c Interaksi ketika terjadinya hubungan interaktif antara guru dan
siswa. Bentuk interaksi ini menunjukkan adanya hubungan
interaktif antara guru dan siswa, serta antara siswa dengan siswa. Tiap individu ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Selama pembelajaran guru hanya menciptakan situasi dan kondisi, agar tiap individu dapat aktif belajar. Dengan demikian maka akan
timbul proses belajar mengajar yang aktif. Dalam proses belajar mengajar semacam ini siswa dapat menerima dari guru, tetapi
dapat juga menerima pengalaman dari siswa yang lain. Keadaan ini memungkinkan adanya interaktif antara guru dan siswa, serta
antara siswa dengan siswa. d
Interaksi yang terjadi ketika siswa melakukan konsultasi dengan guru
Bentuk interaksi ini menunjang siswa untuk memperoleh pengalaman dari teman-temannya sendiri, kemudian pengalaman
tersebut dikonsultasikan kepada guru. Atau sebaliknya suatu masalah dihadapkan kepada siswa yang lain dan siswa yang
memecahkannya, kemudian baru dikonsultasikan kepada guru. Guru harus mampu memberikan motivasi, agar siswa mampu
memahami serta dapat memecahkan masalah.
4. Siswa yang aktif
Aktivitas siswa merupakan syarat yang sangat penting bagi berlangsungnya interaksi belajar mengajar. Aktivitas siswa dalam hal
ini, baik secara fisikjasmani maupun secara mentalrohani aktif. Banyak jenis aktivitas yang dilakukan oleh siswa di sekolah. Aktivitas
siswa tidak cukup hanya mendengarkan mencatat seperti yang biasa terdapat di sekolah-sekolah. Menurut Paul B. Diendrich Sardiman,
2008 kegiatan siswa dapat digolongkan sebagai berikut: a
Visual activities yang termasuk didalamkannya misalnya, membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan;
b Oral activities seperti : bertanya, mengeluarkan pendapat,
menyatakan, merumuskan,
memberi saran,
mengadakan wawancara, interupsi, diskusi.
c Listening activities; sebagai contoh, mendengarkan : uraian,
percakapan, diskusi, musik, pidato. d
Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.
e Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta,
diagram. f
Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain : melakukan percobaan, membuat konstruksi, model reparasi,
bermain, berkebun, beternak. g
Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan,
mengambil keputusan.
h Emotional activities, seperti misalnya menaruh minat, merasa
bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Jadi dengan klasifikasi aktivitas siswa seperti diuraikan diatas,
menunjukkan bahwa aktivitas siswa itu sangat komplek dan bervariasi. Apabila berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan di sekolah
maka kegiatan tersebut akan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal serta dapat memperlancar jalannya proses
interaksi belajar mengajar.
5. Guru yang melaksanakan
Peranan dan kedudukan guru yang tepat dalam proses interaksi belajar mengajar, akan menjamin tercapainya tujuan interaksi belajar
mengajar. Adapun peranan guru dalam interaksi belajar mengajar antara lain sebagai berikut Roestiyah, 1986
a Sebagai fasilitator, ialah menyediakan situasi-kondisi yang
dibutuhkan oleh individu yang belajar; b
Sebagai pembimbing, ialah memberikan bimbingan siswa dalam interaksi belajar agar siswa mampu belajar dengan lancar dan
berhasil secara efektif dan efesien; c
Sebagai motivator, ialah memberikan dorongan semangat agar siswa mau dan giat belajar;
d Sebagai organisator, ialah mengorganisasikan kegiatan belajar
mengajar siswa maupun guru;
e Sebagai manusia sumber, dimana guru dapat memberikan
informasi apa yang dibutuhkan oleh siswa, baik pengetahuan, ketrampilan maupun sikap.
Adapun kedudukan guru dalam interaksi belajar mengajar antara lain ialah:
a Berfungsi sebagai pengajar
Sebagai pengajar seorang guru diharapkan menyediakan situasi dan kondisi belajar untuk siswa didalam interaksi belajar
mengajar. Maksudnya menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan siswa didalam belajar, berupa : pengetahuan, sikap,
ketrampilan, sarana maupun prasarana serta fasilitas material. b
Berfungsi sebagai pemimpin Seorang guru berfungsi sebagai pemimpin, ialah sebagai
pemimpin yang demokratis. Sifat itu sangat diharapkan bagi seorang guru, hal mana ia bersifat terbuka, mau mendengarkan
pendapat orang lain, keluhan, pikiran, perasaan, ide para siswa, serta bersedia bekerja sama, saling mengerti dan toleransi. Bukan
sebagai orang yang berkuasa penuh, bertindak atas pertimbangan yang menguntungkan dirinya saja, tanpa memikirkan kepentingan
siswanya, serta bukan seseorang yang bersifat masa bodoh, melainkan mau bekerja sama, dalam mencapai tujuan bersama
terutama untuk kesejahteraan siswanya.
c Berfungsi sebagai pengganti orang tua
Seorang guru berfungsi sebagai wakil dari orang tua siswa, maksudnya didalam interaksi belajar mengajar, guru bersikap
sebagai orang tua terhadap anaknya, sehingga interaksi akan berjalan dengan suasana yang menyenangkan dan intim.
C. Diskusi Kelompok