Sistem Ekonomi Kebudayaan Suku Dayak

Bab 4 – Etnografi Indonesia 117

d. Sistem Ekonomi

Bercocok tanam di ladang adalah mata pencaharian orang Dayak. Mereka membuat ladang dengan cara menebang pohon-pohon di hutan. Batang-batang serta daun-daun dibiarkan mengering selama dua bulan kemudian dibakar. Pada musim hujan, sekitar bulan Oktober, mereka mulai menanam. Laki-laki berbaris di muka sambil menusuk-nusuk tanah dengan tongkat tunggalnya. Sedangkan para wanita berbaris di belakang sambil memasukkan beberapa butir padi ke dalam lubang yang telah dibuat oleh kaum laki-laki. Selain padi, mereka juga menanam ubi kayu, ubi rambat, keladi, terong, nanas, pisang, tebu, cabe, berbagai macam labu-labuan, dan ada kalanya tembakau. Pohon buah-buahan yang banyak ditanam di ladang ialah durian, cempedak, dan pinang. Setelah ladang dipanen beberapa kali tanah mulai tandus. Sebelum mereka meninggalkan tanah tersebut, mereka menanam pohon karet untuk diambil hasilnya kelak. Berburu babi dan rusa di hutan sekitar tempat kediaman mereka sering dilakukan untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Alat-alat berburu sangat tradisional, seperti dondang, lonjo tombak, ambang parang, jarat jerat, sipet berisikan ranjau kayu atau bambu runcing. Mereka juga mencari hasil hutan seperti mengumpulkan rotan, karet, dan damar. Pekerjaan tersebut dilakukan untuk menambah nafkah keluarga. Mereka menjual hasil hutan kepada tengkulak atau pedagang yang sengaja datang ke desa mereka. Kemudian para pedagang membawa hasil hutan tersebut ke kota-kota atau menjualnya di pasar. Kadang-kadang mereka menggunakan sistem barter. Para pedagang membawa gula, kopi atau keperluan rumah tangga lain untuk ditukarkan dengan hasil hutan. Orang Dayak terkenal dengan seni menganyam kulit, rotan, tikar, keranjang-keranjang, dan topi-topi. Produksi mereka diperdagangkan di pasar-pasar Kuala Kapuas, Banjarmasin, Sampit, dan kota-kota lain. Pada masa sekarang produksi kain dari kulit kayu ewah untuk dipakai sendiri sudah mulai berkurang. Ewah telah digantikan kain impor yang masuk sampai ke pedalaman. Orang Dayak sudah banyak berpakaian lengkap seperti orang Indonesia lainnya. Misalnya, kaum laki-laki memakai hem dan celana, kaum wanita memakai kain kebaya dan sarung. Bahkan para pemudinya sudah banyak memakai potongan rok Eropa. Orang Dayak banyak berhubungan dengan orang luar seperti or- ang Melayu, Jawa, Bugis, Cina, Arab, dan Eropa. Beberapa pemuda Dayak yang telah mendapatkan pendidikan berusaha memajukan suku bangsanya dengan berbagai cara antara lain mendirikan organisasi Serikat Dayak, Koperasi Dayak, dan lain-lain. Di unduh dari : Bukupaket.com Antropologi SMA Kelas XII 118 DISKUSI SISWA Apresiasi Keragaman Suku Bangsa Diskusikan dengan teman dan guru kalian ciri-ciri spesifik setiap suku bangsa Dayak ditinjau dari pakaian adat, jenis upacara adat yang dilakukan, sistem religi, jenis mata pencaharian, serta bentuk rumah adatnya Tulislah hasil diskusi dan kumpulkan kepada guru kalian

7. Kebudayaan Bugis-Makassar