Sistem Kepercayaan atau Religi Sistem Kekerabatan Sistem Ekonomi

Bab 4 – Etnografi Indonesia 125 Sebagai makanan tambahan, suku Asmat mengumpulkan ulat sagu yang didapat di dalam pohon sagu yang sudah membusuk. Ulat yang merupakan sumber protein dan lemak adalah makanan yang lezat dan bernilai tinggi bagi mereka. Wanita dan anak-anak memburu iguana sejenis kadal untuk diambil kulitnya dan digunakan dalam pembuatan tifa. Dagingnya dipanggang dan dimakan. Tikus hutan pun ditangkap dan dimakan. Tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan makan dalam keluarga ada pada ibu dibantu oleh anak-anak perempuannya. DISKUSI SISWA Apresiasi Keanekaragaman Budaya 1. Diskusikan dengan teman-teman kalian alat perkawinan berikut. a. Parsem b. Mbeter 2. Bagaimana jika budaya ini berkembang ke daerah kalian? Apa yang akan terjadi? Tuliskan hasilnya di buku tugas dan kumpulkan kepada guru

9. Kebudayaan Dani

a. Sistem Kepercayaan atau Religi

Suku bangsa Dani bermukim di lembah Baliem, Irian Jaya. Lembah ini berada di tengah-tengah pegunungan Jaya Wijaya pada ketinggian 1600 meter di atas permukaan laut. Lembah Baliem memiliki luas sekitar 1200 km 2 . Suku Dani lebih senang disebut bangsa Parim atau orang Baliem. Suku ini sangat menghormati nenek moyangnya, biasanya dilakukan melalui upacara pesta babi. Suku Dani mempercayai Atou, yaitu kekuatan sakti yang berasal dari nenek moyang yang diturunkan kepada anak laki-lakinya. Kekuatan sakti ini antara lain: 1 kekuatan menjaga kebun 2 kekuatan menyembuhkan penyakit dan menolak bala 3 kekuatan menyuburkan tanah Untuk menghormati nenek moyangnya suku Dani membuat lambang nenek moyang yang disebut kaneka. Lambang ini terbuat dari batu keramat berbentuk lonjong yang diasah hingga mengkilap. Di samping upacara penghormatan terhadap nenek moyang, suku Dani juga melaksanakan upacara: 1 Tentang siklus kehidupan yang menyangkut kelahiran, inisiasi, perkawinan, dan kematian. 2 Tentang soal kehidupan menyangkut penyakit dan peperangan. Di unduh dari : Bukupaket.com Antropologi SMA Kelas XII 126

b. Sistem Kekerabatan

Kekerabatan suku Dani bersifat patrilineal. Garis keturunan dihitung dalam satu kelompok nenek moyang mulai dari ayah sampai enam atau tujuh generasi. Menurut mitologi, suku Dani berasal dari keturunan sepasang suami istri yang menghuni suatu danau di sekitar kampung Maina di lembah Baliem Selatan. Mereka mempunyai anak bernama Waita dan Wara. Perkawinan pada suku Dani bersifat eksogami karena kedua anak tadi beserta keturunannya dilarang oleh orang tuanya menikah dalam kelompoknya masing-masing.

c. Sistem Ekonomi

Mata pencaharian pokok suku Dani adalah bercocok tanam ubi kayu dan ubi jalar. Ubi jalar adalah tanaman utama di kebun-kebun mereka. Tanaman-tanaman mereka yang lain adalah pisang, tebu, dan tembakau. Kebun-kebun milik suku Dani ada tiga jenis, yaitu: 1 Kebun-kebun di daerah rendah dan datar yang diusahakan secara menetap 2 Kebun-kebun di lereng gunung 3 Kebun-kebun yang berada di antara dua uma Kebun-kebun tersebut biasanya dikuasai oleh sekelompok atau beberapa kelompok kerabat. Batas-batas hak ulayat dari tiap-tiap kerabat ini adalah sungai, gunung, atau jurang. Dalam mengerjakan kebun, masyarakat suku Dani masih menggunakan peralatan sederhana seperti tongkat kayu berbentuk linggis dan kapak batu. Selain berkebun, mata pencaharian suku Dani adalah beternak babi. Babi dipelihara dalam kandang yang bernama wamai wam = babi; ai = rumah. Kandang babi berupa bangunan berbentuk empat persegi panjang yang bentuknya hampir sama dengan hunu. Bagian dalam kandang ini terdiri dari petak-petak yang memiliki ketinggian sekitar 1,25 m dan ditutupi bilah-bilah papan. Bagian atas kandang berfungsi sebagai tempat penyimpanan kayu bakar dan alat-alat berkebun. Bagi suku Dani babi berguna untuk: 1 dimakan dagingnya 2 darahnya dipakai dalam upacara magis 3 tulang-tulang dan ekornya untuk hiasan 4 tulang rusuknya digunakan untuk pisau pengupas ubi 5 sebagai alat pertukaranbarter 6 menciptakan perdamaian bila ada perselisihan Suku Dani melakukan kontak dagang dengan kelompok masyarakat terdekat di sekitarnya. Barang-barang yang diperdagangkan adalah batu untuk membuat kapak, dan hasil hutan seperti kayu, serat, kulit binatang, dan bulu burung. Di unduh dari : Bukupaket.com Bab 4 – Etnografi Indonesia 127 TUGAS SISWA Berpikir Kritis Coba kalian buatlah studi etnografi tentang suku-suku yang lain yang ada di Indonesia dengan menjelaskan unsur-unsur etnografi? B. Penyebaran Bahasa Lokal Indonesia adalah negara kepulauan yang terbentang dan dipisahkan oleh laut. Akibatnya masyarakatnya memiliki kharakter kebudayaan yang berbeda-beda. Kebudayaan yang beraneka ragam tumbuh dan berkembang membentuk suatu sistem kebudayaan yang unsur-unsurnya terdiri dari 1. Bahasa. 2. Sistem pengetahuan. 3. Organisasi sosial. 4. Sistem peralatan hidup dan teknologi. 5. Sistem mata pencaharian hidup 6. Sistem religi 7. Kesenian Ketujuh unsur ini berbeda antara daerah satu dengan daerah lainnya. Unsur-unsur kebudayaan yang dimiliki dipengaruhi oleh kondisi daerah yang di tinggalinya. Misalnya di daerah Indonesia timur memiliki bahasa yang kentara dengan tradisinya dan sistem organisasi yang masih bersifat kolektif. Dengan demikian perbedaan bahasa juga tergantung dari letak daerah dan kondisi daerah. Bahasa adalah suatu sistem bunyi, yang kalau digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti, yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu William A Haviland. Sedangkan bahasa daerah adalah bahasa lokal yang dipakai untuk berkomunikasi di daerah dan tidak di integrasikan dalam lingkup nasional. Bahasa daerah ini yang menjadi bahasa komunikasi sehari-hari bagi masyarakat. Disamping itu bahasa lokal juga ditentukan dan dipengaruhi oleh kebudayaan khusus.Pengaruh budaya mendasari bentuk logat bahasa daerah. Kondisi Indonesia yang berkepulauan dan memilki perbedaan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam menyebabkan adanya pergerakan sosial. Masyarakat Indonesia bergerak dari daerahnya ke daerah lain untuk mempertahankan hidupnya maupun mengubah kondisi hidupnya. Migrasi ini menyebabkan terjadinya akulturasi budaya dan juga terjadi penyebaran bahasa lokal. Misalnya di Jawa yang merupakan daerah yang modern dan maju menarik penduduk daerah lain untuk berkunjung. Banyak sekali penduduk dari suku yang tinggal dari daerah lain di Indonesia berdatangan dan membawa bahasa lokal. Dengan demikian di Jawa akhirnya terjadi akulturasi bahasa dengan bahasa lain yang memungkinkan memunculkan bahasa baru. Di unduh dari : Bukupaket.com Antropologi SMA Kelas XII 128

1. Penyebaran Bahasa Lokal di Indonesia