masing-masing kelompok kecil akan melaporkan hasil diskusinya kekelompok besar.
D. Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, kita dapat mengetahui bahwa interaksi dalam pembelajaran matematika di kelas sangat
penting demi menunjang efektifitas proses kegiatan belajar-mengajar matematika serta tercapainya tujuan pembelajaran. Interaksi belajar
mengajar merupakan hubungan interaktif antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa. Tiap individu ikut aktif, tiap individu memegang peranan
didalam proses interaksi belajar mengajar. Dengan adanya interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan guru serta siswa dengan siswa, membantu
guru untuk melihat keterlibatan serta keaktifan siswa dalam pembelajaran terlebih pada saat pemaparan materi. Demikian juga halnya dengan kerja
kelompok, dengan adanya kerja kelompok membantu siswa untuk saling berinteraksi guna memperdalam atau memecahkan masalah yang diberikan
oleh guru. Siswa yang tidak berani mengungkapkan pendapat pada saat diskusi kelas mendapatkan peluang untuk memberikan ide-ide guna
penyelesaian masalah. Penelitian ini akan memaparkan terjadinya interaksi belajar mengajar
matematika di kelas yang meliputi interaksi guru dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan siswa serta interaksi siswa saat diskusi kelompok
dalam kaitannya dengan gender.
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, tetapi juga didukung oleh pendekatan
kuantitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk memberikan uraian yang kaya atau
“padat” tentang fenomena yang diselidiki serta melibatkan pengumpulan data dalam bentuk laporan verbal naturalistic dan analisis
yang dilakukan bersifat tertulis Smith, 2009. Penelitian ini bertujuan atau diarahkan untuk mendeskripsikan proses interaksi belajar mengajar antara
guru dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan siswa serta interaksi siswa saat diskusi kelompok. Siswa yang dimaksud adalah siswa laki-laki
dan perempuan. Selain itu juga mendeskripsikan sejauh mana proses pembelajaran tersebut mampu melibatkan siswa secara aktif selama
mengikuti proses pembelajaran matematika. Menurut Suhardi Sigit 2003, penelitian deskriptif adalah penelitian
yang fenomena yang sudah terjadi. Dalam hal ini dilakukan dengan apa adanya tanpa memanipulasi data.
Suryabrata 2002 mengatakan bahwa penelitian deskriptif adalah akumulasi data mendasar dalam cara atau
metode deskriptif yang semata-mata tidak perlu untuk mencari atau menjelaskan hubungan, menguji hipotesis, membuat ramalan, atau
mendapatkan makna dan implikasi, walaupun penelitian-penelitian tersebut dapat juga mencakup metode-metode kualitatif.