potensi daerah yang dimilikinya sendiri baik secara intensifikasi dan ekstensifikasi.
2 Pendapatan Asli Daerah memiliki nilai maksimum sebesar
Rp752.582.581.776,00. Hasil penelitian menunjukkan Pendapatan Asli Daerah tertinggi kota Balikpapan adalah pada tahun 2014.
Tingginya PAD Kota Balikpapan pada tahun 2014 menunjukkan bahwa kota Balikpapan memiliki kemandirian otonomi daerah yang
lebih besar dalam membiayai pembangunan daerahnya sendiri. 3
Pendapatan Asli Daerah memiliki nilai rata-rata mean selama 6 enam tahun sebesar Rp417.317.801.696,70.
4 Pendapatan Asli Daerah memiliki standar deviasi sebesar
Rp220.837.036.701,75lebih kecil dari mean Rp417.317.801.696,70 menunjukkan bahwa distribusi data cenderung normal.
b. Dana Perimbangan
1 Dana
Perimbangan memiliki
nilai minimum
sebesar Rp844.535.994.856.
Hasil penelitian
menunjukkan Dana
Perimbangan terendah pada tahun 2010 yang menunjukkan bahwa Kota Balikpapan yang memiliki wilayah daerah tidak terlalu luas
bisa mandiri dalam membiayai pelaksanaan otonomi daerah. 2
Dana Perimbangan
memiliki nilai
maksimum sebesar
Rp1.339.024.155.296. Hasil penelitian menunjukkan Dana PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perimbangan tertinggi Kota Balikpapan adalah pada tahun 2012. Hal ini menunjukkan bahwa kota Balikpapan masih bergantung
pada dana dari Pemerintah Pusat 3
Dana Perimbangan memiliki nilai rata-rata mean selama 6 enam tahun sebesar Rp1.180.605.024.837,83.
4 Dana
Perimbangan memiliki
standar deviasi
sebesar Rp184.481.601.087,96
lebih kecil
dari mean
Rp1.180.605.024.837.83 menunjukkan bahwa distribusi data cenderung normal.
c. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
1 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah memiliki nilai minimum
sebesar Rp254.947.162.70. Hasil penelitian menunjukkan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah terendah pada tahun 2010 yang
menunjukkan bahwa Kota Balikpapan memiliki pendapatan selain dari PAD dan Dana Perimbangan yang cukup besar untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintah di daerah. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah harus lebih mengoptimalkan
potensi daerahnya karena pendapatan yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah lebih kecil daripada Lain-lain Pendapatan Daerah Yang
Sah pada tahun 2010. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah memiliki nilai maksimum
sebesar Rp669.955.801.300. Hasil penelitian menunjukkan Lain- lain Pendapatan Daerah Yang Sah tertinggi kota Balikpapan adalah
pada tahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa kota Balikpapan cukup bisa membiayai belanja daerahnya sendiri dan tidak
tergantung pada pembiayaan pusat pada tahun 2013. 3
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah memiliki nilai rata-rata mean selama 6 enam tahun sebesar Rp464.332.069.610,83.
4 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah memiliki standar deviasi
sebesar Rp137.406.897.554,29
lebih kecil
dari mean
Rp464.332.069.610,83 menunjukkan bahwa distribusi data cenderung normal.
d. Belanja Daerah
1 Belanja
Daerah memiliki
nilai minimum
sebesar Rp1.377.337.385.051,00. Hasil penelitian menunjukkan Belanja
Daerah terendah pada tahun 2010 yang menunjukkan bahwa kota Balikpapan dengan luas wilayah yang kecil dan jumlah
penduduknya yang sedikit dapat membiayai belanja daerahnya dengan dana sebesar Rp1.377.337.385.051,00.
2 Belanja
Daerah memiliki
nilai maksimum
sebesar Rp2.897.353.662.621,00. Hasil penelitian menunjukkan Belanja
Daerah tertinggi kota Balikpapan adalah pada tahun 2015. Hal ini menunjukkan bahwa kota Balikpapan mengalokasikan sebagian
besar dananya untuk kegiatan pembangunan daerahnya. 3
Belanja Daerah memiliki nilai rata-rata mean selama 6 enam tahun sebesar Rp2.065.733.966.583,54.
4 Belanja
Daerah memiliki
standar deviasi
sebesar Rp620.439.944.431,47
lebih kecil
dari mean
Rp2.065.733.966.583,54menunjukkan bahwa
distribusi data
cenderung normal.
2. Pengujian Data
Pengujian data dilakukan dengan uji asumsi klasik. Pengujian regresi linier berganda dapat dilakukan setelah model dari penelitian ini memenuhi
syarat-syarat yaitu lolos dari asumsi klasik yang terdiri dari:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan variabel dependen, keduanya
mempunyai distribusi yang normal atau tidak. Pengujian dilakukan dengan analisis grafik scatterplot yaitu dengan melihat normal
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dengan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus