Antropologi SMA Kelas XII
12
c. Seni Ukir
Seni ukir diartikan sebagai ragam hias yang bersifat kruwikan, buledan, sambung-menyambung, dan merupakan bentuk lukisan yang indah. Bertolak
dari pengertian tersebut, maka seni ukir sebenarnya adalah hasil suatu gambaran yang dibuat oleh manusia pada suatu permukaan yang dikerjakan sedemikian
rupa dengan alat-alat tertentu sehingga permukaaan yang asal mulanya rata menjadi tidak rata kruwikan dan buledan. Dengan demikian ciri utama suatu
ukiran adalah membuat suatu permukaan menjadi tidak rata.
1 Latar Belakang Seni Ukir di Indonesia
Kehadiran seni ukir di Indonesia sebenarnya telah tumbuh pada zaman purba ketika kesenian Indonesia menerima unsur-unsur seni Hindu.
Dalam perkembangan waktu yang cukup lama, seni ukir menjadi milik bangsa Indonesia dan diwujudkan dalam mengisi dinding-dinding
arsitekturnya. Hal ini dapat dilihat pada seni bangunan percandian yang memiliki karya-karya batu ornamentik yang indah.
Menurut Van den Berg dan Kroskamp, seni arca berasal dari bangsa Hindu, tetapi mereka mengatakan bahwa yang membuat candi
dan arca di Dieng adalah orang Jawa sendiri. Seniman tersebut menciptakan bangunan di Dieng berdasarkan pengetahuan dari guru-guru mereka yang
berasal dari India. Dengan demikian seni bangunan dan seni arca yang ada di Indonesia mempunyai corak tersendiri sebagai hasil dari kreativitas
orang Indonesia.
Usaha pemeliharaan dan pengembangan seni ukir klasik ini dipertahankan terus dari bentuk serta keindahannya, sehingga mencapai
puncak perkembangannya pada zaman keemasan kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Hal ini dapat diketahui dari berita perjalanan Hayam Wuruk
yang ditulis oleh pujangga Prapanca yang berbunyi antara lain, bahwa dalam perjalanan tersebut Hayam Wuruk telah mengunjungi beberapa
tempat suci seperti candi Penataran yang didirikan di lereng gunung Kelud. Pada dinding candi tersebut terdapat relief tokoh pewayangan dan juga
banyak arca yang indah.
Sejalan dengan masa suramnya kerajaan Majapahit, berkembanglah agama Islam serta peradabannya di Jawa, khususnya di
pantai utara Jawa. Bila pertumbuhan seni ukir diawali dengan masuknya agama Hindu di Jawa, maka berkembangnya seni ukir seiring dengan
berkembangnya kebudayaan Islam yang berpusat di kesultanan Demak melalui proses akulturasi. Walaupun kerajaan Majapahit mengalami masa
surut, namun tidak berarti membawa runtuhnya seni hias klasik di Jawa, bahkan ia merupakan awal dari perkembangan baru kebudayaan zaman
madya dengan bentuknya yang khusus terutama adanya pengaruh agama Islam.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bab 1 – Keberagaman dan Perkembangan Seni di Indonesia
13
TUGAS SISWA
Wawasan untuk Masa Depan Seni ukir telah lama dikenal di Indonesia. Seperti kalian ketahui, di Candi
Prambanan dan Borobudur terdapat relief-relief yang menunjukkan kepada kita bahwa bangsa Indonesia telah mampu membuat karya yang
merupakan dasar seni ukir, bahkan berbagai mebel ukir saat ini telah banyak diekspor ke luar negeri. Bagaimana dengan kalian? Apakah
kalian berprestasi untuk masa depan bangsa? Apa yang akan kalian lakukan untuk ikut serta dalam menyumbangkan khasanah ukir di Indo-
nesia? Berkonsultasilah kepada guru kalian
Dalam banyak hal kebudayaan Islam memang sangat ber- pengaruh terutama dalam pelarangan mewujudkan bentuk-bentuk figur
ataupun makhluk hidup dalam setiap unsur ukiran. Hal ini dibuktikan dengan lahirnya bentuk-bentuk yang telah distilir dari makhluk hidup tersebut.
Pengaruh Islam juga menyebabkan seni patung tidak berkembang di Jepara, sehingga terjadi perbedaan yang nyata antara perkembangan seni ukir di
Jepara dengan seni ukir yang berkembang di Bali.
Berikut ini disajikan contoh-contoh visual gaya seni ukir yang berkaitan dengan aneka ragam motif hias dan gaya mebel ukir yang
berkembang di Jepara. 2
Jenis-Jenis motif Hias: a Motif hias percandian
Gambar 1.7 Lambang kesuburan, terdapat pada Candi Prambanan.
Bentuk plot mengekspresikan sulur-suluran dan bunga.
Sumber: Abdul Kadir, 1979
Di unduh dari : Bukupaket.com
Antropologi SMA Kelas XII
14
Gambar 1.8 Motif tumbuh-tumbuhan sebagai lambang kesuburan terdapat
di Candi Kalasan Jawa Tengah
Sumber: Abdul Kadir, 1979
b Motif hias kedaerahan
Gambar 1.9 Kiri menurun: motif hias Pekalongan, Cirebon, Yogyakarta, Jepara.
Kanan menurun: motif hias Majapahit, Pajajaran, Bali, Surakarta
Sumber: Abdul Kadir, 1979
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bab 1 – Keberagaman dan Perkembangan Seni di Indonesia
15
2. Perkembangan Seni Sastra