantunan dalam Berbahasa Indonesia

Secara singkat ada beberapa kaidah yang dikemukakan oleh para ahli berkaitan dengan tuturan kita agar terdengar santun oleh pendengar atau lawan tutur kita, diantaranya sebagai berikut. a. Formalitas, artinya ketika bertutur dengan mitra tutur kita hendaknya jangan memaksa atau jangan angkuh. b. Ketidaktegasan, artinya kita harus membuat tuturan yang sedemikian rupa agar lawan tutur kita dapat menemukan pilihan option. c. Kesamaan atau kesekawanan, artinya kita harus bertindak seolah-olah kita dan mitra tutur kita menjadi sama atau mitra tutur menjadi senang. Santun atau tidaknya tuturan kita dapat dilihat dari penggunaan bahasanya. Bahasa yang digunakan dapat berupa bahasa verbal maupun bahasa non verbal. Bahasa verbal adalah bahasa yang berupa rangkaian kata – kata atau tuturan yang membentuk wacana teks baik lisan maupun tertulis. Sedangkan bahasa non verbal adalah bahasa yang dinyatakan berupa tindakan, kinesik, kinestetik, gestur, nada, mimik, dan sebagainya ketika seseorang sedang berbicara. Dalam berbahasa kita akan terlihat santun apabila pilihan kata diksi dan gaya bahasa yang kita gunakan tepat. Pilihan kata adalah ketepatan pemakaian kata untuk mengungkapkan makna dan maksud dalam konteks tertentu sehingga menimbulkan efek pada mitra tutur. Sedangkan yang dimaksud dengan gaya bahasa dalam tuturan yaitu kesanggupan penutur menggunakan gaya bahasa bukan hanya sekedar untuk mengefektifkan maksud pemakaian bahasa, melainkan juga memperlihatkan keindahan tuturan dan kehalusan budi bahasa penutur.

2.2.6 Penentu Kesantunan

Seperti diungkapkan oleh Pranowo 2009, kesantunan berbahasa ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya sebagai berikut. a. Faktor Penentu Kesantunan Faktor penentu kesantunan adalah segala hal yang dapat mempengaruhi pemakaian bahasa menjadi santun atau tidak santun. Aspek penentu kesantunan dalam bahasa verbal lisan antara lain meliputi aspek intonasi, aspek nada bicara, aspek pilihan kata, dan aspek struktur kalimat. Faktor penentu kesantunan yang dapat diidentifikasi dari bahasa verbal tulis yaitu pilihan kata diksi yang berkaitan dengan nilai rasa, panjang pendeknya struktur kalimat, ungkapan, gaya bahasa, dan sebagainya. Ketika seseorang berkomunikasi tidak hanya memperhatikan faktor kebahasaan, namun juga faktor non kebahasaan yang diantaranya adalah sikap penutur terhadap mitra tutur, pranata sosial budaya masyarakat, topik yang dibicarakan, dan konteks yang menjadi bahan tuturan. b. Faktor yang dapat Menggagalkan Komunikasi Banyak faktor yang menyebabkan komunikasi gagal mencapai tujuan, faktor penyebabnya antara lain; a mitra tutur tidak mempunyai informasi lama sebagai dasar memahami informasi baru yang disampaikan penutur, b mitra tutur tidak tertarik dengan isi informasi yang disampaikan oleh penutur, c mitra tutur tidak berkenan dengan cara penyampaian informasi penutur, d apa yang