terjadi apabila anggaran pendapatan daerah diperkirakan lebih kecil dari anggaran Belanja Daerah. Surplus dalam APBD digunakan untuk
pembayaran pokok utang, penyertaan modal investasi daerah, pemberian pinjaman kepada pemerintah pusatdaerah, transfer ke Dana Cadangan dan
Sisa Lebih Tahun Anggaran Berjalan yang disebut Pengeluaran Pembiayaan. Defisit dalam APBD ditetapkan pembiayaan untuk menutup
defisit tersebut yang diantaranya bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Lalu, penggunaan Dana Cadangan, penerimaan pinjaman, hasil
penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan penerimaan kembali pemberian pinjaman atau penerimaan piutang.
Gambar 2.2: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Sumber: Permendagri No. 13 Tahun 2006
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Pendapatan Daerah
Pendapatan Asli Daerah
Pajak Daerah Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil Dana Alokasi Umum
Dana Aloksi Khusus
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Hibah Dana Darurat
Dana Bagi Hasil Pajak Dana Penyesuaian dan
Dana Otonomi Khusus Bantuan Keuangan
Belanja Daerah
Belanja Tidak Langsung
Belanja Pegawai Bunga
Subsidi Hibah
Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil
Bantuan Keuangan Belanja Tak Terduga
Belanja Langsung
Belanja Pegawai Belanja Barang dan
Jasa Belanja Modal
Pembiayaan Daerah
Penerimaan Pembiayaan
SILPA Pencairan dana
cadangan Hasil penjualan
kekayaan daerah yang dipisahkan
Pemerimaan pinjaman daerah
Penerimaan kembali pemberian pinjaman
Penerimaan piutang daerah
Pengeluaran Pembiayaan
Pembentukan dana cadangan
Penerimaan modal investasi pemerintah
daerah
Pembayaran pokok utang
Pemberian pinjaman daerah
3. Belanja Daerah
a. Pengertian Belanja Daerah
Belanja Daerah merupakan semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaaan bersih dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan. Belanja Daerah meliputi semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi
ekuitas dana lancar, dimana merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran. Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai
pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupatenkota yang tediri dari urusan wajib dan urusan pilihan
yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan PP No. 58 Tahun 2005.
Urusan wajib adalah urusan yang sangat mendasar yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar kepada masyarakat yang
wajib diselenggarakan oleh pemerintah daerah seperti, pelayanan dasar kepada masyarakat antara lain pelayanan bidang di bidang pendidikan,
kesehatan, dan pengadaan infrastruktur sarana prasarana daerah. Sementara itu, urusan pilihan adalah urusan pemerintah yang secara
nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai kondisi, kekhasan, dan potensi keunggulan daerah seperti, daerah
yang berada di kawasan pesisir pantai akan mengembangkan potensi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam bidang perikanan dan kelautan Bawono dan Novelsyah, 2012:19
b. Kategori Belanja Daerah
Berdasarkan penjelasan Pasal 70 Ayat 3 UU No. 33 Tahun 2004 dalam Bawono dan Novelsyah 2012: 20-22, kategori belanja daerah adalah
sebagai berikut: 1
Belanja Daerah menurut organisasi Perincian Belanja Daerah menurut organisasi disesuaikan dengan
susunan perangkat daerah, lembaga teknis daerah, dan struktur organisasi pemerintah daerah. Organisasi pemerintah daerah
diantaranya: DPRD, Kepala dan Wakil Kepala Daerah, Sekretariat Dewan, Sekretariat Daerah, Badan, Dinas, Kantor, Kecamatan,
Lembaga Teknis, dan Kelurahan 2
Belanja Daerah menurut fungsi Perincian
Belanja Daerah
menurut fungsi
merupakan pengklasifikasian Belanja Daerah sesuai kewenangan daerah untuk
menjalankan fungsi-fungsi utama pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Fungsi tersebut
meliputi: layanan umum, ketertiban dan keamanan, ekonomi, lingkungan hidup, perumahan dan fasilitas umum, kesehatan,
pariwisata, budaya, agama, pendidikan, dan perlindungan sosial. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 Belanja Daerah menurut jenis belanja meliputi:
a Belanja Pegawai, merupakan belanja kompensasi dalam bentuk
gaji dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada pegawai negeri sipil, pimpinan anggota DPRD, kepada
daerah dan wakil kepala daerah yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Contoh: gaji dan tunjangan,
honorarium, lembur, uang representasi, dan sejenisnya. b
Belanja Barang dan Jasa, merupakan belanja yang digunakan untuk pengeluaran pembelian atau pengadaan barang yang nilai
manfaatnya kurang dari 12 dua belas bulan danatau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan
pemerintah daerah. Contoh: bahanmaterial, jasa kantor, premi asuransi, perawatan kendaraan bermotor, cetakpenggandaan,
sewa rumahgedunggudangparkir, sewa sarana mobilitas, sewa alat berat, sewa perlengkapan dan peralatan kantor, makanan
dan minuman, pakaian dinas dan atributnya, pakaian kerja, pakaian khusus, dan hari-hari tertentu, perjalanan dinas, serta
perjalanan dinas pindah tugas dan pemulangan pegawai. c
Belanja Modal, merupakan belanja yang digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian atau
pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 dua belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk
tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, serta aset tetap lainnya.
d Bunga, merupakan pembayaran bunga atas cicilan atau angsuran
pokok pinjaman utang. Contoh: bunga utang kepada pemerintah pusat, bunga utang kepada pemerintah daerah, dan
bunga utang kepada bank atau lembaga keuangan. e
Subsidi, merupakan
belanja yang
digunakan untuk
menganggarkan bantuan biaya produksi kepada perusahaan atau lembaga tertentu agar harga jual produksijasa yang dihasilkan
dapat terjangkau oleh masyarakat banyak. f
Hibah, merupakan
belanja yang
digunakan untuk
menganggarkan pemberian hibah dalam bentuk uang, barang danatau jasa kepada pemerintah atau pemerintah daerah
lainnya, dan kelompok masyarakat atau perorangan yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya. Belanja hibah
merupakan bantuan yang tidak bersifat mengikat atau tidak secara terus menerus dan harus digunakan sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam naskah perjanjian hibah daerah.
g Bantuan Sosial, merupakan belanja yang digunakan untuk
menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk uang danatau barang kepada masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Bantuan kepada partai politik merupakan salah satu contoh dari bantuan sosial.
h Belanja Bagi Hasil, merupakan belanja yang digunakan untuk
menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan provinsi kepada kabupatenkota atau pendapatan
kabupatenkota kepada pemerintah desa atau pendapatan pemerintah daerah tertentu kepada pemerintah daerah lainnya
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. i
Belanja Bantuan Keuangan, merupakan belanja yang digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan yang bersifat umum
atau khusus dari provinsi kepada kabupatenkota, pemerintah desa, dan kepada pemerintah daerah lainnya atau dari
pemerintah kabupatenkota kepada pemerintah desa dan pemerintah daerah lainnya dalam rangka pemerataan danatau
peningkatan kemampuan keuangan. Contoh: belanja bantuan keuangan, yaitu Alokasi Dana Desa ADD. Alokasi Dana Desa
merupakan dana dari APBD yang dialokasikan ke desa sebagai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bantuan dari pemerimtah kabupatenkota kepada pemerintah desa.
j Belanja Tidak Terduga, merupakan belanja untuk kegiatan yang
sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang, seperti halnya penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang
tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang
telah ditutup. c.
Kelompok Belanja Kelompok belanja jika dikaitkan dengan program dan kegiatannya,
diklasifikasikan menjadi dua jenis, terdiri atas: 1
Belanja Langsung, merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja
Langsung meliputi: Belanja Pegawai upah dan honorarium, Belanja BarangJasa, dan Belanja Modal. Belanja tersebut
dilaksanakan untuk
menjalankan program
dan kegiatan
pemerintahan daerah dianggarkan pada belanja SKPD berkenaan. 2
Belanja Tidak Langsung, merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dalam pelaksanaan program dan
kegiatan. Belanja Tidak Langsung meliputi: Belanja Pegawai gaji dan tunjangan, uang representasi, Belanja Bunga, Belanja Subsidi,