Polimer Polivinil Pirolidon PVP

31 menyebabkan hydrocolloid matrix secara cepat menjadi lebih lembut dan bermassa spongy pada daerah luka. Gel yang terbentuk bersifat kohesif, sehingga sediaan akan tetap utuh. Pada tahap awal, balutan akan menahan uap air untuk keluar dari luka, tetapi lama kelamaan hydrocolloid matrix akan lebih permeabel dan luka akan secara bertahap menjadi lebih kering Bryant and Nix, 2016; Woodford, 2008. Hydrocolloid patch banyak digunakan sebagai manajemen pengobatan pressure ulcer yang sudah mencapai kategori atau stage II dan III, di mana pada pada stage II kulit terluar dari luka melepuh sebagian, dan pada stage III, di mana kulit pada luka sudah melepuh semua bagian, dan terlihat bagian lemaknya Fletcher et al., 2011. Pelepasan obat dari suatu formulasi yang mengandung polimer, dapat melalui satu atau beberapa proses, yaitu a hidrasi polimer oleh cairan eksudat, dengan adanya kontak antara sediaan yang kering dengan eksudat yang berpenetrasi ke dalam polimer dan b pengembangan dan pembentukkan gel, di mana gel akan bertindak sebagai barrier pada saat obat berdifusi, c difusi obat melalui gel yang mengembang tersebut, dilakukan oleh aktivitas hidrolitik dari enzim yang terdapat di eksudat luka dan d erosi akhir dari polimer gel Boateng et al., 2008. Hydrocolloid patch bekerja dengan menciptakan lingkungan yang optimal untuk penyembuhan luka. Hydrocolloid patch menciptakan lingkungan luka yang lembab, dan dapat mendorong terjadiya angiogenesis, dan meningkatkan fibroblas, menstimulasi produksi jaringan granulasi dan sintesis kolagen. Selain itu, hydrocolloid patch juga membantu rehidrasi jaringan yang nekrosis. Hydrocolloid patch yang tahan terhadap air dan bersifat adhesive dapat menjadi barrier bagi virus dan bakteri, sehingga balutan tetap utuh dan tidak cacat, dan melindungi dari kerusakan yang lebih parah Fletcher et al., 2011. Ukuran yang tepat untuk balutan hydrocolloid patch harus dapat membentang utuh sampai menutupi periwound atau bagian sekitar luka yang masih dalam keadaan baik Bryant and Nix, 2016. Hydrocolloid patch dapat diaplikasikan pada daerah luka hingga 7 hari Nazzarko, 2002.

2.6. Polimer Polivinil Pirolidon PVP

Administrasi dari sebuah pengobatan topikal untuk luka, merupakan hal yang penting dalam sejarah pengobatan. Penggunaan polimer merupakan suatu hal yang menarik, di samping zat aktifnya, karena berfungsi untuk melindungi area yang terinfeksi atau area yang mengalami luka, seperti luka trauma, diabetik, maupun luka statis vena. Selain itu, berfungsi untuk mengaktivasi proliferasi sel, dan menstimulasi proses penyembuhan Valenta and Auner, 2004. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 Polimer yang digunakan harus biokompatibel dan kompatibel secara kimia dengan obat dan komponen lainnya. Polimer dapat digunakan sebagai matriks dalam sebuah patch dan wound dressing dan digunakan sebagai skin adhesives pada sistem penghantaran transdermal Valenta and Auner, 2004. Polimer dapat digunakan dalam sistem penghantaran transdermal dan dermal, di mana pada penelitian ini bagian yang dibuat adalah matrix, di mana pemilihan polimer perlu diperhatikan terutama untuk membuat sediaan bekerja efektif. Tantangan yang ada adalah desain dari matriks polimer, dengan optimasi dari penambahan obat, tidak hanya dilihat dari pelepasan obatnya tetapi juga sifat adhesi dan kohesinya, sifat fisika kimia, dan kompatibilitas dan stabilitas dari komponen lainnya dengam kulit. Monolithic solid-state sering digunakan dalam sistem pasif transdermal. Contoh polimernya adalah PVP-EC, HPMC, organogels, matriks asam akrilat Kandavilli, Nair and Panchagnula, 2002. Polivinil pirolidon PVP merupakan polimer larut air yang memiliki berat molekul dengan range 40.000 sampai dengan 360.000. PVP disintesis dengan polimerisasi vinilpirolidon dalam air atau isopropanol Kadajji and Betageri, 2011. Berikut adalah struktur PVP: Gambar 3. Struktur Molekul PVP Kadajji and Betageri, 2011. PVP memiliki struktur molekul C6H9On, yang berbentuk padatan serbuk berwarna putih pucat International CHEMTREC, 2015. PVP memiliki gugus karbonil pada setiap monomernya, dan berulang pada keseluruhan polimernya. Gugus karbonil ini nantinya akan berikatan secara ikatan hidrogen dengan gugus O-H dan N-H pada piroksikam sehingga dapat meningkatkan kelarutannya Wu et al., 2008. Kebanyakan dari zat aktif adalah senyawa dengan kelarutan yang kecil, termasuk piroksikam, di mana menyebabkan bioavailabilitasnya rendah. Cara yang mudah untuk meningkatkan disolusinya adalah dengan menambahkan agen solubilitas seperti PVP Kadajji and Betageri, 2011. PVP merupakan polimer hidrofilik, atau polimer water souble, yang merupakan komponen pembentuk hidrogel, di mana hidrogel ini dapat menyerap air lebih dari 30 bobotnya. Hidrogel yang terbentuk, dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 digunakan sebagai matriks pembawa dalam sediaan yang kering, dan akan mengembang selama terjadinya pelepasan obat, sehingga PVP dapat digunakan sebagai polimer pembentuk matriks untuk obat hidrofobik. Suatu sistem matriks dengan pelepasan obat yang terkontrol, obat akan tersuspensi, dan terperangkap dalam suatu membran polimer. Obat dan polimer membentuk suatu microcapsule atau hollow fibre, sehingga obat yang lepas dikontrol oleh sifat masing-masing microcapsule atau hollow fibre. Pelepasan obat juga tergantung dari laju pengembangan polimer matriks, seperti pada Gambar 4 dan 5 Hincal and Kas, 1998. PVP memiliki massa molekul 111,14 gmol, titik didih 90 o C, dan titik leleh 13,9 o C. PVP mudah larut dalam air, etanol dan kloroform International CHEMTREC, 2015. PVP adalah salah satu dari sekian banyak bahan tambahan dalam bidang kefarmasian yang dapat digunakan secara luas Buhler, 2005. Menurut Rowe et al. 2009 fungsi PVP sebagai pembawa obat berada pada range konsentrasi 10-25 dari seluruh bobot sediaan. Semua kelas dari PVP dapat digunakan sebagai polimer hidrofilik untuk menstabilkan suspensi yang terbentuk. Fungsi yang paling penting dan utama polimer dalam suspensi adalah sebagai pelindung koloid, di mana akan menghidrofil partikel solid yang tunggal dan memisahkannya secara sterik. Selain itu, PVP mencegah kristalisasi zat aktif sehingga dapat meningkatkan kelarutannya Kadajji and Betageri, 2011. PVP K-30 digunakan karena memiliki fungsi secara khusus sebagai film-forming agent dibanding PVP K- 15, PVP K-60, maupun PVP K-90 GreenCo Group, 2011.

2.7. Polimer Hidroksipropil Metilselulosa HPMC