f. Revisi Produk
Dari hasil uji coba lapangan tersebut diperoleh saran dan masukan agar modul yang dihasilkan nantinya dapat lebih baik. Setelah mendapat saran dan masukan,
dilakukan revisi produk.
g.
Produk Akhir
Setelah dilakukan penilaian dari para ahli dan subjek lapangan maka modul tersebut dapat digunakan untuk sarana pembelajaran kesantunan berbahasa
Indonesia. Prosedur pembuatan produk apabila disederhanakan dengan bagan akan tampak sebagai berikut.
Gambar 3.2 Bagan Pengembangan Modul Kesantunan Siswa Pengambilan data
menggunakan analisis kebutuhan
Desain materi yang akan dipergunakan
Penilaian oleh para ahli
Revisi produk
Uji coba lapangan
Revisi produk
Produk akhir Konsultasi
dengan para ahli
Observasi kelas Kuesioner
Wawancara
Konsultasi dengan para
ahli
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
4.1 Deskripsi Data
Penelitian ini digunakan untuk mengembangkan materi kesantunan berbahasa Indonesia bagi siswa SMK. Hal ini dilakukan karena belum ada
penelitian sebelumnya yang membahas tentang kesantunan berbahasa Indonesia bagi siswa SMK. Pengembangan kesantunan berbahasa Indonesia bagi siswa
SMK dirasa perlu karena akhir-akhir ini sering sekali terjadi tawuran antar pelajar atau bahkan antar sekolah, yang mungkin penyebabnya adalah sebuah celotehan
atau gurauan antar siswa. Data diperoleh melalui penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 23-24
Januari 2015. Data dalam penelitian ini berjumlah 57 untuk kuesioner, 4 untuk wawancara, dan 2 untuk observasi. Ini terbagi atas siswa kelas XII Teknik
Pertambangan-A berjumlah 29 siswa, dan siswa kelas XII Teknik Otomasi Industri berjumlah 28 siswa. Peneliti menggunakan metode observasi, analisis
kebutuhan siswa, dan angket. Data dalam penelitian ini terdiri atas tiga macam. Data pertama berupa
hasil kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan dan empat pilihan jawaban yaitu ya, tidak, sering, dan kadang-kadang. Dari data kuesioner tersebut akan dihitung
jawaban terbanyak dari setiap pertanyaan yang diajukan. Jawaban tersebut nantinya akan menjadi acuan peneliti dalam menyusun sebuah bahan ajar yang
berkaitan dengan kesantunan berbahasa siswa. Hasilnya lebih dari 50 siswa terkadang siswa menggunakan Bahasa Indonesia dan menggunakan bahasa gaul