Pencucian Wadah dan Peralatan

Konsentrasi 1000 µgml didapat dari: b. Larutan Intermediet 100 µgml. Pembuatan larutan Pb 100 µgml dengan cara memipet 10 ml larutan stok lalu di ditambahkan dengan HNO 3 1M hingga batas tanda pada labu takar 100 ml. Buat seri konsentrasi dari larutan intermediet yaitu 0.1, 0.5, 1, 1.5, 2, 2.5, 3 µgml. Kurva kalibrasi unsur Pb diperoleh dengan mengukur serapan larutan standar unsur pada kondisi optimum dengan menggunakan tinggi burner dan perbandingan bahan bakar dan udara hasil optimasi diawal. Dari hasil yang didapatkan ditentukan linearitas dengan memplotkan absorbansi dan konsentrasi, membuat kisaran linearitas dan menentukan sensitivitas alat dengan menghitung LOD.

7. Validasi Metode Analisis

a. Prosedur Standar Adisi. Sebelum proses destruksi ke dalam 2.5 g sampel bobot kering ditambahkan standar PbNO 3 dengan konsentrasi 0, 2, 4, 6, 8 dan 10 µgml sebanyak 10 ml. Setelah didestruksi kemudian disaring dengan kertas Whatman no.42 dan diukur absorbansinya menggunakan SSA pada kondisi optimum dengan panjang gelombang λ 217 nm. Proses ini dilakukan sebanyak tiga kali replikasi. Hasil pembacaan alat digunakan untuk menghitung recovery, presisi, pengaruh prosedur analisis dan LOQ.

8. Penetapan Kadar

a. Penyiapan Sampel. Sebanyak dua buah wadah yang berisikan media dari serbuk kayu dimasukkan cacing Lumbricus rubellus 1 kg untuk setiap wadah dan diberikan perlakuan yaitu pemberian pangan daun tercemar timbal Pb yang diperoleh dari pohon di jalan Godean, Yogyakarta. Kemudian daun-daun ini disemprotkan dengan PbNO 3 10µgml secara merata dan difermentasi selama seminggu menggunakan cairan EM4 ® . Pemberian pangan dilakukan semenjak cacing Lumbricus rubellus berumur 2 minggu hingga 2 bulan. Dimana pemberian pangan dilakukan setiap 6 kali sehari. b. Preparasi Sampel. Sebanyak sejumlah cacing lalu direndam didalam air panas. Jika cacing tidak bergerak lagi diangkat dari wadah lalu dikering anginkan. c. Destruksi Basah. Ditimbang seksama dua setengah gram sampel bobot kering, dalam labu Erlenmeyer 50 ml sebelumnya dicuci asam dan dikeringkan. Ditambahkan 7,5 ml H 2 SO 4 pekat diikuti oleh 12,5 ml HNO 3 pekat ke dalam labu sampel. Sampel dipanaskan menggunakan hotplate pada suhu ±130°C mendidih. Ketika dipanaskan akan keluar asap cokelat- kuning. Setelah asap cokelat-kuning tersebut hilang, maka akan mucul asap putih dari H 2 SO 4 yang menunjukkan terjadinya proses penguraian H 2 SO 4 dan sampel akan berwarna lebih gelap. Dengan segera ditambahkan HNO 3 pekat setetes demi setetes. Dilanjutkan sampai warna larutan menjadi jernih, yaitu berwarna kuning jerami. Jika larutan itu masih gelap warnanya