Pemilihan Sampel HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Garis Resonansi

Monokromator dalam spektroskopi serapan atom berfungsi untuk mengecilkan garis resonansi dari semua garis resonansi yang tidak diserap yang dipancarkan oleh sumber. Dari hasil optimasi yang dilakukan oleh Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada didapatkan garis resonansi yang optimal untuk sampel Pb yaitu 283,3 nm karena pada panjang gelombang ini merupakan panjang gelombang yang kuat untuk menyerap transisi elektron dari keadaan dasar ground state ke keadaan tereksitasi. Saat atom-atom dalam keadaan dasar maka ketika diberikan energi, atom tersebut akan tereksitasi namun pada kondisi tereksitasi atom-atom ini tidak stabil sehingga melepaskan energi yang diserapnya dalam bentuk sinar dan kembali ke keadaan dasar. Pemilihan garis resonansi yang optimum bertujuan untuk meminimalkan gangguang-gangguan sehingga didapatkan performa analitik yang maksimum daripada garis resonansi yang lain. Dari gambar 3 dibawah menunjukkan garis resonansi Pb yang memiliki intensitas tertinggi pada panjang gelombang 283,3 nm. Gambar 3. Garis resonansi timbal Intensitas relatif dari garis spektral tergantung pada jumlah populasi atom. Perubahan suhu dapat mempengaruhi jumlah atom yang berada pada keadaan tereksitasi. Maka dapat dihitung jumlah populasi atom yang menyerap sinar dari hollow catoda lamp dan membuat atom tersebut berpindah dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi dengan persamaan yang dikemukakan oleh Maxwell- Boltzmann yaitu: Keterangan, N = jumlah populasi atom 1=dari hollow katoda ; 0 =dari sisa sinar yang diteruskan, P1 = absorbansi dari lampu hollow katoda, P0 = absorbansi dari sisa sinar yang diteruskan, k = konstanta Boltzmann 1,38x10 -23 JK, = transisi energi E1-E0 Lajunen, 2004

2. Lebar Celah

Lebar Celah monokromator harus dipilih untuk mengoptimasi signal to noise ratio . Lebar celah dalam spektrofotometri serapan atom harus sebesar yang diperlukan untuk mengisolasi garis resonansi yang diperlukan. Semakin kecil lebar celah yang dilakukan akan memperkecil gangguan spektranya. Narsito, 1992. Pada kondisi optimum lebar celah yang digunakan adalah 0,7 mm, ini menunjukkan bahwa lebar celah yang digunakan sangat kecil sehingga efektif untuk mengurangi gangguan spektra yang ada.