Antropologi SMA Kelas XII
118
DISKUSI SISWA
Apresiasi Keragaman Suku Bangsa Diskusikan dengan teman dan guru kalian ciri-ciri spesifik setiap suku
bangsa Dayak ditinjau dari pakaian adat, jenis upacara adat yang dilakukan, sistem religi, jenis mata pencaharian, serta bentuk rumah
adatnya Tulislah hasil diskusi dan kumpulkan kepada guru kalian
7. Kebudayaan Bugis-Makassar
a. Sistem Kepercayaan
Orang Bugis-Makassar lebih banyak tinggal di Kabupaten Maros dan Pangkajene Propinsi Sulawesi Selatan. Mereka merupakan penganut
agama Islam yang taat. Agama Islam masuk ke daerah ini sejak abad ke- 17. Mereka dengan cepat menerima ajaran Tauhid. Proses islamisasi di
daerah ini dipercepat dengan adanya kontak terus-menerus dengan pedagang-pedagang melayu Islam yang sudah menetap di Makassar.
Pada zaman pra-Islam, religi orang Bugis-Makassar, seperti tampak dalam Sure’ Galigo, mengandung suatu kepercayaan kepada satu dewa
tunggal yang disebut dengan beberapa nama, yaitu: 1
Patoto-e, yaitu ‘Dia yang menentukan nasib’ b
Dewata Seuwa-e, yaitu ‘Dewa yang tunggal’ 3
Turie a’rana, yaitu ‘Kehendak yang tertinggi’ Sisa-sisa kepercayaan ini masih terlihat pada orang To Lotang di
Kabupaten Sindenreng-Rappang, dan pada orang Amma Towa di Kajang, Kabupaten Bulukumba.
Orang Bugis-Makassar masih menjadikan adat mereka sebagai sesuatu yang keramat dan sakral. Sistem adat yang keramat itu
didasarkan pada lima unsur pokok sebagai berikut. a.
Ade’ ada’ dalam bahasa Makassar adalah bagian dari panngaderrang yang terdiri atas:
1. Ade’ Akkalabinengneng, yaitu norma mengenai perkawinan, kaidah-kaidah keturunan, aturan-aturan
mengenai hak dan kewajiban warga rumah tangga, etika dalam hal berumah tangga, dan sopan-santun pergaulan
antarkaum kerabat.
2. Ade’ tana, yaitu norma mengenai pemerintahan, yang terwujud dalam bentuk hukum negara, hukum antarnegara,
dan etika serta pembinaan insan politik. Pembinaan dan pengawasan ade’ dalam masyarakat Bugis-Makassar
dilakukan oleh beberapa pejabat adat, seperti pakka-tenni ade’, pampawa ade’, dan parewa ade.’
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bab 4 – Etnografi Indonesia
119
b. Bicara, berarti bagian dari pangaderreng, yaitu mengenai semua
kegiatan dan konsep-konsep yang bersangkut paut dengan hukum adat, acara di muka pengadilan, dan mengajukan gugatan.
c. Rampang, berarti perumpamaan, kias, atau analogi. Sebagai
bagian dari panngaderreng, rampang menjaga kepastian dan kesinambungan suatu keputusan hakim tak tertulis masa lampau
sampai sekarang dan membuat analogi hukum kasus yang dihadapi dengan keputusan di masa lampau. Rampang juga berupa
perumpamaan-perumpamaan tingkah-laku ideal dalam berbagai bidang kehidupan, baik kekerabatan, politik, maupun
pemerintahan.
d. Wari, adalah bagian dari panngaderreng yang berfungsi
mengklasifikasikan berbagai benda dan peristiwa dalam kehidupan manusia. Misalnya, dalam memelihara garis keturunan dan
hubungan kekerabatan antarraja.
e. Sara, adalah bagian dari pangaderreng, yang mengandung
pranata hukum, dalam hal ini ialah hukum Islam. Kelima unsur keramat di atas terjalin menjadi satu dan mewarnai
alam pikiran orang Bugis-Makassar. Unsur tersebut menghadirkan rasa sentimen kewargaan masyarakat, identitas sosial, martabat, dan
harga diri, yang tertuang dalam konsep siri. Siri ialah rasa malu dan rasa kehormatan seseorang.
TUGAS SISWA
Apresiasi Keanekaragaman Budaya 1. Apa nama pakaian adat wanita Makassar?
2. Perlengkapan apa saja yang dikenakan oleh wanita Makassar?
b. Sistem Kekerabatan