30 Bentuk alginates adalah absorben yang baik, di mana penggunaannya
dengan meletakkan alginate pada luka, yaitu pada luka yang berlubang. Balutan ini akan menciptakan kondisi hemostatis, dan atraumatik dalam
perubahannya. Dalam penggunaannya, jika diperlukan penggantian atau pengobatan telah selesai, maka sangat penting untuk memastikan bahwa
semua alginate telah dimabil dari lubang luka, karena jika tidak, dapat menyebabkan timbulnya luka atau infeksi baru. Balutan ini mungkin dapat
bersifat bakteriostatik, dan secara aman dapat digunakan pada ulkus kaki yang terinfeksi.
Bentuk lain adalah iodine preparations yang biasanya digunakan sebagai antiseptik dan diaplikasikan pada luka infeksi lokal, yang dikombinasi
dengan antibiotik sistemik. Balutan ini tersedia dalam 2 preparasi yaitu cadexomer-iodine dan povidone-iodine, di mana iodine bersifat barkerisidal.
Balutan iodine merupakan absorben yang baik, dan berfungsi dalam mencegah baretan pada kulit yang lukanya mengeluarkan eksudat. Bentuk
silver-impregnated dressings digunakan untuk penggunaan topikal, yang bersifat antimikroba, yang sistem penghantarannya dengan silver nitrate atau
silver sulfadiazine. Silver nitrate memiliki efek sitotoksik pada sel host, balutan sering digunakan untuk perawatan jaringan yang mengalami
hipergranulasi, namun aplikasinya dapat membuat tidak nyaman. Silver sulfadiazine juga memiliki aksi antimikroba, banyak digunakan pada luka
bakar kronis Hilton et al., 2004.
2.5. Sediaan Hydrocolloid Wound Dressing
Sediaan yang dapat digunakan untuk luka sangat banyak ditemui, namun, setiap luka memiliki karakteristiknya tersendiri, sehingga dibutuhkan
sediaan yang sesuai untuk menyembuhkan luka. Patch merupakan sebuah sistem penghantaran yang memiliki backing adhesive, elastomer, dan gelling
agents yang biasanya diaplikasikan pada bagian luar tubuh. Komposisi patch, secara pasif berdifusi atau secara aktif melakukan transport dari bagian patch
ke bagian tubuh tempat aplikasi sediaan tersebut. Patch sering disebut juga extended release filmsystem dan dapat digunakan sebagai wound dressing
Food and Drug Administration, 2009.
Hydrocolloid patch merupakan sediaan dengan formula yang mengandung elastomer, adhesive, dan gelling agents. Sediaan atau balutan
hydrocolloid patch bersifat tahan air, dan mampu membuat nyaman pemakainya, dan fleksibel. Hydrocolloid patch bertujuan agar cairan luka
eksudat dapat dijerat dan diserap, dan nantinya hydrocolloid matrix akan membentuk massa viskos, gel koloidal pada lapisan luka, di mana akan
meningkatkan kelembaban pada daerah luka, mekanisme tersebut yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31 menyebabkan hydrocolloid matrix secara cepat menjadi lebih lembut dan
bermassa spongy pada daerah luka. Gel yang terbentuk bersifat kohesif, sehingga sediaan akan tetap utuh. Pada tahap awal, balutan akan menahan uap
air untuk keluar dari luka, tetapi lama kelamaan hydrocolloid matrix akan lebih permeabel dan luka akan secara bertahap menjadi lebih kering Bryant
and Nix, 2016; Woodford, 2008. Hydrocolloid patch banyak digunakan sebagai manajemen pengobatan pressure ulcer yang sudah mencapai kategori
atau stage II dan III, di mana pada pada stage II kulit terluar dari luka melepuh sebagian, dan pada stage III, di mana kulit pada luka sudah melepuh semua
bagian, dan terlihat bagian lemaknya Fletcher et al., 2011.
Pelepasan obat dari suatu formulasi yang mengandung polimer, dapat melalui satu atau beberapa proses, yaitu a hidrasi polimer oleh cairan
eksudat, dengan adanya kontak antara sediaan yang kering dengan eksudat yang berpenetrasi ke dalam polimer dan b pengembangan dan
pembentukkan gel, di mana gel akan bertindak sebagai barrier pada saat obat berdifusi, c difusi obat melalui gel yang mengembang tersebut, dilakukan
oleh aktivitas hidrolitik dari enzim yang terdapat di eksudat luka dan d erosi akhir dari polimer gel Boateng et al., 2008.
Hydrocolloid patch bekerja dengan menciptakan lingkungan yang optimal untuk penyembuhan luka. Hydrocolloid patch menciptakan
lingkungan luka yang lembab, dan dapat mendorong terjadiya angiogenesis, dan meningkatkan fibroblas, menstimulasi produksi jaringan granulasi dan
sintesis kolagen. Selain itu, hydrocolloid patch juga membantu rehidrasi jaringan yang nekrosis. Hydrocolloid patch yang tahan terhadap air dan
bersifat adhesive dapat menjadi barrier bagi virus dan bakteri, sehingga balutan tetap utuh dan tidak cacat, dan melindungi dari kerusakan yang lebih
parah Fletcher et al., 2011. Ukuran yang tepat untuk balutan hydrocolloid patch harus dapat membentang utuh sampai menutupi periwound atau bagian
sekitar luka yang masih dalam keadaan baik Bryant and Nix, 2016. Hydrocolloid patch dapat diaplikasikan pada daerah luka hingga 7 hari
Nazzarko, 2002.
2.6. Polimer Polivinil Pirolidon PVP