41 penyimpanannya secara aseptis dekat nyala bunsen, kemudian
diletakkan di permukaan media agar. Tiap petri diberi label dan dibungkus plastic wrap, lalu diinkubasi terbalik dalam LAF selama 24
jam.
3.6.3. Uji Organoleptis
Dilakukan dengan mengamati dan meneliti warna, kejernihan dan kehalusan dari hydrocolloid matrix piroksikam yang telah dibuat
Shirsand et al. 2012. 3.6.4. Uji Keseragaman Bobot
Sebanyak 10 hydrocolloid matrix piroksikam berdiameter 1x1 cm dari masing-masing formula satu persatu ditimbang dan dihitung
rata-rata bobot sediaan British Pharmacopoeia, 1993. 3.6.5. Uji Ketebalan
Ketebalan hydrocolloid matrix piroksikam berdiameter 1 cm dihitung pada 5 titik berbeda keempat sudut dan bagian tengah
dengan jangka sorong, kemudian dihitung rata-ratanya El-Gendy et al. 2009.
3.6.6. Uji pH Larutan Sediaan
Setiap formula hydrocolloid matrix piroksikam berdiameter 1 cm direndam dalam 20 mL akuades pada suhu 36,5
o
C- 37,5
o
C selama 24 jam, kemudian pH larutan tersebut diukur dengan pH meter British
Pharmacopoeia, 1993.
3.6.7. Uji Persentase Moisture Content
Setiap hydrocolloid matrix piroksikam berdiameter 1 cm dikondisikan dalam sebuah desikator berisi silika selama 24 jam.
Setelah itu masing-masing hydrocolloid matrix ditimbang sampai didapatkan bobot yang tetap dan konstan Toshkani et al. 2013.
3.6.8. Uji Persentase Moisture Absorption
Setiap hydrocolloid matrix piroksikam berdiameter 1 cm yang sudah diuji moisture content-nya diletakkan dalam desikator berisi 100
mL larutan jenuh kalium klorida yang setara dengan 80-90 RH selama 24 jam. Sediaan kemudian diambil dan ditimbang kembali
Toshkani et al. 2013.
3.6.9. Uji Ketahanan Pelipatan Folding Endurance
Hydrocolloid matrix piroksikam berdiameter 1 cm dilipat secara berulang pada posisi yang sama hingga rusak. Jumlah
pengulangan pelipatan tanpa merusak sediaan merupakan nilai dari ketahanan pelipatan Shirsand et al. 2012.
3.6.10. Pembuatan Kurva Baku Piroksikam
42 Sebanyak 20 mg piroksikam ditimbang seksama, dimasukkan
ke dalam labu takar 100 mL dan dilarutkan dalam 15 mL metanol. Kemudian ditambah dengan PBS pH 6,4 untuk memperoleh
konsentrasi 200 µgmL. Dari larutan stok tersebut diambil 10 mL dan dipindahkan ke dalam labu takar 100 mL, lalu dilarutkan dengan
pelarut yang sama untuk memperoleh konsentrasi 20 µgmL. Dari larutan intermediet tersebut, diambil 1,0; 2,0; 3,0; 4,0; 5,0; 6,0; 7,0; 8,0;
dan 9,0 mL, dipindahkan ke dalam labu takar 10 mL dan dilarutkan dengan pelarut yang sama untuk memperoleh konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10,
12, 14, 16, 18 µgmL. Panjang gelombang maksimal ditentukan dari larutan intermediet konsentrasi 20 µgmL yang dibaca menggunakan
spektrofotometer UV pada rentang 200-400 nm. Kemudian seluruh larutan seri dianalisis pada panjang gelombang maksimal Garg et al.
2014.
3.6.11. Uji Keseragaman Kandungan Obat dalam Patch