Revisi Produk METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

4.1 Deskripsi Data

Penelitian ini digunakan untuk mengembangkan materi kesantunan berbahasa Indonesia bagi siswa SMK. Hal ini dilakukan karena belum ada penelitian sebelumnya yang membahas tentang kesantunan berbahasa Indonesia bagi siswa SMK. Pengembangan kesantunan berbahasa Indonesia bagi siswa SMK dirasa perlu karena akhir-akhir ini sering sekali terjadi tawuran antar pelajar atau bahkan antar sekolah, yang mungkin penyebabnya adalah sebuah celotehan atau gurauan antar siswa. Data diperoleh melalui penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 23-24 Januari 2015. Data dalam penelitian ini berjumlah 57 untuk kuesioner, 4 untuk wawancara, dan 2 untuk observasi. Ini terbagi atas siswa kelas XII Teknik Pertambangan-A berjumlah 29 siswa, dan siswa kelas XII Teknik Otomasi Industri berjumlah 28 siswa. Peneliti menggunakan metode observasi, analisis kebutuhan siswa, dan angket. Data dalam penelitian ini terdiri atas tiga macam. Data pertama berupa hasil kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan dan empat pilihan jawaban yaitu ya, tidak, sering, dan kadang-kadang. Dari data kuesioner tersebut akan dihitung jawaban terbanyak dari setiap pertanyaan yang diajukan. Jawaban tersebut nantinya akan menjadi acuan peneliti dalam menyusun sebuah bahan ajar yang berkaitan dengan kesantunan berbahasa siswa. Hasilnya lebih dari 50 siswa terkadang siswa menggunakan Bahasa Indonesia dan menggunakan bahasa gaul serta bahasa daerah dalam berinteraksi dengan sesama teman di kelas maupun diluar kelas. Lebih dari 50 siswa dengan sengaja maupun tidak menyinggung perasaan dan mencela barang maupun orang lain. Sebagian besar dari siswa bahkan bisa dikatakan semunya telah menggunakan bahasa Indonesia dengan frasa atau kata yang beraura santun diantaranya tolong, maaf, dan terimakasih. Namun, kata „beliau‟ dan „Anda‟ masih belum digunakan untuk menyebut orang lain yang lebih dihormati. Siswa lebih cenderung berbicara secara langsung pada pokok permasalahan dibandingkan dengan berbicara secara panjang lebar. Kurang dari 50 siswa lebih suka berbicara secara langsung daripada berbicara lanjang lebar, sedangkan kurang dari 50 siswa yang lain masih suka berbicara secara tidak langsung. Data kedua berupa wawancara dengan guru dan siswa yang terdiri dari tiga pertanyaan. Data ini digunakan sebagai umpan balik cross check dari pertanyaan kuesioner yang diajukan kepada siswa. Sehingga diperoleh data yang akurat tentang permasalahan yang sedang diteliti. Hasilnya siswa sebenarnya mengetahui bahwa berbahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari itu sangat penting dilakukan dan bahasa merupakan sebuah identitas dari orang tersebut. Semakin santun bahasa yang digunakan, akan semakin dihargailah orang tersebut. Data ketiga berupa observasi kegiatan belajar-mengajar di kelas. Jika data pertama dan kedua bersumber langsung dari objek penelitian, maka data yang ini merupakan hasil dari pengamatan peneliti terhadap objek penelitian itu sendiri. Bagaimana mereka berinteraksi dengan teman dan guru di dalam kelas maupun diluar kelas. Dari observasi ini diperoleh data, di kelas siswa menggunakan bahasa yang kurang santun terhadap guru dan sesama siswa yang lain. Ketika siswa berbicara dengan sesama teman, dan menegur teman yang salah, dengan kata yang tidak santun seperti “goblok bodoh”, ada pula yang menyoraki teman yang mendapat nilai jelek, tak sedikit pula yang memenggal atau memotong kalimat teman atau guru yang sedang menjelaskan sesuatu. 4.2 Analisis Data 4.2.1 Analisis Data Kuesioner Dewasa ini penggunaan bahasa yang santun cenderung kurang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, utamanya dalam lingkungan pendidikansekolah. Siswa lebih cenderung mengikuti tren bahasa yang menyimpang dari kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar serta santun. Bahasa yang tidak santun dapat berakibat lunturnya kepedulian antar sesama, bahkan akibat buruknya dapat menjadi sumber permusuhan dan perselisihan. Dari hasil angket, peneliti mengelompokkan hasilnya kedalam beberapa kolom sebagai berikut. 1. Penggunaan Bahasa yang Beraura Santun Santun atau tidaknya sebuah tuturan dapat dilihat dari bahasa yang digunakan oleh penutur dan lawan tuturnya. Bahasa yang santun dapat dilihat dari beberapa aspek pilihan kata dan kalimat yang digunakan, nada atau intonasi suara, dan gerak mimik wajah. Data dapat dilihat pada deskripsi berikut.