Sistem Politik Kebudayaan Bali

Bab 4 – Etnografi Indonesia 111 Suatu kuil di tingkat dadia merayakan upacara-upacara sekitar lingkungan hidup dari semua warganya. Suatu kuil tingkat dadia mempersatukan dan mengintensifkan rasa solidaritas anggota-anggota suatu klen kecil. Di samping itu, ada lagi kelompok kerabat yang lebih besar yang melengkapi beberapa kerabat tunggal dadia sanggah. Mereka memuja kuil leluhur yang sama dan disebut kuil pura paibon atau panti. Kelompok kerabat yang demikian disebut klen besar.

c. Sistem Politik

Di samping kelompok-kelompok kerabat yang ikatannya berdasarkan prinsip keturunan masyarakat Bali, ada pula bentuk kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan kesatuan wilayah, yaitu desa. Kesatuan-kesatuan sosial seperti itu merupakan kesatuan desa yang diperkuat oleh kesatuan adat dan upacara-upacara keagamaan yang keramat. Umumnya terdapat perbedaan antara desa-desa adat di pegunungan yang biasanya lebih kecil dan keanggotaannya terbatas pada penduduk asli yang lahir di desa itu. Sesudah kawin, orang itu langsung menjadi warga desa adat kramat desa. Mereka mendapat tempat duduk yang khas di balai desa yang disebut bale agung, serta berhak mengikuti rapat-rapat desa yang diadakan teratur pada hari-hari yang tetap. Desa-desa adat di tanah datar lebih besar dan meliputi daerah yang tersebar luas. Di Bali terdapat diferensiasi kesatuan-kesatuan adat yang disebut banjar. Sifat keanggotaan banjar tidak tertutup dan tidak terbatas pada penduduk asli yang lahir di dalam banjar. Jika ada orang dari wilayah lain, atau lahir di banjar lain, dan tinggal di sekitar wilayah banjar yang bersangkutan ingin menjadi warga banjar tersebut, ia diperbolehkan menjadi warga banjar. Pusat suatu banjar adalah bale banjar, tempat para warga banjar bertemu dan mengadakan rapat pada hari yang tetap. Banjar dikepalai oleh seorang kepala yang disebut klian banjar kliang. Klian banjar dipilih oleh warga banjar untuk suatu masa jabatan tertentu. Tugas klian banjar menyangkut segala urusan dalam lapangan kehidupan sosial dan keagamaan banjar. Karena dianggap ahli dalam adat banjar, klian banjar juga bertugas memecahkan masalah-masalah yang menyangkut hukum adat tanah. Selain itu, ia juga bertugas mengurus hal-hal yang termasuk administrasi pemerintahan. 1 Subak Subak seolah-olah lepas dari banjar dan mempunyai seorang kepala, yaitu sedahan agung. Warga subak adalah para pemilik atau penggarap sawah yang menerima air irigasinya dari bendungan-bendungan yang diurus oleh suatu subak. Kepala subak dipilih oleh semua anggota subak. Subak merupakan suatu badan pengatur air sawah. Disamping itu, subak juga merupakan suatu badan hukum adat yang otonom. Subak sekaligus merupakan suatu badan perencana aktivitas pertanian dan suatu kelompok keagamaan. Di unduh dari : Bukupaket.com Antropologi SMA Kelas XII 112 2 Seka Dalam kehidupan kemasyarakatan desa di Bali, terdapat organisasi yang bergerak dalam lapangan hidup yang khusus. Organisasi tersebut ialah seka yang didirikan untuk waktu yang lama, bahkan meliputi beberapa generasi secara turun-temurun. Namun, ada juga seka yang bersifat sementara. Macam-macam seka ialah sebagai berikut. a Seka yang bersifat permanen misalnya: 1 seka baru perkumpulan tari baris 2 seka truna perkumpulan para pemuda 3 seka daha perkumpulan gadis-gadis b. Seka yang bersifat sementara atau seka yang didirikan berdasarkan kebutuhan tertentu seperti: 1 seka memula perkumpulan menanam 2. seka manyi perkumpulan menuai 3. seka gong perkumpulan gamelan TUGAS SISWA Berpikir Kritis 1. Apa yang dimaksud dengan: a. Subak b. Seka 2. Relevansinya dengan perkembangan budaya bali Tulislah di buku tugas kalian dan kumpulkan hasilnya kepada guru

d. Sistem Kesenian