42 Sebanyak 20 mg piroksikam ditimbang seksama, dimasukkan
ke dalam labu takar 100 mL dan dilarutkan dalam 15 mL metanol. Kemudian ditambah dengan PBS pH 6,4 untuk memperoleh
konsentrasi 200 µgmL. Dari larutan stok tersebut diambil 10 mL dan dipindahkan ke dalam labu takar 100 mL, lalu dilarutkan dengan
pelarut yang sama untuk memperoleh konsentrasi 20 µgmL. Dari larutan intermediet tersebut, diambil 1,0; 2,0; 3,0; 4,0; 5,0; 6,0; 7,0; 8,0;
dan 9,0 mL, dipindahkan ke dalam labu takar 10 mL dan dilarutkan dengan pelarut yang sama untuk memperoleh konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10,
12, 14, 16, 18 µgmL. Panjang gelombang maksimal ditentukan dari larutan intermediet konsentrasi 20 µgmL yang dibaca menggunakan
spektrofotometer UV pada rentang 200-400 nm. Kemudian seluruh larutan seri dianalisis pada panjang gelombang maksimal Garg et al.
2014.
3.6.11. Uji Keseragaman Kandungan Obat dalam Patch
Sebanyak 3 hydrocolloid matrix piroksikam berdiameter 1 cm dari masing-masing formula dilarutkan dalam 15 mL metanol dan 35
mL PBS pH 6,4. Kemudian absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang 230 nm menggunakan spektrofotometer UV. Blanko yang
digunakan sebagai pembanding adalah methanol Shirsand et al. 2012.
3.6.12. Uji Pelepasan Obat secara In Vitro
Uji pelepasan piroksikam dari sediaan dilakukan menggunakan Franz Diffusion Cell pada suhu 37 ± 1
o
C. Sebanyak 15 mL metanol dan 15 mL PBS pH 6,4 dimasukkan pada sel difusi sebagai kompartemen
aseptor. Membran Millipore 0,45 mm sebelumnya direndam dalam larutan aseptor selama 1 jam, kemudian hydrocolloid berdiameter 1 cm
dipasang pada sel difusi. Pada tiap waktu tertentu kompartemen aseptor disampling dan diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 230 nm. Kadar obat ditentukan dengan plot kurva baku piroksikam. Nilai dissolution efficiency dihitung sampai waktu
ke-360 menit DE
360
Pudyastuti, Nugroho dan Martono, 2014. 3.6.13. Uji Stabilitas Hydrocolloid Matrix Piroksikam
Setiap formula hydrocolloid matrix piroksikam berdiameter 1 cm disimpan dalam paparan suhu 37°C dan 45°C selama 4 minggu.
Analisis fisik dan analisis kandungan obat pada hydrocolloid matrix dilakukan setiap akhir minggu. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali
Amjad et al. 2011.
3.6.14. Uji Iritasi Kulit
Uji iritasi kulit dilakukan dengan menggunakan 3 kelinci albino dengan bobot 1,8
–2,2 kilogram. Hydrocolloid matrix yang tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43 mengandung obat adalah yang digunakan dalam uji iritasi kulit.
Larutan etil asetat diaplikasikan pada permukaan dorsal kiri pada tikus, di mana sediaan yang akan diuji diletakkan di permukaan kanan dorsal.
Sediaan dilepas setelah 24 jam dengan bantuan alkohol. Kemudian kulit diperiksa apakah terdapat eritemaedema Shirsand et al., 2012.
3.6.15. Uji Aktivitas Hydrocolloid Matrix Piroksikam