Sistem Kekerabatan Kebudayaan Asmat

Bab 4 – Etnografi Indonesia 123 Upacara bis merupakan salah satu kejadian penting dalam kehidupan suku Asmat, sebab berhubungan dengan pengukiran patung leluhur atau bila ada permintaan dari suatu keluarga. Semula upacara bis diadakan untuk memperingati anggota keluarga yang mati terbunuh dan kematian itu harus segera dibalas dengan membunuh anggota keluarga si pembunuh. TUGAS SISWA Berpikir Kritis Deskripsikanlah tentang sistem religi dan kepercayaan suku Asmat Tulis di buku tugas dan kumpulkan hasilnya kepada guru kalian

b. Sistem Kekerabatan

Dalam suatu perkawinan, mas kawin dikumpulkan dari keluarga dan saudara-saudara dari pihak laki-laki untuk disampaikan dan dibagi- bagikan kepada keluarga dan saudara-saudara pihak wanita. Umumnya perkawinan diatur oleh pihak orang tua kedua belah pihak tanpa sepengetahuan anak-anak mereka. Perkawinan yang direncanakan itu disebut tinis. Selain itu, dikenal dua cara perkawinan yang disebut parsem dan mbeter. Parsem adalah perkawinan yang terjadi sebagai akibat adanya hubungan rahasia antara seorang pemuda dengan seorang pemudi yang kemudian diakui secara sah oleh orang tua kedua belah pihak. tanpa sepengetahuan anak-anak mereka. Perkawinan yang direncanakan itu disebut tinis. Selain itu, dikenal dua cara perkawinan yang disebut parsem dan mbeter. Parsem adalah perkawinan yang terjadi sebagai akibat adanya hubungan rahasia antara seorang pemuda dengan seorang pemudi yang kemudian diakui secara sah oleh orang tua kedua belah pihak. Sedangkan mbeter kawin lari, yaitu apabila laki-laki melarikan si perempuan untuk dikawini. Dalam hal ini dapat timbul pertikaian antara kedua belah pihak yang secara tradisional dapat berakhir bila terjadi pembunuhan di masing-masing pihak. Gambar 4.11 Suku Dani Sumber: www.westpapua.net Di unduh dari : Bukupaket.com Antropologi SMA Kelas XII 124 Dalam suatu perkawinan yang direncanakan, peminangan dilakukan oleh orang tua pihak wanita. Melalui perkawinan, seorang suami memperoleh hak atas daerah sagu dan daerah ikan milik mertua laki-lakinya. Sifat perkawinan dalam masyarakat Asmat adalah berdasarkan prinsip eksogami. Jadi, perkawinan antara anggota-anggota dari clan yang berbeda diperbolehkan. Perkawinan endogami dapat terjadi hanya bila pihak-pihak yang berkepentingan tidak berasal dari satu garis keturunan lurus. Sebelum seorang gadis kawin, ia termasuk clan ayahnya. Tapi begitu kawin ia mengikuti clan suaminya, dan menetap bersama keluarga suaminya. Bila suaminya meninggal, istri dan anak-anak tetap tinggal bersama keluarga suami. Mereka menjadi tanggung jawab keluarga suami. Karena orang-orang Asmat menjalankan levirat, maka saudara laki- laki dari yang meninggal dapat mengawini jandanya. Dalam hal ini dapat terjadi poligami karena sering lelaki yang mengawini janda itu sudah mempunyai istri terlebih dahulu. Istri pertama dan anak-anaknya tinggal bersama clan suami, sedangkan istri-istri berikutnya beserta anak-anak kembali ke clan asalnya. Namun demikian, pada prinsipnya orang-orang Asmat menganut sistem patrilineal sehingga dalam pewarisan misalnya hak milik ditetapkan menurut garis keturunan ayah.

c. Sistem Ekonomi